Hari ini adel begitu semangat, memang bukan pertama kalinya tapi rasanya dia sangat senang jika melihat keluarganya sedang berkumpul seperti ini.
Adel menuruni tangga lalu bergabung ke meja makan, disana sudah ada ayah, ibu dan ke dua saudaranya.
"Dek, hari ini kamu datang latihan?" Tanya shani yang di angguki semangat oleh adel.
"Iya ci, anak JMT juga katanya mau ngumpul, boleh yah?" Ujar adel yang membuat jinan menggeleng.
"Tidak dedel, hari ini setelah selesai latihan kamu langsung pulang bareng cici! Kakak tidak mau yah kamu kelelahan lagi" ujar jinan tegas sambil memakan makanannya.
Adel terlihat sedih tapi dengan cepat shani berbisik kearah adel.
"Nanti perginya sama cici, tidak papa" ujar shani yang membuat adel tersenyum lebar sambil mengangguk.
Sedangkan jinan? Dia kini sudah menatap tajam shani yang masih saja mencoba membantu adek bungsunya itu.
"Ci, jangan aneh-aneh yah!" Shani tersenyum kearah jinan sambil mengelus kepala adel.
"Tidak papa, de! Kan perginya sama cici, iyakan dedel?" Adel mengangguk dengan senyuman.
"Boleh yah, ka" izin adel lagi dengan muka yang di buat memelas.
Mau tidak mau, jinan pun hanya diam lalu mengangguk.
"Tapi ingat, baliknya cepat, ci!" Shani mengangguk sambil melirik kearah ayah dan ibunya yang hanya menonton interaksi ketiga anaknya.
Jinan, sang dokter muda yang sangat tegas apalagi dengan kesehatan adel. Jinan bahkan mengambil jurusan kedokteran karena adel.
Sedangkan shani, anak tertua yang memilih menjadi seorang penyanyi dan bergabung di JKT48, sambil meneruskan pendidikannya di jurusan ekonomi bisnis. Shani tidak pernah melupakan kewajibannya yang akan mengambil alih perusahaan ayahnya nanti.
Dan adel? Anak bungsu keluarga natio, memiliki penyakit yang sangat berbahaya, mereka baru mengetahui saat adel sering pingsan di usianya yang ke 12 tahun, sebenarnya saat itu dokter sudah mengatakan jika penyakit leukimia adel sudah sembuh. Tapi 2 tahun ini, adel kembali di diagnosa telah mengidap leukimia stadium 2 dan kini sudah semakin parah.
Akhir-akhir ini adel sering sekali kembali ke rumah sakit, sering kali shani mendapatinya mimisan, dan pernah saat mereka baru saja menyelesaikan teater. Adel terlihat lemas dan mulai mimisan saat di toilet, untung saja shani mengikuti adel dari belakang.
"Ci, nanti jangan bilang ke member yah" ujar adel saat sudah berada di mobil shani.
Shani menoleh menatap adel yang kini menatap keluar jendela.
"Tentang kamu yang mau grad?" Adel mengangguk, shani tau jika adeknya itu belum mau grad.
Tapi kembali lagi, kesehatan adel yang lebih utama sekarang. Dan adel juga paham itu.
"Adel belum siap jika harus melihat semua menangisi adel, adel pikir akan lama di jkt, tapi tuhan tidak ngizinin adel bareng-bareng cici di atas panggung" ujar adel sambil menghapus air matanya yang mulai turun lagi.
Shani meraih tangan adel, di genggamnya mencoba memberinya kekuatan.
"Flora pasti bakalan marah banget kalau tau adel grad, tapi tidak papa, ci! Itu lebih baik daripada liat adel lemah di atas panggung, kan?" Tanya adel sambil menatap kearah shani yang tersenyum kearahnya.
Shani mengangguk "flora akan mengerti, cici yakin! Sekarang yang penting kamu jaga kesehatan kamu sebelum benar-benar grad" adel mengangguk.
'Maaf yah flo' batin adel.
KAMU SEDANG MEMBACA
HUG ME "Jiwaru Days" ✅️
FanfictionJika memiliki satu permintaan, mungkin dia akan memilih untuk tidak pernah berada ditempat ini. Tempat yang membuat mimpinya menjadi kabur, membuatnya harus melihat kedua saudaranya harus menangis, membuat sang mama yang tidak berhenti membujuknya d...