Saat ini di dalam sebuah kamar, seorang gadis tidur dengan begitu nyaman. Ia memeluk erat bantal guling di sampingnya.
Walaupun bantal ini terasa lebih besar dan lebih keras dibanding biasanya, namun entah bagaimana, tetap berhasil membuatnya tidak ingin berpindah dari posisinya.
Gadis itu tersenyum. Ia sudah setengah sadar, namun belum berniat bangun sebab tidurnya tadi begitu nyenyak. Sudah lama ia tidak merasa senyenyak ini.
Namun seketika, Salma teringat bahwa dirinya harus segera bangun, dan menyiapkan sarapan untuk keluarganya. Ia juga harus berangkat ke sekolah.
Kini Salmapun membuka matanya, dan melihat ke arah jam dinding.
Kedua mata Salma langsung membulat lebar. Sekarang sudah hampir pukul tujuh pagi.
Itu artinya..
"WAAAA!!"
Salma terlambat!!
"Ck, berisik banget."
Teriakan Salma seketika terhenti, ketika ia mendengar suara seorang laki-laki dari arah sampingnya.
Atau lebih tepatnya, dari arah 'guling' yang sedang ia peluk dengan erat.
Salma melotot dan menatap perlahan. Keterguncangan begitu besar menyelimutinya, hingga ia terdiam membeku di tempatnya sekarang.
Salma melihat wajah seorang laki-laki yang begitu dekat dengannya. Laki-laki itu melanjutkan tidurnya, setelah sempat terbangun karena kaget mendengarkan teriakan Salma.
Kini Salma masih terdiam, dan berusaha memahami situasinya.
Namun itu tak butuh waktu lama, sebab ia langsung sadar, bahwa dirinya sudah berada di posisi yang tak semestinya!
Salma sekali lagi berteriak, setelah menyadari bahwa ia sudah tidur di samping Nathan, dan bahkan memeluk laki-laki ini seolah tubuhnya adalah guling.
"HWAAAA!!!"
Teriakan yang kedua ini lebih kencang dan nyaring, membuat Nathan yang sedang tidur kembali tersentak hingga bangun, dan langsung menarik bantal.
Buk!!
Nathan memukul wajah Salma menggunakan bantal tersebut. Ia benar-benar emosi sekarang.
"Diem!!" bentak Nathan kesal.
Salma yang wajahnya kena hantam bantal, hampir tersungkur ke belakang. Ia seketika terdiam, dan berusaha menenangkan jantungnya yang berdebar kencang.
Salma menatap sekeliling, seolah berusaha mengingat lagi apa saja yang sudah terjadi kemarin. Tatapan Salma juga langsung bertemu dengan tiang infusan di samping kasur, membuatnya menengok ke arah tangannya sendiri.
Benar, Salma sudah berada disini sejak kemarin. Ia pingsan di sekolah, lalu dibawa Nathan kesini dan dirawat di kamarnya.
Salma bahkan memiliki seorang tenaga medis yang ditugaskan khusus untuk merawatnya.
"Selamat pagi, mbak Salma, udah bangun?"
Baru saja ia pikirkan, suster itu masuk ke dalam kamar dan menghampiri Salma di kasur.
Salma begitu panik. Ia refleks melihat ke arah Nathan yang sudah kembali tidur di sampinya.
"N-Nathan! bangun!" ucap Salma, sambil melempar bantal ke arah Nathan.
Salma membangunkan Nathan, sebab ia begitu malu. Ia takut perawat ini berpikiran buruk melihat Salma yang tidur satu kasur dengan Nathan.
"Gakpapa mbak, kasian mas Nathan baru bisa tidur kayanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Scary First Love
RomanceSalma pernah mendengar kalimat yang terasa masuk akal di kepalanya, isinya adalah 'segala situasi yang diawali dengan kekejaman dan rasa sakit, tidak akan mudah mendapatkan akhir yang menyenangkan.' Mungkin itulah kenapa kisah cinta pertamanya teras...