~14 : Izin

241 39 3
                                    

"Bosen ih."

Seperti biasa, [name] kini tinggal sendiri di rumah setelah BoBoiBoy pergi bekerja di kantor. Dia bingung mau ngapain sekarang.

"Mau ngapain ya?" Monolognya sendirian.

Wanita muda itu mengedarkan pandangan matanya ke segenap ruangan. Tidak ada yang harus di bersihkan lagi. Semuanya sudah ia bereskan.

[Name] menghela nafasnya perlahan. Kakinya berjalan ke sofa lalu duduk manis di sana.

Tangannya meraih ponselnya yang terdampar di atas meja. Jarinya menari di atas layar benda pipih itu, mencari kontak seseorang.

Setelah menemukan kontak orang itu, ia langsung menelpon.

Detik berikutnya, suara seseorang mulai menyapa pendengaran [name].

"Halo, kak?"

[Name] tersenyum kecil saat mendengar suara lembut itu. "Halo juga, dek."

Perempuan yang di seberang sana ikut melakar senyumnya. Ia kembali bersuara.

"Ada apa kakak telpon aku?"

[Name] terdiam sebentar, mencoba mengingat kembali apa yang hendak dibicarakan pada sahabat barunya itu.

"Gini. Kamu sibuk, gak?"

"Emangnya kenapa?"

"Aku mau ajak kamu jalan-jalan. Mau nggak?" Tanya [name] lagi.

Mendengar pelawaan itu, sang sahabat menjadi terdiam seketika. Mungkin sedang berfikir, mau menolak atau menerima tawaran bagus itu.

"Dek?"

[Name] yang tak mendengar jawaban dari gadis itu mencoba memanggil.

"I iya, kak?" Sahut perempuan itu sedikit tersentak.

"Boleh ngga?" Tanya [name] lagi.

"Boleh aja, kak. Emang mau berangkat jam berapa? Dan mau ketemuan di mana?"

[Name] mengetuk perlahan dagu kecilnya. "Jam 12 nanti. Kita ketemuan di cafe choco." Sahut [name] memutuskan.

"Oh. Baiklah. Kebetulan kelas aku sampe jam 12."

"Haha. Baiklah. Oh ya. Jangan lupa bilang sama suami kamu yang posesif itu, ya. Takut dicariin."

Perempuan itu hanya ketawa kecil mendengar pesanan itu. "Iya, kak. Nanti aku ke sana bareng dia."

"Iya. Masa kamu ke cafe itu sendiri, kan."

"Iya. Bisa ngamuk dia karena siswi kesayangannya pergi tanpa pamid."

"Hahaha."

"Eh. Aku tutup dulu. Orangnya dateng."

"Iya iya. Dadah."

[Name] mematikan panggilan itu sejurus memberi salam. Kemudian ia menAruh kembali ponsel itu di atas meja.

Ia merebahkan tubuhnya di sofa empuk itu.

"Tidur dulu ah. Masih lama mau jam 12."

[Name] mulai memejamkan matanya sambil memeluk boneka hyunya dan mulai berlabuh ke alam mimpi.

____________

"Hum~ udah jam berapa ya?"

[Name] mengucek matanya perlahan. Ia melirik jam dinding yang ada di sana.

"Udah jam sebelas ternyata. Masih tersisa 1 jam lagi."

Ting!

[Name] yang sedari tadi asik menatap langit-langit rumah itu mengalihkan pandangannya ke arah ponselnya itu. Terlihat ada notifikasi muncul di layar hp tersebut.

Dear ~

Love.~~
11:05

[Name] lantas mengambil ponselnya lalu membuka pesan tersebut.

Iya, dear.
11:06

Lagi apa?
11:06

Baru bangun. Tadi aku tidur.
11:07

Oh
11:07

Dear.
11:08

Iya. Ada apa love.
11:08

Aku mau jalan-jalan. bisa??
11:08
Bareng siapa?
11:09

Sama isterinya Hali.
11:09

Boleh aja. Punya uwang, nggak?
11:10

Adaa.
11:10

Oh. Ok.
11:11

Coba liat rekening kamu.
11:13

[Name] langsung melihat rekeningnya. Seketika kemudian ia mulai menepuk dahinya.

Ternyata BoBoiBoy sudah mentransfer padanya 5 juta.

"....Gini amat punya suami tajir. Pada hal aku masih punya 7 juta lagii...."

Wanita itu kembali membuka roomchatnya bersama si suami.

Oboyy~ uwang ku masih banyaaaaakkk :)
11:15

________________

Sementara itu di Kantor, BoBoiBoy hanya bisa tersenyum melihat isi obrolan antara dirinya dengan sang isteri.

'gemesin."

Tingkah aneh BoBoiBoy itu berhasil mengundang perhatian ketiga pria di depan nya.

"Lo kenapa dah?" Tanya Ice sembari memukul tangan sepupunya itu dengan pulpen.

"Tau tuh. Senyam-senyum sendiri dari tadi." Blaze ikut bertanya penasaran.

BoBoiBoy menaruh ponselnya di atas meja. Wajah para sepupunya ditatap satu persatu sambil masih tersenyum

"Ngga ada."

Taufan tersenyum jahil. "Chatan sama ayang, ya?"

Wajah pria bertopi Dino itu langsung memerah saat mendengar tebakan taufan itu.

"...diem.*:"

______________

Hai~ aku baliiiiik!!!

Jadi gimanaaaa? Maaf ya, jika book ini semakin membosankan kalian. Aku cuman ngetik apa yang terlintas di otakku saja ;)

Baiklah

Sea you

owner of my heartWhere stories live. Discover now