20 End

1.9K 172 26
                                    

Adel kembali di larikan kerumah sakit karena tiba-tiba drop. Setelah kembali dari puncak, adel terus saja mimisan yang membuat semua anggota keluarga panik.

Sekarang adel bahkan tidak sadarkan diri dengan mimisan yang baru saja berhenti.

"Dek, bangun dek! Jangan buat cemas cici" ujar shani saat adel sudah di larikan untuk masuk keruangan Gawat darurat.

Kedua orang tua adel sudah menangis didepan ruang itu, kesadaran adel yang tiba-tiba hilang membuat dokter dan perawat segera mungkin memberikannya penanganan darurat.

"Dokter anin, adel dok" Dokter anin mengangguk lalu mengelus tangan shani.

"Maaf shani, saya harus segera menangani adel sekarang" ujarnya lalu masuk kedalam ruangan.

Shani menangis dan terus berdoa untuk adel, Jinan sudah berada di perjalanan karena saat ini memang jinan sedang liburan di Bali setelah menikah.

"Del, bertahan del" shani tidak tau apa yang terjadi sekarang, dia hanya tau jika adeknya sedang berada di meja makan, mengatakan tidak nafsu makan lalu darah pun keluar.

Secepat itu prosesnya, dan shani tidak bisa memprosesnya dengan tenang sekarang.

Satu jam berlalu, tapi tidak ada tanda-tanda Dokter untuk keluar.

"Ci?" Shani menoleh, ada gracia di sana.

Shani kembali menangis di dalam pelukan gracia, shani tidak mengabari gracia sebenarnya tapi saat kejadian ini ponsel shani tertinggal di meja makan, bersamaan dengan gracia yang menelfon dan segera di angkat oleh pelayan.

Pelayan memberitahu jika adel mengalami mimisan parah yang membuat seluruh anggota keluarga membawa adel ke rumah sakit.

"Adel akan baik-baik saja" shani tidak tau akan percaya atau tidak, sekarang dia hanya ingin memeluk sahabatnya itu.

"Aku takut, gee! Aku takut adel ninggalin aku"

Gracia menggeleng sambil mengelus kepala shani dengan lembut, mencoba memberikan ketenangan disana.

"Kamu harus kuat, segala apa yang di takdirkan sudah tercatat rapi, kamu harus kuat demi mama dan papa" shani terdiam masih berada di dalam pelukan gracia, gracia juga takut tapi dia harus menjadi sahabat yang baik untuk shani sekarang.

'Del, ayo cepat sadar! Apa kamu tidak kasian dengan cici kamu'

Hingga saat shani udah tenang, zee dan flora datang bersamaan. Mereka tampak khawatir, tapi mereka mulai tenang saat Dokter keluar dan mengatakan jika adel sudah sadar dan akan di pindahkan ke ruang inap.

"Pasien sudah sadar, suster akan memindahkan pasien keruangan inap" ujar dokter tersebut.

"Terimakasih dok" ujar nyonya dan tuan Natio.

"Tapi saya harus mengatakannya, kecil kemungkinan adel akan kembali seperti biasanya" semua orang saling berpandangan tidak mengerti "keadaan pasien sudah sangat parah, Leukimia pasien sudah mencapai stadium akhir yang membuat timbulnya komplikasi penyakit lain, dan jika pun pasien bisa bertahan tolong jangan terkejut apa bila pasien tidak dapat merasakan beberapa organ tubuhnya"

Flora terkejut mendengarnya, flora tiba-tiba teringat saat adel tiba-tiba jatuh dan tidak bisa menggerakkan kakinya sendiri.

"Dokter, apakah ada cara untuk_"

Dokter menggeleng dengan cepat "sudah sangat terlambat nyonya, pasien mungkin sudah tau sejak awal sehingga menghentikan Kemo saat di Singapura, kita hanya bisa berdoa sekarang" jelas dokter tersebut lalu menatap kearah Dokter anin yang memang ikut berdiri disana "hanya itu yang bisa saya katakan sekarang, saya permisi"

HUG ME "Jiwaru Days" ✅️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang