Chapter 10

3.2K 113 1
                                    

CIGARETTE



🐊🦋

     "Gue mau nyobain."

     "Diam ah!"

      Vander menunduk menatap Briana yang bersandar pada dada bidangnya. Sepasang kekasih itu berada di apartemen milik Jendra, keduanya membolos di jam terakhir, bukan hanya mereka, tapi ke inti Eagle Of Deus juga.

      Briana berdecak malas. "Pelit banget sih, gue mau nyoba doang."

      Tatapan Vander menajam, ia menghisap rokoknya dalam-dalam, lalu menghembuskan tepat ke depan wajah gadis itu membuat Briana terbatuk-batuk.
    
      "Ngeyel banget sih," bentak Vander seraya memberikan sebatas rokok itu, namun Briana menepisnya kuat.

      Vander menaruh puntung rokoknya ke atas asbak, meraih sebotol air dan meminumnya, setelah itu jari telunjuknya meraih dagu Briana agar bisa menatapnya, lalu mengecup bibirnya singkat.

      Melihat tatapan datar Briana membuat Vander terkekeh geli. "Marah ya?"

      "Apa sih."

      "Lo ngehirup asapnya aja udah bahaya, sayang, apalagi kalo sampe ngerokok beneran."

      Briana mencibir. "Kalo tau bahaya kenapa Lo ngerokok?"

     "Gue cowok, biar gentle aja," jawab Vander santai.

     "Kok bibir Lo tetap merah ya? Jangan bilang kalo Lo sulam bibir," tuduh Briana.

     Mendengar tuduhan dari Briana sontak membuat Vander menatap gadis itu dengan intens. "Sembarang, ini ori. Kenapa?"

     Bibir lelaki itu tersenyum miring, tangannya melingkar di pinggang Briana sesekali mengelus nya. "You wanna try, baby?"

     Tidak ada jawaban apapun membuat Vander mendekatkan wajahnya sehingga hidung mereka bersentuhan, baru saja bibir keduanya akan bertemu tiba-tiba pintu terbuka dari luar.
 
     "What the fuck are you doing?"

     "Bang Jendra." Vander dengan cepat berdiri melepas rengkuhannya dengan Briana. Menatap Jendra sangat segan.

     Briana sendiri menoleh, seketika ia tercengang melihat penampilan Jendra serta aura yang begitu kuat. 'Ganteng gila' batinnya.

    "Gue ganggu?" tanya Jendra.

    "Ngga. duduk Ndra." Vander mempersilahkan Jendra duduk, di tempat yang biasa lelaki itu duduki.

     Briana tersenyum canggung. "Sorry. Gue lancang masuk apartemen Lo."

     "Santai aja. Yang lain?"

     "Lagi makan di belakang. By the way, where have you been?" tanya Vander membuat Jendra menggeleng.

     "What's up bro? It everything alright?" 

     "Pasti Lo lagi ngehindar dari Zanessa ya?" tebak Briana tepat sasaran.

    Jendra beralih menatap Briana sebari menaikan sebelah alisnya.

    "Sorry for this, bukannya gue ikut campur, tapi si Nessa ember, dia ngasih tau gue soal tadi malam yang terjadi sama kalian berdua."

    Jendra hanya berdehem singkat. "Jangan kasih tau Zanessa kalo gue di sini dan satu lagi.."

     Kedua pasangan kekasih itu menatap Jendra, mengisyaratkan untuk melanjutkan ucapannya.

     "Jangan terlalu sering bawa cewek gue ke club', Bri. The place's dangerous, especially with the boy there," lanjut Jendra.

     Briana mengangguk saat mendengar perintah tak terbantahkan itu.

     "Denger noh, ntar Lo mabuk terus di bawa sama Om-om ke hotel, emang mau?" tanya Vander seraya memiting leher Briana.

    "Akh, sakit baji—" Briana melotot saat tiba-tiba Vander mengecup bibirnya di hadapan Jendra.

    Sedangkan Jendra berdecak, memalingkan wajahnya. 'Sialan, gue jadi nyamuk' batinnya.

————

     "Zanessa."

     Suara berat dari seseorang lelaki yang baru saja keluar dari mobil membuat Zanessa menoleh.

      "Edgar?" ucap Zanessa dengan pupil melebar saat mengetahuinya pemilik Civic berwarna Metallic gray itu adalah— Edgar Andromeda.

     Edgar berjalan mendekat. "Long time no see. how are you, Ness?"

     "I'm great."

     "You’re still here?"

     Zanessa menghembuskan nafasnya. "Motor gue bannya bocor."

     "Do you wanna come home with me?" tanya Edgar.

     Zanessa berpikir sejenak, melihat sekeliling sekolah ternyata sudah sepi dan ponselnya pun mati, di tambah bannya bocor, benar-benar kesialan hari ini.

     Edgar menaikan sebelah alisnya saat Zanessa menatapnya. "Okay, terus motor gue gimana?"

     "C'mon. Lo orang kaya, banyak bodyguard yang bisa Lo suruh buat bawa motor Lo ini," ujar Edgar.

    Zanessa akhirnya mengangguk, ia memasuki mobil Edgar saat lelaki itu membukakan pintu untuknya.

     "Nessa," panggil Edgar seraya menyalakan mesin mobil dan meninggalkan pekarangan sekolah.

     "Hm?"

     "Wanna have lunch first?"

     Zanessa menggeleng. "No. Pulang aja, gue pengen cepet-cepet rebahan."

     "Oh okay."

     Tepat ketika mobil Edgar sudah pergi, seorang pria dengan masker yang menutupi wajahnya itu keluar dari persembunyian. Lalu membuka ponsel, dan mengetikan sesuatu di sana.

     Tn. Muda Jendra

     Send a picture

     Gadis anda sudah pulang bersama lelaki bernama Edgar tuan muda.

   
—🐊🦋—

See you cmiww

RAJAWALI [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang