Bab 10.

917 42 8
                                    

Nathan sudah satu minggu tinggal di Italia. Ia sedang melakukan perjalanan bisnis bersama Elvis dan Boby.

Mereka bertiga tinggal di salah satu Hotel bintang lima milik keluarga Carl.

Selama satu minggu ini, Nathan benar-benar sibuk karena mengurus pembangunan Resort di kawasan wisata kota Roma.

Nathan turun langsung untuk memantau para pekerja pembangunan resort nya. Dia ingin hasil yang memuaskan.

Dan karena hari ini Hmhari weekend, Nathan memutuskan untuk bersantai dan melakukan fitness.

Siapa sangka, jika dirinya kembali di pertemukan dengan Olive.

Mengingat kejadian tadi, Nathan tersenyum simpul. Ia masih ingat dengan jelas betapa kenyal dan empuk nya bok*ng sintal Olive di telapak tangannya.

Meskipun sehabis itu ia mendapatkan tamparan yang cukup kuat pada pipinya, justru itu membuatnya semakin gemas pada Olive. Ia tidak sabar untuk segera mendapatkan wanita itu.

"Bos," panggil Elvis yang sedari tadi memanggil Nathan, namun Pria itu sibuk melamun dan tersenyum sendirian.

"Apa!" jawab Nathan dengan ketus. Ia tau jika dirinya ketahuan senyum-senyum sendiri seperti orang gila.

Elvis nerdecak kesal. "Wanita itu, dia menghubungi kita."

Nathan terdiam sejenak, kemudian ia berkata.
"Atur tempat pertemuan bersamanya."

"Baik, Bos."

Saat ini mereka sedang berada di perjalanan menuju Hotel.

***

"Kau serius?" tanya Wendy.

"Hmm."

"Ada apa dengan mu? Apa kau sedang patah hati?" tanya Wendy lagi.

"Ck! Bisa tidak jangan banyak bertanya! Ayo, sekarang kita pergi!" tandas Olive pada sepupunya yang begitu cerewet.

"Sepertinya dia akan datang bulan," ujar Wendy dengan gelengan kepala dan mengikuti langkah Olive. "Susah sekali memahami wanita."

Mereka akan pergi bersama kesuatu tempat.

Selang setengah jam, Olive dan Wendy sudah sampai di sebuah salon langganan Olive. Sore ini, ia akan me-time dengan melakukan rangkaian treatment.

"Jika sudah selesai kabari aku. Aku ada urusan sebentar," ujar wendy.

Olive mengangguk. "Ya, ya. Hati-hati di jalan."

Wendy pergi dengan urusannya, dan Olive bersantai degan rangkaian treatment salon. Ia juga melakukan spa. Untuk merilekskan badan.

***

"Jadi bagaimana, apa Kau tertarik?" tanya Nathan.

Wanita itu menunduk dan memainkan kuku-kukunya. Nampak jika wanita itu bingung dan ketakutan.

"A-aku ...," ucap nya dengan terbata.

Nathan menunggu sang wanita dengan keputusannya. Hingga berapa detik kemudian, kesabaran Nathan habis.

"Ck!" Nathan berdecak kesal, bangun dari duduknya.

"Tunggu!" teriak wanita itu menahan kepergian Nathan.

Langkah Nathan terhenti, meski tidak menolehkan pandangannya.

"Ya, aku mau!" putus wanita itu.

Nathan tersenyum smirk. Ia membalik badan dan kembali duduk di bangkunya tadi.

LOVE AND PASSION (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang