Chapter 9

3.4K 145 101
                                    

MISS YOUR CHEEKS



—🐊🦋—

MISS YOUR CHEEKS•••—🐊🦋—

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

     06.30 AM

     Pagi hari. Di sebuah mansion megah yang berdiri tengah kepadatan ibu kota. Terdapat seorang lelaki yang tertidur pulas padahal matahari sudah menyinari bumi.

     Selang beberapa menit, Jendra menyerit dan mengangkat satu tangannya untuk menghalau sinar matahari yang masuk melewati sela-sela gorden.

     Jendra tidur dalam keadaan shirtless, punggung kekarnya terlihat saat selimut tebal itu melorot, lelaki itu memeluk bantal menelungkup.

     Ceklek! Pintu kamarnya terbuka menampakan seorang wanita cantik dengan pakaian passion nable-nya.

     Edeline melangkah mendekati putranya, sebelum itu ia membuka gorden agar cahaya bisa masuk, rasa hangat seketika menyelimuti.

     "Sayang, wake up." Edeline mengelus rambut Jendra membuat lelaki itu menggeliat. "Hey, time to shine. kamu gamau sekolah?"

     "Hm."

     "C'mon baby. Open your eyes."

     Jendra membuka matanya perlahan yang pertama ia lihat adalah wajah cantik sang Mama.

     "Gamau sekolah," ucap Jendra dengan suara serak khas bangun tidur.

     "Why?"

     Jendra hanya menggeleng, beralih memeluk perut Edeline menenggelamkan wajahnya di sana membuat Edeline menghembus nafasnya.

     Mungkin satu Minggu ke depan Jendra tidak akan masuk sekolah, alasannya simpel karena ingin menghindar dari Zanessa beberapa hari.

      Jendra akan memenuhi janjinya untuk tidak menemui gadis itu. Sebenarnya Jendra sedikit menyesal telah mengatakannya, tapi itu semua demi memastikan perasaannya sendiri.

     Pria yang memakai kemeja putih terbalut jas hitam yang sedari tadi bersandar pada pintu kamar Jendra itu berjalan mendekat. "What's wrong?"

     "Your son doesn't wanna go."

     Arsen terkekeh kecil. "It's okay, nanti aku minta Altar buat izinin Abang."

     Edeline mengangguk pasrah, ia memindahkan kepala Jendra ke atas bantal. "Do not leave your breakfast, okay sweetie?"

     "Iya," jawab Jendra singkat.

     Sebelum pergi, Edeline mengecup dahi putranya cukup lama, begitupun dengan Arsen yang melakukan hal yang sama.

     Setelah pintu tertutup. Jendra meraih ponselnya di bawah bantal, lock screen terbuka menampilkan wajah cantik Zanessa di sana.

RAJAWALI [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang