Chapter 4

5.3K 340 136
                                    

ADDICTED LIPS



🐊🦋

     Jendra mendekatkan wajahnya membuat jarak keduanya semakin menipis, kemudian memberi kecupan ringan di pipi Zanessa, lalu mengelusnya pelan.

     "I want you to be mine!"

     "But, I'm not in love with you."

     Mendengarnya Jendra hanya terkekeh singkat tanpa suara, tangannya terangkat menyelipkan rambut ke belakang telinga Zanessa.

     "I Will wait for you."

     "Why?"

     "Because that's what people do when they're in love." [karena itulah yang di lakukan orang saat sedang jatuh cinta]

     Zanessa tercekat, menelan saliva-nya dengan susah payah saat Jendra memiringkan kepalanya, mendekatkan bibirnya ke telinga gadis itu. "They wait!" bisiknya.

     "W—what are you doing?" tanya Zanessa sebari membalas menatap kedua mata tajam milik Jendra yang tengah menatapnya.

     "You were looking at me like you wanted me to kiss you..."

     "Dih." Zanessa berdecih.

     Jendra tersenyum miring. "So, i was thinking i might do that."

     "Apaan sih, ngga mau."

     Tidak mengindahkan, Jendra malah mencondongkan wajahnya sehingga hidungnya nyaris bersentuhan dengan hidung milik Zanessa dengan reflek tangannya melingkar di leher cowok itu, sebelah tangannya menyentuh rahang tegas Jendra.

     "Zanessa?"

     "Y—ya?"

     "Can i kiss you?"

     Netra Zanessa melebar mendengarnya. "Gila banget anjing!! Gamau gue mau pulang. Lepasin ga?"

     Jendra menggeleng, tangan kekarnya sigap menahan pinggang gadis itu. "Kiss me... Then you can go."
    
     "Kalo ngg—"

     Jendra bungkam saat Zanessa benar-benar mencium bibirnya sekilas dengan berani dan berlari meninggalkannya.
    
     Bibir Jendra tertarik membantuk senyum miring dengan satu alis yang terangkat. "Oh God, Your lips make me addicted, Nessa!"

————

     BRAK!!!!

     "WOY!! ITU YANG BAWA NESSA TEMEN LO SEMUA KAN? MAU DI BAWA KEMANA TEMEN GUE, ANJING?!!!"

     Seketika Altar, Asher, Vander, Galen, dan Askar melonjak kaget mendengar gebrakan meja di barengi dengan bentakan keras gadis ber dress cream sebatas paha— Naomi.

     "Santai dong, lagian kenapa emang?"

     "Lo jangan main-main ye, Askar. Kalo Nessa di apa-apain sama dia gimana?"

     "Ga mungkin, tenang aja, Jendra anaknya baik," sahut Asher. Baik-baik bangsat maksudnya' lanjutnya dalam hati.

     "Tenang gimana?!!!" sembur Briana menatap mereka dengan sengit. "Gimana kalo si Nessa di bawa ke hotel, terus di parkaos. Awas aja kalo sampe terjadi gue ab—"

     Cup! ucapan Briana terpotong saat Vander mengecup bibirnya cepat. "Banyak bacot," sentak Vander.

     "Fucking trash!" umpat Altar lirih melihat perlakuan Vander membuatnya muak.

     Ziva yang sedari tadi diam menoleh pada Galen, dan rupanya cowok itu juga tengah menatapnya. "Seriously, she's fine?"
    
    "Don't worry. Zanessa's fine, trust me." ucap Galen.

     "That's right, percaya sama kita, lagian Jendra ga akan macam-macam, positif thinking aja."

     Suara menginterupsi dari Askar membuat mereka akhirnya mengangguk.

     "Mending kita party aja coy," seru Asher.

     Asher mengambil satu botol bir yang masih utuh dan membukanya, kemudian mengisinya ke dalam beberapa gelas dan memberikan pada mereka, lalu melakukan cheers.

     "Soft drink, mau?" tanya Altar seraya menyerahkan satu kaleng soda yang sudah di buka saat melihat Freya yang hanya diam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

     "Soft drink, mau?" tanya Altar seraya menyerahkan satu kaleng soda yang sudah di buka saat melihat Freya yang hanya diam.

     "Thank!"
    
     Altar hanya berdehem. Sebuah notifikasi membuat cowok itu meraih ponselnya di atas meja, membuka aplikasi WhatsApp di sana.

     Jendra 🐊

     Apartment gue

    📍Location

—🦋🐊—

Ga nyambung ya? Bodo amat💋

  See you cmiww

RAJAWALI [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang