Chapter 10. Do You Like Me?

2.8K 293 16
                                    

"M-maaf! aku gak tau kalo kamu lagi video call!"

Saat ini di balik sofa sebuah kamar berukuran besar, seorang gadis berucap dengan tergesa, ketika laki-laki yang menghampirinya kini sudah berdiri di hadapannya.

"Aku kirain kamu lagi gak ngobrol sama siapa-siapa, aku pikir kamu.. ehm.. k-kirain.. kamu.."

Salma yang panik berusaha mengatur nafas dan tak bertemu pandang dengan Nathan di hadapannya, sebab ia baru saja membuat dua jenis kekacauan.

Yang pertama adalah ketika ia ketiduran di kamar Nathan, selama tiga jam. Dan yang kedua adalah ketika ia bersuara dengan kencang, disaat Nathan sedang melakukan video call dengan teman-temannya, termasuk Valery, membuat mereka mengira bahwa Nathan sudah membawa perempuan lain ke dalam kamarnya.

Kini Salma menutup kedua matanya menggunakan tangan, dan merutuki dirinya sendiri. Ia datang kesini hanya untuk melakukan pekerjaannya dan mendapatkan uang, kenapa malah jadi begini??

Apa yang akan Nathan lakukan padanya sekarang??

Namun tiba-tiba, Salma merasakan sesuatu yang dilempar ke atas pangkuannya. Ia melepaskan kedua tangan dan membuka matanya.

Itu adalah tasnya. Tas yang tadi ia cari, sudah berada di atas pangkuannya sekarang.

Salma mendongak ke depan, melihat Nathan yang masih berdiri di hadapannya. Laki-laki itu barusan melempar tas Salma ke arahnya.

"Berisik," ucap Nathan, karena Salma yang langsung membuat keributan setelah bangun dari tidurnya.

Salma yang mendengar itu seketika mengerjap. Ia menatap Nathan dengan wajah kaget dan tak percaya.

Apakah Nathan.. tidak berniat menyakitinya? batin Salma, mengingat dirinya sudah mengacau sedari tadi.

Namun tidak mau memusingkan hal tersebut, Salma akhirnya berusaha bangkit dan berdiri. Ia memegang tasnya, dan merapikan pakaiannya.

"A-ku.. minta maaf."

Sambil menunduk dan memeluk tasnya, Salma berucap pada Nathan di hadapannya. Ia berusaha keras untuk tidak bertemu pandang dengan laki-laki itu, sebab ia merasa sangat malu atas ketidakprofesionalannya.

"Aku pamit ya." Kini Salma langsung bergerak dan hendak berjalan menuju ke arah pintu kamar.

Namun baru saja ia melangkah, ia langsung merasakan tarikan tangan di lengannya.

Salma refleks menengok ke belakang. Ia langsung bertemu tatap dengan Nathan yang menariknya.

Wajah laki-laki itu terlihat serius. Ia tidak terlihat marah, namun serius.

"Jangan pulang."

Seketika, kedua mata Salma membulat. Jantungnya berdebar kencang.

"Hah??"

"Disini aja."

Ucapan Nathan semakin membuat Salma tercengang. Ia melihat tatapan remaja laki-laki yang begitu serius terhadapnya.

Apa-apaan anak ini?? kenapa ia menahan Salma pergi??

Seketika, Salma menyadari sesuatu hal. Biasanya, jika Nathan tidak ingin Salma pergi, itu artinya ia berniat menyiksanya terlebih dahulu, ia hanya akan membiarkan Salma pergi setelah ia puas membuat Salma merasa tersiksa.

Benar. Itu pasti tujuannya.

"Gak mau, aku harus pulang, ini udah jam sepuluh," ucap Salma, berusaha melepaskan tangan Nathan.

Namun tiba-tiba, tatapan Nathan berubah tajam. Ia menatap Salma dengan tajam.

Kenapa?? apakah karena Salma menolak ucapannya??

Scary First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang