Bab 06.

912 46 7
                                    

Satu tahun sudah kembali berlalu ....

Olive mengerjapkan matanya saat cahaya matahari pagi bersinar terik masuk melalui jendela.

Wanita cantik itu menyipitkan matanya berusaha beradaptasi dengan cahaya, pelan-pelan ia menggeliat.

Saat merasa sepenuhnya sadar, Olive duduk dengan menyenderkan tubuhnya di headboard ranjang. Wanita itu juga mengambil ponsel miliknya di atas nakas.

Melihat jam, ternyata ini sudah cukup siang. Olive bangun di jam setengah sembilan pagi, yang dimana pasti seluruh keluarganya sudah melakukan sarapan bersama.

Oliver bergegas untuk menyiapkan dirinya, dan turun bertemu dengan anggota keluarga yang tersisa di rumah.

Menit berlalu, Olive sudah siap dengan penampilan ala rumahannya.

Saat dia mengambil ponsel, Olive melihat foto di atas nakas yang merupakan foto dirinya wisuda satu tahun lalu.

Foto itu terdapat dirinya yang menggunakan baju Tpba, sambil memegang bunga. Di samping Olive terdapat pria tampan yang merangkul pundaknya sambil tersenyum. Bunga yang di pegangnya juga bunga pemberian pria tampan itu.

Olive tersenyum kala mengingat hari membahagiakan itu.

Drt ... drrt ....

Ponselnya bergetar, dan saat ia lihat siapa yang menghubungi, Olive langsung menggeser tombol hijau.

"Halo," sapa Olive dengan lembut.

"Halo Babe .... Baru bangun?" tanya pria yang menghubunginya.

"Hmm, aku baru bangun." Olive terkekeh pelan. "Aku baru mau keluar kamar, untuk sarapan." Lanjutnya.

"Iya, jangan lupa sarapan. Aku tidak mau kekasih sexy ku menjadi kurus!" ucap sang pria dengan kikikan di ujung kata-katanya.

"Aku sudah cukup gendut Andrew, memang seharusnya aku melakukan diet lagi ...."

"No, tidak perlu. Kau cantik Olive. Kau wanita tercantik di muka bumi ini!"

Olive tersenyum, saat mendengar pria yang menjadi kekasihnya selama satu tahun ini memujinya dengan sangat yakin.

"Kau selalu begitu. Coba saja kau bertemu denganku di saat aku masih cupu dan jelek. Kupastikan kau akan selalu mengejekku," ujar Olive membandingan dirinya yang dulu dan sekarang, pasti Andrew mana mau dengannya bukan?

"Emmm, sepertinya itu tidak berlaku padaku. Jika kau mau bukti, kau bisa kembali merubah penampilanmu. Aku tidak masalah mau seperti apa penampilan mu. Yang aku tahu, hati mu tulus dan cantik di mataku."

Tidak di sangka dengan jawaban Andrew, Lagi-lagi pipi Olive bersemu merah.

"Ah, sudalah! Kau terus saja menggodaku."

Andre tertawa di sebrang telfon. Ia sudah menebak pasti pipi kekasihnya saat ini sedang merah karena malu. Seperti saat mereka bertemu pertama kali di sebuah tempat fitness, dimana Andrew memuji Olive.

Dari pertemuan itu, Andrew tertarik pada Olive. Namun ia tidak langsung mendekatinya. Ia mendekati Olive dengan perlahan dan hanya bertemu di tempat fitnes itu saja.

Setelah beberapa kali bertemu, barulah Andrew memberanikan diri untuk meminta nomor ponsel Olive, dan mengajaknya untuk jalan, lalu mengungkapkan ketertarikannya.

Berakhirlah dengan mereka berkencan selama satu tahun ini.

"Ah, iya Babe. Ada yang ingin aku sampaikan kepadamu," kata Andrew.

LOVE AND PASSION (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang