36. Interaksi

39 3 0
                                    

Hai pren
Kembali lagi di cerita satu ini
Selamat membaca

.
.

"Jika tidak dengan mu, maka tidak dengan yang lain."

.
.

"Apa itu sosiologi?" Ayra, cewek itu tengah berdiri didepan kelas X IPS A bersama dengan Bastian dan Danu menghadap ke arah 36 murid yang ada di dalam kelas tersebut.

"Ilmu sosial yang mempelajari tentang kehidupan masyarakat." Sahut salah satu siswi yang ada di dalam kelas tersebut.

Ayra mengacungkan jempolnya. "Benar. Jadi, objek kajian sosiologi tidak lain dan tidak bukan adalah manusia." Jelas Ayra. "Pada awal pembelajaran kali ini materi kita mengenai interaksi sosial."

"Kak Bastian, kira-kira apa sih interaksi sosial itu?" Ayra seolah bertanya pada Bastian yang berdiri di sisi kanannya.

"Interaksi sosial adalah tindakan yang terjadi antara satu orang dengan yang lain, antara kelompok dan kelompok yang bereaksi timbal balik, baik secara langsung maupun tidak langsung." Bastian menjawab.

"Artinya begini." Ucap Ayra yang siap untuk menjelaskan. "Interaksi sosial itu adalah tindakan yang terjadi antara individu yang satu dengan individu lainnya, bisa terjadi dua orang atau bahkan lebih dan bereaksi timbal balik."

"Contohnya begini, kalian belanja. Semisal di pasar. Saat akan membeli barang yang kalian inginkan, pastinya kalian bertanya kepada penjualannya, berapa harga barang yang kalian inginkan tersebut. Dari situlah muncul interaksi sosial antara penjual dan pembeli secara langsung." Jelas Ayra.

"Kak Danu, ciri-ciri interaksi sosial itu ada berapa?" Kini Ayra bertanya pada Danu, takut kalau cowok itu merasa diabaikan.

Danu berdeham. "Ciri-ciri interaksi sosial itu ada 4. Yang pertama, melibatkan lebih dari satu orang. Kedua, terjadi komunikasi. Ketiga, terdapat dimensi waktu. Dan yang keempat, memiliki tujuan yang jelas." Cowok itu menatap Ayra lekat kala sudah selesai menjawab. Sedang Ayra yang ditatap seperti itu hanya menundukkan kepalanya sejenak. Sungguh, rasanya jantung cewek itu tidak aman sekarang.

Untuk menghilangkan kegugupannya, Ayra lebih memilih untuk mengatur nafasnya. "Kalau ada pengertian dan cirinya, pasti juga ada syaratnya. Apa aja syarat interaksi sosial? Ada yang tau?" Mereka yang ditanya hanya menggelengkan kepala.

"Pada dasarnya, sebuah interaksi sosial tidak terjadi apabila tidak memenuhi dua syarat utama. Yaitu, kontak sosial dan komunikasi."

"Yang akan kita bahas pertama adalah kontak sosial." Ucap Ayra. "Kontak sosial bisa berlangsung dalam tiga bentuk. Yang pertama, antara perorangan, contohnya bagaimana? Yaitu antara seseorang dengan temannya. Yang kedua, antara perorangan dengan suatu kelompok, contohnya seorang anak dengan keluarganya. Yang ketiga atau yang terakhir, antara suatu kelompok dengan kelompok lainnya."

"Untuk lebih memahami materi mengenai interaksi sosial, kalian bisa membacanya di buku yang sudah di bagi, dan kerjakan lima soal essay yang ada di halaman 12."

***

Waktu istirahat mereka gunakan untuk mengisi perut membeli makanan dan jajan di kantin sekolah. Bastian, Danu, Tedy, Ayra, Syakila, Nurmala, dan Nila duduk mengitari meja yang sama. Sedangkan Zira menemani Windy entah kemana.

