Pagi hari di sebuah SMA Swasta ternama yang jadi tempat bersekolah anak-anak dari keluarga kalangan atas, seorang gadis berkacamata sedang berdiri terdiam di dekat gerbang yang tertutup rapat.
Gadis itu mengenakan kemeja berwarna putih, serta rok berwarna hitam yang panjang hingga ke bawah lututnya. Meskipun tahun ini usianya baru delapan belas, dan ia masih masuk kategori mahasiswa baru di kampusnya, namun gadis itu tidak melewati kesempatan untuk bisa bekerja di sekolah ini, sebagai seorang asisten guru.
Gadis bernama Salma memilih untuk menerima tawaran pekerjaan sampingan ini, sebab sebagai anak perempuan pertama di keluarganya, ia ingin mengambil peran dan membantu perekonomian keluarganya. Salma bahkan rela dimarahi dan dimaki oleh pihak kampusnya karena mengubah jadwal kuliahnya menjadi sore ke malam. Ia bahkan nekat menghadap Dekan untuk memohon agar diberikan keringanan akan hal tersebut.
"Mbak Salma?"
Salma menengok. Ia melihat perempuan dewasa bernama Anne, seorang guru mata pelajaran Matematika yang akan jadi atasannya di sekolah ini.
"Iya bu," ucap Salma.
"Hari ini ibu mau ngajarin kamu dulu soal sistem kerjanya, sampe sore gakpapa ya? sampe anak-anak pulang? cuma hari ini aja kok," tutur perempuan itu.
Salma tersenyum. "Iya bu, gakpapa," jawabnya.
"Oke, ayok ikut saya ke ruang guru."
Salma mengangguk, kemudian ikut berjalan bersama guru tersebut masuk lebih dalam ke area sekolah ini. Salma berusaha menahan debaran jantungnya. Sedari tadi, ia sudah gugup untuk menjalani hari pertamanya, namun ia menguatkan diri agar semuanya berjalan lancar.
Ketika Salma sudah sampai di depan ruang guru, bu Anne berucap padanya. "Tunggu sini bentar ya, nanti kalo saya suruh masuk baru masuk."
"Baik bu," sahut Salma.
Bu Anne berjalan masuk ke dalam ruang guru tersebut, sementara Salma kembali berdiri menunggu, dan mengatur debaran jnatungnya yang tak karuan.
Salma takut dirinya membuat kesalahan di hari pertamanya bekerja. Ia takut mengecewakan Anne, yang sudah menawarkan langsung pekerjaan ini padanya.
Dan juga..
Salma menelan ludah. Sedari tadi, ia berusaha untuk tidak bertemu pandang dengan murid-murid yang lalu lalang di hadapannya.
Kenapa?? kenapa mereka berkeliaran dengan bebas?? ini baru pukul sembilan pagi, seharusnya mereka di kelas kan?? batin Salma.
Salma begitu panik, sebab ia menyadari ada banyak murid berseragam putih abu-abu, laki-laki maupun perempuan yang menatap dengan penasaran ke arahnya.
Entah kenapa, membayangkan berinteraksi dengan para murid lebih menyeramkan baginya dibanding berinteraksi dengan guru di sekolah ini. Mungkinkah karena Salma tahu mereka bukan murid dari keluarga biasa?
Mereka semua adalah anak-anak orang kaya yang orangtuanya memiliki kekuasaan dan kekayaan. Salma takut dirinya sampai terlibat dengan salah satu dari mereka, dan berujung membuat hidupnya jadi menderita.
Namun kini Salma sadar, bahwa ia hanya akan bekerja sebagai asisten guru. Seharusnya, ia tidak perlu banyak berinteraksi dengan murid kan?
"Ibu?"
Tiba-tiba, Salma yang menunduk menyadari ada seseorang yang berdiri di depannya. Iapun segera menaikkan pandangan, dan melotot kaget melihat seseorang yang bediri di hadapannya.
Jantung Salma berdebar kencang. Di depannya saat ini, sudah ada seorang murid perempuan yang terlihat begitu cantik. Wajahnya kecil dan begitu bersih, kedua matanya terlihat bersinar dengan bulu mata yang begitu lentik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Scary First Love
RomanceSalma pernah mendengar kalimat yang terasa masuk akal di kepalanya, isinya adalah 'segala situasi yang diawali dengan kekejaman dan rasa sakit, tidak akan mudah mendapatkan akhir yang menyenangkan.' Mungkin itulah kenapa kisah cinta pertamanya teras...