Adel baru turun setelah jinan telah selesai sarapan, bukan jinan yang kecepatan, tapi adel yang terlambat untuk turun. Entah kenapa, akhir-akhir ini dia lebih sulit untuk bangun, rasanya dia ingin tidur terus.
"Lama banget lo", ujar flora yang membawa makanan kemeja.
Adel tersenyum lalu mengambil duduk di samping gracia dan fiony.
"Ngantuk flo" ujar adel sambil mengambil makanan ke atas piringnya "kak feni mana?" Tanyanya saat tidak mendapati feni di meja makan.
"Balik duluan, dia ada jadwal di luar negeri kan" jawab gracia yang membuat adel mengangguk mengerti.
Jinan terlihat mendekat kearah adel lalu memberikan piring kecil berisi obat kepada adel "Jangan lambat di minum" ujarnya yang diangguki oleh adel.
"Thanks ka" jinan mengangguk lalu berpamitan dengan shani yang duduk di ujung meja.
Sedangkan kedua orangtua mereka kini sudah berada di ruang keluarga, mereka sengaja memisahkan diri agar teman anak-anaknya bisa menghabiskan waktu tanpa merasa canggung dengan mereka.
"Ihh buah, mau dong" ujar freya kepada marsha yang sedang mengupas buah.
Adel pun menatap kearah buah, dia juga mau tapi mager motongnya.
"Nih!" Adel menatap kearah marsha yang duduk di depannya.
Adel meraih potongan buah yang di berikan oleh marsha "makasih maeng"
Semuanya makan dengan tenang, hari ini mereka tidak ada jadwal jadinya semua member yang menginap semalam memilih untuk menghabiskan pagi di halaman belakang rumah keluarga natio.
Kolam renang
Yah, sejak semalam mereka memang sudah membicarakan untuk berenang tapi karena udah malam jadinya di undur hingga pagi.
Adel tidak mau berenang, jadinya dia duduk dikursi saja dengan shani dan gracia yang sedang mengobrol.
"Semalam katanya kamu hampir jatuh yah dek?"
Adel menoleh kearah shani, dia mengangguk seakan membenarkan ucapan dari sang kakak.
Shani terlihat diam lalu kembali bersuara "Kenapa tidak bilang ke cici? Jangan coba-coba sembunyiin sesuatu dari cici yah!"
Adel tersenyum, dia dapat melihat tatapan khawatir di mata shani, gracia juga terlihat khawatir disana walaupun tidak mengatakan apapun.
"Tidak ada yang perlu di khawatir kan, ci! Adel hanya kecapean kemarin" adel tersenyum kearah shani yang saat ini masih menatapnya tidak percaya "Aku serius loh, jangan khawatir, okay cici"
Shani mengangguk lalu mendekat kearah adel, mengelus kepala adek bungsunya itu dengan lembut.
"Besok pesta ka jinan, jangan capek lagi! Nanti nggak bisa loh liat calonnya ka jinan ijab"
Adel tertawa lalu mengangguk "siap ci, besok adel akan menjadi orang yang paling semangat"
Shani mengangguk "cici masuk dulu"
Adel dapat melihat shani yang mulai menjauh darinya dan gracia, adel terus saja mengucapkan permintaan maaf di dalam hatinya karena sudah membohongi shani.
"Tidak mau nyusul del?" Tanya gracia yang membuat adel menoleh kearah seniornya itu.
Adel menatap bingung tapi tatapan gracia membuatnya mulai paham "ci shani mungkin sedang menangis di kamarnya, dia sangat khawatir sama kamu tau"
Adel mengangguk, mungkin apa yang dikatakan gracia benar. Tapi untuk saat ini, adel ingin memberikan ruang pada shani. Adel sedang tidak ingin menjelaskan lebih banyak, dia hanya ingin menikmati hari ini tanpa ada drama pertengkaran antara anak bungsu dan anak sulung.
KAMU SEDANG MEMBACA
HUG ME "Jiwaru Days" ✅️
FanfictionJika memiliki satu permintaan, mungkin dia akan memilih untuk tidak pernah berada ditempat ini. Tempat yang membuat mimpinya menjadi kabur, membuatnya harus melihat kedua saudaranya harus menangis, membuat sang mama yang tidak berhenti membujuknya d...