Danu, cowok itu sedari tadi menatap lekat ke arah Ayra yang duduk di sisi kiri Bastian. Melihat interaksi keduanya membuat Danu jadi iri sendiri. Tapi cowok itu kembali lagi teringat bahwa Bastian tetaplah sepupu Ayra, wajar saja kalau mereka terlihat sangat akrab. Tapi ada satu ucapan yang membuat Danu mau tidak mau harus menerima fakta tersebut, Satu fakta, Nu, gue ngga mungkin mutusin Akara. So, lo harus belajar ikhlas.

Kalau ngga sama lo, ngga sama yang lain juga, Ay. Batin Danu.

Ayra, sejak tadi cewek itu terlalu fokus dengan handphone nya. Saat menegakkan pandangan, tak sengaja matanya menangkap Danu yang memperhatikannya. Jantung cewek itu kembali berdetak tak karuan. Entahlah, perasaan apa yang ia rasakan Ayra sendiri pun tidak tau. Yang selalu cewek itu ingat adalah fakta bahwa ia sudah mempunyai Akara.

Kita ngga bisa untuk relationship itu, Nu. Gue udah punya Akara, tapi disisi lain gue selalu ingat lo juga.

"Sungguhkah aku untuk mu
Kenyataan masih untuk nya
Ku cemburu, namun hanya sebatas, itu
Kemana hati kau bawa
Tapa pernah jelas akhirnya
Ku menunggu
Kenyataannya kau disana
Adakah hati mu, masih hatiku...."

Backsound manual yang dibuat oleh Syakila dan Nila itu cukup mendukung perasaan Danu.

Ayra mengedipkan matanya beberapa kali setelah mendengar dengan sesama lagu berjudul "Masih hatiku" itu.

Ayra berdeham. "Sampai mana pembahasan kita tadi?"

"Windy ngundurin diri dari mata lomba Biologi. So, mau ngga mau kita harus cari ganti_" belum sempat Syakila menyelesaikan ucapannya, Bastian sudah langsung memotong ucapannya.

"Gue bisa gantiin."

Syakila berdecak, ia tau rencana Bastian. Pasti cowok itu tidak akan membiarkan Danu dekat dengan Ayra. Tapi biarkan saja, Syakila jadi tidak perlu repot-repot mencari pengganti Windy.

"Oke, bagus. Sekarang kita tentuin siapa partner belajar kita." Ucap Syakila.

"Gue sama kak Ayra." Sahut Bastian cepat.

Nurmala memukul meja kantin sedikit kuat lantas menyahut. "Gue yang sama Ayra. Lo itu cowok, seharusnya sama Danu."

"Terserah gue dong mau sama siapa, kenapa lo yang sewot?"

"Lo cowok tapi ngga bisa ngalah ya Tian." Sambung Syakila.

"DIAM!" Ucap Ayra tegas. Cewek itu menutup kedua telinganya dengan kedua tangannya, tidak ingin mendengar perdebatan antara sepupu dan temannya itu. "Ngga ada itu partner belajar, kita semua belajar bareng-bareng di perpustakaan sekolah."

Ucapan Ayra tadi benar-benar bukan main-main buktinya sekarang mereka bertujuh tengah berada di perpustakaan untuk belajar. Untunglah sekarang kegiatan belajar-mengajar belum aktif, jadi mereka bisa memanfaatkan waktu tersebut untuk belajar mempersiapkan diri menghadapi olimpiade.

"Jangan terlalu memaksakan diri untuk jadi yang terbaik. Tugas kita adalah membanggakan nama sekolah, tapi kalau sekolah ngga membanggakan kita gimana?" Tunggu, kenapa Ayra jadi curhat. Biasanya cewek itu paling semangat mengikuti lomba.

"Ayra lagi kesambet setan kayanya, iya ngga Ted?" Tanya Nila pelan yang mengambil duduk disebelah kiri Tedy.

"Setan apa kira-kira ya?" Tedy mulai berpikir.

"Kita ruqyah aja gimana?" Usul Nila.

"Ide bagus!"

.
.

Hai pren
Ada yang nungguin cerita ini update?
Yuk kasih vote dan komen kalian
See you next chapter

5 juli 2024

GENIUS CIRCLE [TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang