20. Fobia

726 61 8
                                    

20. Fobia

Happy Reading
Vote ya

Malam itu,  Jay terlelap dalam tidurnya yang gelisah. Dalam mimpinya, ia melihat dirinya bersama Kia di kehidupan yang terasa begitu nyata, seolah mereka telah bersama selama beberapa tahun. Mereka berdua tertawa dan berbicara tentang rencana masa depan, merasakan kebahagiaan yang tulus.

Namun, suasana tiba-tiba berubah ketika langit mendung dan hujan turun dengan deras. Sunghoon muncul di hadapan mereka dengan tatapan tajam dan senyum yang dingin. Dalam sekejap, Sunghoon menyerang, membunuh Jay di hadapan Kia. Jeritan Kia menggema di telinga Jay saat dunia mimpi itu memudar menjadi kegelapan.

Jay terbangun dengan nafas tersengal dan keringat dingin mengalir di dahinya. Ia merasakan air mata mengalir di pipinya, masih merasakan kesedihan dan ketakutan dari mimpinya. Jay duduk di tepi ranjang, mencoba memahami makna dari mimpi tersebut.

"Apa yang sebenarnya terjadi?" Jay bergumam pada dirinya sendiri. "Kenapa gue bermimpi seperti itu?,".

Penasaran dan gelisah, Jay memutuskan untuk mencari tahu lebih dalam tentang mimpinya. Ia tidak bisa mengabaikan perasaan kuat yang ditinggalkan oleh mimpi itu, seolah ada sesuatu yang penting dan mendesak yang harus ia pahami.

***

Kia terbangun dengan rasa sakit yang menusuk di tubuhnya. Ketika matanya perlahan terbuka, ia kaget melihat dirinya terbaring di sebelah Sunghoon. Jantungnya berdebar kencang, dan ia langsung bangkit dari tempat tidur. Rasa sakit di bagian bawah tubuhnya membuatnya mengerang, dan ia menyadari ada bekas pukulan di wajahnya saat melihat pantulan dirinya di cermin kamar.

"Apa yang terjadi semalam?," Kia bergumam, bingung dan ketakutan. Ia mencoba mengingat apa yang terjadi, namun ingatannya terasa kabur dan terputus-putus. Fragmen-fragmen ingatan samar-samar muncul di benaknya: suara keras, rasa takut, dan wajah Sunghoon yang marah.

Kia memandang Sunghoon yang masih tertidur lelap. Ketidaknyamanan dan rasa sakit yang dirasakannya membuatnya merasa terjebak dalam ketidakpastian. "Awsss...Kenapa aku tidak bisa mengingat apa yang sebenarnya terjadi?," pikirnya, merasa cemas dan bingung disertai kepalanya yang sakit.

Ia mengambil napas dalam-dalam, mencoba menenangkan dirinya sendiri. Kia tahu bahwa ia harus mencari tahu apa yang terjadi semalam dan bagaimana ia bisa berada dalam kondisi seperti ini. Dengan hati-hati, Kia hendak meninggalkan kamar, berharap bisa menemukan petunjuk yang akan membantunya memahami kejadian semalam.

Kia berusaha mengingat dan ingatan terakhirnya ketika Sunghoon memaksanya untuk berbaring. Namun, berkat itu Kia dapat menduga apa yang dilakukan Sunghoon semalam.

"Sial! Aku kalah lagi," ucap Kia membatin sedih.

Saat Kia hendak keluar dari kamar, Sunghoon terbangun. Dalam sekejap, ia bergerak cepat dan memeluk Kia dari belakang. Kia merasa tubuhnya kaku mendengar napas Sunghoon di dekat telinganya.

"Jangan pergi, Kia," bisik Sunghoon dengan suara yang serak. "Lo harus nerima gue kali ini. Hubungan kita bukan seperti yang lo kira. Kita bukan saudara kandung,".

Deg

Kia sudah tahu kebenaran itu, namun jantungnya tetap berdegup kencang karena tak menyangka akan kebohongan Sunghoon selama ini. Kata-kata Sunghoon menambah kebingungan dan ketakutan yang sudah ia rasakan. "Apa maksudmu, Kak Sunghoon?," tanyanya dengan suara gemetar mencoba untuk berbohong dan berpura-pura terkejut.

Sunghoon memeluknya lebih erat, seolah tidak ingin membiarkan Kia pergi. "Gue mencintai lo, Kia. Gue gak akan membiarkan lo menjauh. Selama ini, kita hidup dalam kebohongan. Kita bukan saudara kandung. Lalu, mereka bukan orang tua kita. Mereka hanya orang sewaan untuk berperan menjadi orang tua dan mengelabui lo, Kia. Lo tau kan kalau vampir telah hidup ribuan tahun dan ibu gue telah meninggal karena dia hanya manusia,".

KISS ME Ft. Sunghoon ENHYPEN [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang