Bab 08.

829 50 3
                                    

"Olive .... Benarkah itu kau, Sayang?" seru Arabella.

"Aunty Ara. Apa kabar?" balas Olive kemudian memeluk tubuh sahabat ibunya.

"Kabar Aunty baik, Sayang ...." Arabella terpukau dengan perubahan wanita itu sekarang. "Olive, kau sudah berubah menjadi wanita dewasa. Aunty sampai ragu untuk menegur ... takut jika salah orang."

Olive tersenyum hangat. "Tidak ada yang berubah dariku Aunty, aku masih sama seperti dulu."

Arabella menggeleng. "Kamu wanita cantik dan seksi, Sayang. Lihat tubuhmu, ini sangat indah! Aunty yang sudah tua pun iri ...."

Olive pun tersenyum, dan menjawab ucapan Arabella. "Terimakasih Aunty ...  Aunty juga tak kalah cantik meskipun sudah berumur."

"Mana kedua orang tuamu? Aunty sudah mengundang mereka. Tapi mereka bilang jika tidak bisa datang, karena urusan penting ...," cerita Arabella sedikit memasang wajah sedih.

Olive sedikit mengerutkan kening. Sebab ia tidak tahu jika kedua orang tuanya di undang ke acara ini. Dan apa tadi, urusan penting? Mommy dan Daddy nya bahkan hanya di rumah saja.

"Ah, iya. Mereka memiliki urusan di sana Aunty. Itulah makanya aku yang menggantikan mereka," jawab Olive asal.

Arabella menganggukkan kepalanya, dan tersenyum senang. Setidaknya ada satu di antara anggota Giselle yang berkenan hadir.

Saat ini, Olive dan Arabella sedang berada di depan meja yang menghidangkan makanan serta minuman untuk para tamu.

Olive berpisah sebentar dari Andrew sebab cacing di perutnya mulai meronta-ronta. Andrew pun membiarkan Olive pergi, tapi asih tetap mengawasinya dari jarak jauh.

Arabella dan Olive bercengkrama sambil makan dan minum. Arabella sempat kembali mengatakan permohonan maaf pada Olive. Namun wanita itu menjawab jika dirinya sudah melupakan kenangan pahit itu. Ia sudah benar-benar hidup dengan lebih baik dari sebelumnya.

"Babe," panggil Andrew, dan langsung di toleh oleh sang empu.

"Andrew, perkenalkan ini Aunty Arabella. Dia adalah Istri dari uncle Alvin Carl ...." Olive memperkenalkan ibu dari Nathan.

"Senang bertemu dengan anda, Nyonya," sapa Andrew, dan Arabella hanya membalas dengan senyuman.

"Dia kekasihmu?" tanya Arabella pada Olive.

"Ya, Aunty. Dia kekasihku."

Olive merangkul lengan Andrew sambil mengelusnya, sebab ujung matanya melihat jika Natham berjalan ke arah tempat mereka.

"Nathan," ujar Arabella, merasa tidak enak akan kehadiran putranya di depan Olive.

Pria itu berjalan dengan santai, membawa segelas minuman di tangannya. Nathan berdiri di sebelah sang ibu.

"Selamat malam, Mr. Lucien," sapa Nathan pada Andrew.

Andrew tersenyum hangat. "Selamat malam, Mr, Carl. Terimakasih atas pesta yang megah dan meriah ini."

Nathan hanya tersenyum tipis, lalu berkata. "Hai, Olive."

"Hai." jawab Olive dengan singkat dan datar.

"Kalian saling mengenal juga ternyata," ucap Andrew dengan senyuman.

"Ya, orang tuaku bersahabat dengan Aunty Arabella dan suami." Olive berkata demikian.

"Kami berteman sejak kecil, dan satu universitas." Nathan ikut menimpali, kemudian meneguk cairan di dalam gelasnya.

Andrew merasa bingung, sebab saat wisuda kelulusan Olive mereka bersama. Tidak tahu jika Nathan juga kuliah di kampus Olive.

LOVE AND PASSION (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang