Chapter 5

4.8K 273 26
                                    

Annyeong guys❤️‍🔥

MISSING YOU



🐊🦋

       Jejeran mobil kelas dunia tampak baru memasuki gerbang mewah menjulang tinggi. Setelah parkir di halaman luas depan mansion, beberapa pria berpakaian hitam berjalan di belakang seorang pria dengan kemeja putih formal— Arsen.

       Tesla S Plaid mewah yang di kendarai oleh AndreanBodyguard pribadi Jendra ikut berhenti.

       Jendra segera keluar saat Andre membukakan pintu. Para penjaga yang berbaris di depan pintu menjulang tinggi itu langsung membungkuk sopan menyambut kedua tuannya.
    
       Tungkainya melangkah lebar berjalan masuk ke dalam mansion seraya menyugar rambut hitamnya, beriringan bersama sang Papa.

       "Abang?"

       "Hm?"

       "What did I do last night?"

       Jendra yang baru saja akan memejamkan matanya kembali terjaga, lalu menoleh pada Arsen yang duduk di sebelahnya.

       "What did you say?"

       "Kissing with stranger?" Melihat Jendra hanya diam membuat Arsen terkekeh. "You know what i mean."

       "So did I do something wrong? Lagian aku udah besar, Pa."

       Tangan Arsen mengelus rambut Jendra. "I know, silahkan aja, tapi jangan kelewatan batas, apalagi sampe ML. Papa gakan toleransi soal itu, got it?"

       "Yes, Dad!"

       "My little prince..." Suara menggema dari arah belakang membuat keduanya menoleh.

       Edeline— istri Arsen sekaligus Mama dari Jendra itu berlari, wanita cantik blasteran Rusia -Indonesia itu seketika senyum manis melihat suami dan putranya.

       Lelaki itu membalas dengan senyum hangat, lalu memeluk Edeline. Meletakan dagunya di pundak sang Mama.

       "Miss me?"

       "Yes, i Miss you so bad!"

       Jendra mengembangkan senyum, ia menempelkan hidung mancungnya pada bahu Edeline, menghirup aroma manis yang menguar.
    
       Setelah pelukan itu terlepas, Jendra mencium kedua pipi sang Mama. "Don't make me worry anymore."

       "I'm sorry, Mam."

       Edeline mengangguk. Tangannya terangkat mengelus rambut Jendra yang tengah tiduran dengan pahanya sebagai bantalan.
   
       Edeline menoleh menatap Arsen. "I'm really happy Jendra's home, Thank you."

       "Anything for you, My beautiful Edeline!"

————

     01

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

     01.45 AM

       Mobil Lamborghini metallic black milik Jendra melewati gerbang sebuah rumah. Bangunan bertingkat dua bercat gold terang berkilau itu terlihat sangat mewah.

       Tanpa etika tungkainya melangkah menuju pintu utama, membukanya kemudian berjalan masuk, Jendra membuka salah satu kamar yang bertulisan nama 'Zanessa room' di sana.

       Sontak membuat sang pemilik kamar yang baru saja keluar dari walk in closed tersentak kaget. "Fuck, Lo ngapain di sini sih?!"

       "I'm Miss your pretty face."

       "Keluar!"

       "Gak."

       Degup jantung Zanessa berdetak kencang mendapati Jendra tiba-tiba mendekat ke arahnya.

       Zanessa bergeming beberapa saat, darahnya seperti berdesir. Menelan saliva-nya susah payah ia bisa merasakan setiap hembusan nafas Jendra dari jarak sedekat ini, bahkan hidungnya sudah bersentuhan.

       "M—mau ngapain?"

       "Maunya di apain?"

       Jendra membenamkan wajahnya di bahu Zanessa, kecupan lembut ia daratkan di sana.

       "Keluar sebelum gue teriak."

       "Teriak aja, orang gada siapa-siapa juga." ledek Jendra membuat gadis itu terdiam.

         Benar orang taunya ke luar kota, hanya ada satu orang pembantu dan mungkin sudah tidur pikirnya, rumah Zanessa tidak seperti rumah yang di jaga oleh puluhan bodyguard seperti rumah Jendra, hanya ada satu satpam yang berjaga di post dekat rumahnya.

        Jendra terkekeh. Ia melepas rengkuhannya tadi dan beralih menyandarkan Zanessa ke tembok dekat jendela.

        "Kenapa diem?"

        "Gue capek, mau tidur. Lo bisa gasih ga usah ganggu gue terus."

        "Ya udah sana," titah Jendra melepas Zanessa menyuruhnya untuk menaiki kasur.

        Zanessa mendelik. "Ya Lo nya pulang. Gue gamau tidur kalo Lo masih di sini."

        "Gue gamau!"

        "Pulang ga! Lo ga ngantuk apa, ini udah jam berapa? shouldn't you be sleeping?"

        Jendra tersenyum miring, wajahnya ia dekatkan pada telinga Zanessa dan memberi kecupan manis di daun telinga gadis itu.

         Zanessa membeku di tempat, ia bisa merasakan tangan kekar Jendra yang melingkari pinggangnya. Gadis itu di buat merinding saat Jendra berbisik dengan rendah di telinganya.

        "In your bed with you? Yes?" bisik Jendra.

        "Fuck!!!"

—🐊🦋—

See you cmiww♡

RAJAWALI [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang