Chapter 26

1.7K 87 21
                                    

SCARY BOY



—🐊🦋—

     Jendra tak beraksi sedikit pun ketika Javier menodongkan belati tajam ke dadanya, jika bergerak sedikit saja maka belati itu akan menembus jantungnya.

       Jendra tak menunduk sama sekali, netranya tetap memandang mata Javier tanpa ragu. Hal tersebut mampu membuat Javier terkesan dengan keberaniannya.

       "What's your name?" tanya Javier, matanya menatap tajam Jendra.

       "Rajendra."

       Javier mengangguk, masih tetap pada posisinya. "Why did you get to be with my daughter?"

       "Because, I love your daughter!" Jendra memutar bola mata jengah. "Ga mungkin saya kejar kalo ga suka, Om."

       "Not an obsession?"

       Jendra memejamkan matanya sejenak untuk meredam emosi, lantas ia membalikkan posisi menjadikan belati itu berada di tangannya dan mengarah kan pada dada kiri Javier.

       Bibir Jendra tertarik membentuk senyum miring, membalas tatapan Javier yang menatapnya tajam. "Om tau perbedaan cinta sama obsesi, kan?"

       "Hm."

       "I love her! Saya bakal ngelakuin apapun untuk Zanessa, sekalipun Om menyuruh saya untuk meninggalkannya, saya akan melakukan itu. Just for your daughter."

       "Kalo saya obsesi saya ga akan ngelakuin itu, right?" Javier mengangguk samar membuat Jendra terkekeh singkat. "Dan saya mungkin udah dapetin anak om dengan cara yang kotor waktu itu, tapi nyatanya ngga kan?"

       'Walaupun sedikit kasar,' lanjutnya dalam hati.

       Javier tak bergeming di tempatnya, netranya tetap memandang mata teduh milik Jendra, ia dapat melihat rasa tanggung jawab besar dari lelaki ini.

       Javier berharap Jendra benar-benar serius dengan Zanessa, ia takut putrinya itu jatuh ke tangan lelaki yang salah. Harus di ingat rasa sayang Javier lebih besar kepada Zanessa di banding Chelsea— istrinya.

       "Saya titipkan Zanessa sama kamu," ucap Javier tiba-tiba membuat Jendra tertegun. "Jaga kepercayaan saya. Kalo kamu sampe menggores sedikit saja luka di hati anak saya..."

       Javier mengambil belati itu di tangan Jendra. Lalu, menampar pipi Jendra yang tertutup slayer dengan belatinya. "Saya bakalan jauhin kalian berdua!"

       Jantungnya berdegup kencang di dalam sana mendengar pernyataan yang nantinya mungkin saja terjadi.

       "Baik om, terimakasih." Jendra membungkuk sopan di hadapan Javier.

       "So, we're in a fight?"

       "No, maybe sometimes."

       Jendra mengangguk. "Kalo gitu saya pamit pulang dulu, om."

       Javier berdehem singkat, ia sempat terkejut saat Jendra mencium punggung tangannya, lalu berlalu dari sana.

       Deg! Jantung Javier mencelos melihat pistol S&W 500M— Smith and wesson 500 magnum di pinggang lelaki itu saat jaket hitamnya tersingkap.

       Bagaimana bisa seorang anak remaja membawa pistol paling mematikan di dunia? Rajendra bukan lelaki biasa! He's dangerous boy.

       "Who're you, Rajendra?"

————

————

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
RAJAWALI [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang