"Ekhh!!"
Suara penuh keterkejutan itu terdengar, keluar dari mulut seorang gadis yang saat ini berhimpitan dengan tembok perpustakaan, diantara dua rak buku berukuran besar dan tinggi-tinggi.
Gadis bernama Salma seketika menutup mulutnya sendiri, menyadari bahwa suaranya mungkin akan terdengar oleh orang lain yang berada di perpustakaan ini.
Namun Salma juga sadar bahwa teriakkan barusan adalah refleks yang pasti akan keluar dari mulut siapun, jika merasakan apa yang ia rasakan.
Salma merasakan sakit dan perih, setelah seorang murid mendekatkan wajah ke arah lehernya.
Namun rasa sakit itu sesungguhnya tidak seberapa, jika dibanding dengan keterkejutan Salma akan apa yang baru saja dilakukan Nathan.
Nathan menggigit lehernya begitu kencang. Dan setelah itu, Salma juga merasakan hisapan di area lehernya yang barusan digigit kencang.
Salma semakin tercengang. Ia kini melihat Nathan yang sudah menjauhkan wajahnya, dan menatap Salma dengan senyuman miring di bibir.
Mulut Salma sampai sedikit terbuka, sangking kagetnya ia, sama sekali tidak menyangka bahwa Nathan akan melakukan ini padanya.
"Impas."
Satu kata itu Nathan ucapkan, sebelum melepaskan cengkraman tangannya di rahang Salma dengan kasar, hingga kepala Salma terdorong ke arah samping.
Sambil mengerjap tak percaya, Salma mengatur nafasnya yang terengah-engah. Ia terdiam di tempatnya. Merinding juga masih ia rasakan di seluruh tubuhnya.
Sementara murid laki-laki di hadapannya kembali tersenyum melihat reaksinya. Reaksi Salma sesuai dugaannya, dan sesuai dengan apa yang ia inginkan.
Kini tanpa mengucapkan apapun lagi, Nathan berbalik dan berjalan pergi, meninggalkan Salma yang masih terdiam membeku di tempatnya.
Salma merosot ke bawah dan terduduk di lantai perpustakaan yang dingin. Ia masih berusaha mengatur nafasnya, dan menenangkan diri dari ketercengangan yang dirasakan.
Perlahan, Salma menyentuh lehernya sendiri, dan meraba area yang tadi digigit dan dijilat oleh Nathan. Jantung Salma berdebar kencang.
Meskipun ia tahu Nathan adalah murid badung yang tak akan berhenti mengganggunya, Salma tidak menyangka Nathan akan melakukan hal sejauh ini.
Kini Salma menelan ludahnya, menyadari bahwa murid itu telah melakukan kejahatan ini di tempat umum. Di ruang perpustakaan dimana mereka bisa saja dilihat oleh orang.
Salma menyadari, bahwa Nathan adalah murid yang tidak memiliki takut sama sekali. Nathan benar-benar berani, dan tidak segan melakukan hal seperti ini.
Pemikiran Salma jadi melayang lebih jauh lagi. Jika Nathan bisa melakukan hal seperti ini padanya, apa yang bisa ia lakukan lagi pada Salma setelah ini?
***
Di dalam ruangan guru yang sepi, Salma sudah duduk di di bangkunya. Ia memutuskan untuk menyelesaikan pekerjaannya disini, meskipun kini dirinya sedang merenung sambil memegangi leher yang sudah ia tempeli plester, agar bekasnya tidak terlihat oleh siapapun.
"Ng-ngapain kamu kesini??"
"Mau mastiin bu Salma udah resign."
Karena sedari tadi tak bisa berhenti memikirkan apa yang dilakukan Nathan padanya, Salma juga jadi kepikiran pada satu hal yang selalu diucapkan oleh Nathan ketika sedang mengganggunya.
Walaupun tak mengerti apa alasannya, namun Nathan menginginkan Salma untuk mengundurkan diri dari pekerjaannya di sekolah ini.
Apakah itu artinya, Nathan tidak akan berhenti sebelum Salma mengajukan resign?
KAMU SEDANG MEMBACA
Scary First Love
RomanceSalma pernah mendengar kalimat yang terasa masuk akal di kepalanya, isinya adalah 'segala situasi yang diawali dengan kekejaman dan rasa sakit, tidak akan mudah mendapatkan akhir yang menyenangkan.' Mungkin itulah kenapa kisah cinta pertamanya teras...