Saat ini, di dalam sebuah kamar yang begitu luas namun terasa sunyi, seorang gadis terduduk di tepi kasur, sambil memegang handuk yang sudah ia gunakan untuk mengusap rambutnya yang basah.
Gadis itu kini terdiam dan menunduk. Ia melihat dirinya sendiri, yang kini sudah mengganti pakaian, dan mengenakan setelan baju tidur milik Noella yang ia gunakan tanpa izin pemiliknya.
"Bentar ya mas, bibi olesin dulu lukanya biar cepet kering."
Suara itu terdengar dari arah belakang, membuat Salma menengok dan melihat situasi di tepi kasur yang berlawanan.
Disana, Nathan juga terduduk diam, bersama bibi yang berjongkok di hadapannya. Bibi sedari tadi mengobati luka di area lutut Nathan.
Bibi yang panik sudah hampir menelfon dokter agar segera menangani luka tersebut, namun Nathan melarangnya, dan mengatakan ia bisa mengobati lukanya sendiri. Akhirnya bibi pun membantu Nathan mengobatinya.
"Ini lukanya tadi kena air kolam renang, apa gak perih mas?" Bibi bertanya.
"Gak tau, gak terasa," jawab Nathan.
Suasana hening sesaat menyelimuti. Salma yang duduk saling membelakangi dengan Nathan, kini menggigit bibirnya dengan kencang.
Mendengar obrolan itu, langsung berhasil membuat rasa bersalah menyelimutinya begitu besar.
Sekitar satu jam yang lalu, insiden itu terjadi, ketika Salma tercebur ke dalam kolam renang dan membuat dirinya tenggelam.
Salma sudah hampir mengira dirinya akan mati karena kehabisan nafas, sebelum akhirnya Nathan menariknya, dan menyelamatkannya dari kengerian.
Nathan membawa Salma ke permukaan air, dan mereka berdua sempat terdiam disana. Salma meluapkan tangisan karena rasa takut yang menyelimutinya, dan Nathan tidak menghentikannya. Laki-laki itu bahkan memeluknya, dan berusaha membuatnya merasa lebih tenang.
Ketika bibi mendekati mereka, Nathan langsung mengangkat Salma naik ke pinggir kolam, dan meminta bibi membawa Salma ke dalam rumah.
Salma diberi handuk, dan ditemani bibi mengganti pakaiannya. Ia juga dipinjamkan pakaian Noella untuk dikenakan.
Selama dirinya ditemani mengganti pakaian, Salma berusaha menenangkan dirinya, dari rasa terkejut yang ia alami. Bibi juga berkali-kali menanyakan keadaannya, dan memastikan bahwa Salma baik-baik saja.
Namun saat itu, yang ada di dalam pikiran Salma, sudah bukan tentang dirinya. Salma sudah tidak peduli lagi pada dirinya sendiri.
Yang Salma pikirkan, adalah bagaimana Nathan bisa menyelamatkannya. Bagaimana Nathan tiba-tiba berada di dalam kolam itu bersamanya, dan menariknya ke permukaan.
Bukankah Nathan sedang tidur di kamar? bukankah ia sedang lelap untuk petama kalinya, setelah sekian lama mengalami kesulitan tidur dalam hidupnya?? lalu kenapa Nathan yang menyelamatkannya?? kenapa dalam waktu singkat, ia sudah berada di kolam renang bersamanya??
Salma bertanya soal itu pada bibi, ingin mengetahui apa yang sesungguhnya sudah terjadi.
Jawaban bibi, begitu menohok baginya.
"Mbak Salma??"
Tiba-tiba suara itu terdengar, membuat Salma yang sedang merenung di tepi kasur, kini tersentak dan menatap seorang ART yang berdiri di depannya.
"Mbak Salma kok bengong? gakpapa kan? pusing gak?" tanya bibi.
Salma yang mendengar itu, langsung berusaha kembali ke kesadarannya.
"Enggak bi, aku udah gakpapa," jawab Salma segera, agar wanita di depannya tak lagi mengkhawatirkannya.
"Bener? yaudah kalo gitu, bibi keluar ya, kalo butuh apa-apa panggil aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Scary First Love
RomanceSalma pernah mendengar kalimat yang terasa masuk akal di kepalanya, isinya adalah 'segala situasi yang diawali dengan kekejaman dan rasa sakit, tidak akan mudah mendapatkan akhir yang menyenangkan.' Mungkin itulah kenapa kisah cinta pertamanya teras...