"Ci?" Panggil zee dengan wajah memerahnya serta air mata yang telah mengalir sejak tadi.
Shani menatap kearah zee begitupun dengan member yang lain, zee menangis dengan kencang sehingga harus di tenangkan oleh marsha dan gracia.
Sedangkan shani dan jinan sudah berlari ke arah ruangan adel, mereka tidak tau apa yang terjadi tapi sekarang mereka harus sampai dengan cepat di ruangan sang adek bungsu.
"Hah hahhh hahhh" shani dan jinan mengatur nafas lega saat melihat Flora dan adel yang kini sedang berpelukan.
Shani ikut menangis di depan ruangan sang adek, dia lega dan sangat bersyukur kepada tuhan telah mengembalikan adel kepada mereka. Kaki shani gemetar, dia bahkan tidak bisa hanya sekedar berdiri dan memilih duduk di lantai sambil menangis bersyukur.
Jinan? Dia kini mendongak agar air matanya tidak ikut jatuh, tapi gagal saat adel menatap kearahnya dengan tersenyum.
Jinan merasa bersalah sekarang, tidak seharusnya dia menyerah disaat sang adek masih berjuang untuk tetap hidup.
"Ka, ci?" Panggil adel dengan suara yang sangat kecil.
Shani tersenyum di balik kaca, sedangkan jinan mulai menelfon dokter anin untuk datang memeriksa adeknya itu.
"Gue bersyukur lo kembali, del" ujar flora menghapus airmatanya dihadapan adel.
Saat ini, flora tidak peduli jika adel akan mengejeknya nanti, dia tidak perduli lagi. Rasanya lebih baik di jahili adel dari pada harus melihat adel diam seperti beberapa saat lalu.
"Maaf nona, dokter ingin melakukan pemeriksaan terlebih dahulu" ujar dokter anin yang sudah masuk keruangan dengan beberapa dokter dibelakangnya.
Flora menatap adel yang tersenyum kearahnya, flora pun mengangguk lalu keluar dari ruangan, bergabung dengan member jkt48 lainnya untuk hanya memantau melalui balik kaca.
"Terimakasih flo", ujar shani yang membuat flora menatapnya "cici tidak tau, tapi cici hanya mau mengatakan itu"
Flora menggeleng lalu memeluk shani yang juga di balas oleh shani.
"Flora juga mau bilang itu ci, Terimakasih untuk tetap bertahan dan yakin adel akan kembali" ujarnya tulus "jika itu flora, pasti flora sudah menyerah karena kasian pada adel"
Shani tersenyum lalu menatap kearah kaca. Jinan datang mendekati shani, berdiri disamping shani lalu menghadapnya.
"Ci?" Panggil jinan yang membuat shani menatapnya tajam.
"Cici tidak mau kamu mengatakan hal yang sama jinan! Cukup ini didengar oleh cici dan yang lain, jangan sampai adel mendengarnya!" Ujar shani dengan sedikit berbisik agar tidak terdengar oleh member lainnya.
Jinan tau dia salah, tapi itu juga karena tidak tega melihat adel sangat menderita. Dan shani juga tau, jinan tidak bermaksud lain untuk adel, shani tau bagaimana sabarnya jinan pulang balik Singapura Indonesia hanya untuk memantau perkembangan sang adek.
Ceklek
Dokter keluar dengan tersenyum, shani dan jinan pun mulai mendekat kearah dokter-dokter yang bertanggung jawab atas kesehatan adel.
"Sangat mengejutkan tapi mungkin ini cara tuhan untuk membuat kita tetap yakin" ujar dokter anin mewakili "setelah pemeriksaan sekali lagi, adel bisa di pindahkan keruangan sebelumnya"
Jinan mengangguk mengerti, semua yang ada disana sangat senang mengetahui adel sudah bisa di rawat inap lagi di tempat yang tidak harus ada alat-alat mengerikan itu.
"Setelah ini, tolong datang keruangan saya!" Ujar dokter anin kepada shani dan kedua orangtuanya.
.
.
.
Shani duduk didepan dokter anin dengan nyonya natio dan tuan natio, sedangkan jinan kini sedang mengurus perpindahan adel ke ruangan yang lebih nyaman, member jkt48 ikut membantu jinan sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
HUG ME "Jiwaru Days" ✅️
FanfictionJika memiliki satu permintaan, mungkin dia akan memilih untuk tidak pernah berada ditempat ini. Tempat yang membuat mimpinya menjadi kabur, membuatnya harus melihat kedua saudaranya harus menangis, membuat sang mama yang tidak berhenti membujuknya d...