23. Asing

452 39 2
                                    

23. Asing

Happy Reading
Vote yaa

Di sebuah ruang kelas yang penuh dengan kebisingan dari siswa-siswa yang sedang mengerjakan tugas, Kia, Rissa, dan Heeseung duduk bersama di meja yang telah dipenuhi dengan buku dan kertas-kertas. Heeseung tampak fokus pada tugasnya, sementara Kia sesekali mencuri pandang ke arah Rissa yang sedang bercanda dengan Heeseung.

Kia sudah menerima kenyataan bahwa Heeseung adalah seorang vampir, dan meskipun itu awalnya membuatnya khawatir, sekarang dia tidak merasa takut lagi. Dia lebih fokus pada tugas yang ada di hadapannya dan meresapi kenyamanan yang dia rasakan saat berada di dekat Heeseung.

Tiba-tiba, ada ketukan lembut di pintu kelas. Semua orang menoleh, dan Jay berdiri di sana dengan ekspresi serius. Matanya langsung mencari Kia.

"Hey, Kia, lo bisa keluar sebentar?," ucap Jay yang bertanya dengan nada yang sedikit canggung.

Rissa, yang tidak mengetahui bahwa hubungan Kia dan Jay sudah berakhir, segera menyeringai dan menimpali, "Wah, Jay! Kamu mau bawa Kia kemana? Ada urusan khusus ya? Cie cie," ujar Rissa dengan nada menggoda pada Jay yang tersenyum canggung saja.

Dengan senyum yang dipaksakan, Jay menjawab, "Ya, ada hal penting yang harus kami bicarakan. Kia, ayo," ajak Jay pada Kia untuk segera keluar kelas bersamanya.

Kia berdiri dari mejanya dan mengangguk. Sambil menghela napas, dia mengikuti Jay keluar dari kelas.

"Ada apa, Jay? Kenapa memanggilku?," tanya Kia pada Jay saat sudah keluar kelas.

"Bu Dela menyuruh kita ke ruang guru. Katanya ada sesuatu yang harus dibicarakan," jawab Jay dengan cuek tanpa melihat Kia yang ada di hadapannya.

"Oh oke deh. Ayo," ajak Kia membuat Jay segera melangkah duluan dengan raut tak terbaca tampak ingin menjauhi Kia. Kia pun sadar akan hal itu namun dia memilih diam.

Saat mereka berjalan menuju ruang guru, suasana terasa canggung. Kia bisa merasakan perubahannya, bagaimana Jay yang dulunya dekat dan akrab, sekarang terasa seperti seseorang yang baru. Jay kini terasa asing baginya karena perubahan sikap Jay juga akibat keputusan Kia. Namun, ini yang terbaik agar Jay selamat dari kematian.

Di sepanjang koridor, Jay melangkah dengan langkah yang cepat, dan Kia mengikuti di belakangnya, mencoba untuk tidak membiarkan pikirannya mengembara terlalu jauh.

Lalu, Jay membuka pintu ruang guru dan memberi isyarat agar Kia masuk duluan.

Kia menghela napas lagi, merasa perasaannya campur aduk. Jay, yang dulunya begitu dekat dengannya, kini terasa sangat asing. Namun, dia tahu bahwa dia harus menghadapi pertemuan ini dengan kepala tegak.

Saat pintu tertutup di belakang mereka, Jay berbalik dan menatap Kia dengan serius. "Ayo duduk. Kenapa lo natap gue terus?," katanya membuat Kia berdehem dan langsung duduk di sofa.

***

Sesampainya di ruang guru, Kia dan Jay disambut oleh Dela, guru yang mengajar di sekolah mereka. Dengan senyuman yang penuh semangat, Dela memberitahukan mereka bahwa mereka akan mewakili sekolah dalam lomba debat yang akan datang.

"Kia, Jay, selamat! Kalian terpilih untuk mewakili sekolah kita dalam lomba debat tahun ini. Ini kesempatan bagus untuk kalian menunjukkan kemampuan berpikir kritis dan berbicara di depan umum. Kalian akan berlatih bersama untuk mempersiapkan diri," ujar Dela dengan antusias.

"Wah. Saya senang, Bu," ucap Kia merasa bersemangat dan siap menghadapi tantangan baru ini. Meskipun suasana di sekitar Jay terasa tegang, Kia merasa senang bisa bekerja sama dengan mantan pacarnya lagi. Dia berharap bahwa ini bisa menjadi kesempatan untuk memperbaiki hubungan mereka, meskipun hanya sebagai teman.

KISS ME Ft. Sunghoon ENHYPEN [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang