Hari Jumat yang tak pernah Salma tunggu akhirnya tiba. Saat ini, Salma baru saja selesai menjalani kuliahnya, dan sedang duduk di sebuah halte yang jauh dari kampusnya.
Salma menghela nafas kasar. Rasanya, ia ingin pulang dan beristirahat. Ia sudah bekerja di sekolah sejak pagi, lalu kuliah di siang hari, dan kini ia masih harus pergi. Bukankah Salma butuh istirahat?
Tidak juga. Istirahat memang ia butuhkan, namun bukan itu yang jadi alasan utamanya.
Salma kini melihat ke arah seorang pengendara motor gede yang menuju ke arahnya, kemudian berhenti tepat di depannya.
Salma mengernyit, memperhatikan dengan bingung. Ia tidak mengenali siapa pengendara yang berhenti di depannya ini, hingga laki-laki itu membuka kaca helm yang ia kenakan.
"N-Nathan??" ucap Salma tersentak.
"Ngapain diem aja? buruan."
Salma semakin tersentak. Pasalnya, ia tidak tahu bahwa Nathan akan menjemputnya menaiki motor.
Kini pandangan Salma teralih ke arah motor yang Nathan naiki. Warnanya hitam pekat dan terlihat berkilau. Aroma mesin yang mahal seperti tercium berasal dari sana.
"Kenapa? kan kamu yang kemaren pengen aku bawa motor," ucap Nathan, yang masih belum melepas helm full face yang ia kenakan.
Salma menelan ludahnya. Ia memang meminta Nathan untuk membawa motor dalam rencana mereka hari ini, agar Salma tidak merasa panik terus menerus menaiki mobil mewahnya yang mirip seperti di film hollywood.
Namun motor yang Salma maksud juga bukan motor seperti ini. Tak bisakah Nathan menaiki sesuatu yang terlihat sederhana agar Salma merasa lebih tenang??
"K-kamu.. gak ada motor yang biasa apa?" tanya Salma, sambil berjalan ke arah laki-laki itu.
"Komplain lagi?" ucap Nathan, menatap Salma dengan tatapan jengkel.
"Naik."
Salma cemberut. Kalau begini certanya, sama saja.
Namun akhirnya Salma menurut, dan naik ke boncengan Nathan. Mereka memulai kegiatan yang sudah direncanakan sejak minggu lalu, tepatnya di hari Sabtu.
Saat itu, Salma sedang panik dan memohon agar Nathan menurunkannya dari mobil mewah yang ia gunakan mengantar Salma, karena takut ketahuan oleh Noella dan Evelyn yang menunggunya di kampus.
Nathan mengiyakan dengan syarat Salma harus mau ia ajak pergi berdua di hari Jumat sore.
Salma tentu saja tidak mau, akan tetapi, ia tak punya pilihan lain. Salma terlalu panik memikirkan konsekuensi yang akan ia dapatkan jika Noella melihatnya turun dari mobil Nathan, maka dari itu, ia terpaksa menyetujui syarat tersebut.
"Bu Salma mau kencan sama cowok itu hari Jumat?"
Seketika, Salma mengingat obrolannya dengan Daniel di hari Senin, ketika Daniel mengajaknya pergi.
Suasana hati Salma langsung berubah buruk karena mengingat dirinya yang terpaksa menolak ajakan Daniel untuk pergi. Padahal seharusnya, Salma bisa menghabiskan waktunya saat ini dengan Daniel, namun ia malah harus menghabiskannya bersama Nathan si kejam.
Nathan bahkan tidak mau memberitahu kemana mereka pergi sekarang.
Salma juga menyadari bahwa ada satu hal yang harus ia tekankan pada Nathan.
***
"A-aku mau bilang sesuatu dulu."
Saat ini, di depan sebuah cafe yang tak pernah Salma datangi, gadis itu berdiri di dekat seorang laki-laki yang sudah turun dari mobilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Scary First Love
RomanceSalma pernah mendengar kalimat yang terasa masuk akal di kepalanya, isinya adalah 'segala situasi yang diawali dengan kekejaman dan rasa sakit, tidak akan mudah mendapatkan akhir yang menyenangkan.' Mungkin itulah kenapa kisah cinta pertamanya teras...