nemu ini, lucu aja ngebayangin ini Salma hahaha
***
Chapter 3. I'll Bite You
Pagi ini di dalam sebuah kamar yang sedikit gelap dan begitu sederhana, seorang gadis sedang bersiap untuk berangkat kerja. Ia berdiri di depan cermin, dan melihat dirinya sendiri.
Padahal masih pagi, tapi rasa haru sudah tercipta ketika ia melihat pantulan wajahnya di cermin tersebut.
Salma melihat kacamata yang menjaga kedua matanya dan membuatnya bisa memandang dengan jelas. Kacamata model baru yang belum pernah ia kenakan sebelumnya.
Kacamata ini adalah hadiah dari kedua sahabatnya, yang kemarin sudah menjemputnya di sekolah tempat ia bekerja.
Ketika diantar pulang, Salma memang meminta mereka mengantarnya terlebih dahulu ke optik dimana dulu ia membeli kacamatanya yang kini sudah hancur tak karuan, akibat ulah murid laki-laki yang tak Salma mengerti sama sekali.
Namun bukannya membawa Salma kesana, Noella dan Evelyn malah membawa Salma ke sebuah optik yang jauh lebih mewah. Mereka memilihkan kacamata ini untuk Salma, dan mengatakan bahwa ini adalah hadiah untuknya.
Salma merasa buruk, sebab ia harus kembali menjadi beban bagi kedua kawannya. Evelyn dan Noella pasti tahu bahwa Salma tidak punya cukup uang untuk membeli kacamata baru yang layak digunakan, itulah kenapa mereka memaksa Salma menerima hadiah ini.
Kini Salma hanya bisa pasrah, dan berjuang lebih keras dalam hidupnya. Ia berjanji suatu saat nanti, ia akan membalas kebaikan kedua sahabatnya.
"Mbak Salma! ayo berangkat!"
Tiba-tiba suara itu terdengar, membuat Salma mengerjap dan tersadar dari lamunannya. Iapun buru-buru mengambil tasnya, dan berjalan keluar dari kamar.
"Iya," jawab Salma.
Salma menuju ke ruang tamu rumahnya. Ia melihat dua adik laki-lakinya, Faisal dan Rafi, serta adik perempuannya yang tadi memanggilnya, Nadia.
"Ayo ayo, udah pada siap kan?" ucap Salma, sambil memastikan sekali lagi bahwa semua keprluan adik-adiknya sudah masuk ke dalam tas mereka masing-masing.
Faisal dan Rafi yang bersekolah di SMP yang sama kini berdiri, mereka keluar duluan dari rumah. Sementara Nadia yang masih SD, mendekat dulu ke arah Salma.
"Ibu mana? udah pada salim?" tanya Salma.
"Udah, tapi ibunya malah ke dapur," jawab Nadia.
Salma mengernyit. Biasanya, ibunya akan duduk di teras depan sambil memperhatikan mereka berangkat di pagi hari seperti ini.
"Ayo, bapak udah manasin motor," ucap Nadia mengajak kakaknya.
"Bentar, aku belum salim ibu," sahut Salma, kemudian berjalan ke arah dapur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Scary First Love
RomansaSalma pernah mendengar kalimat yang terasa masuk akal di kepalanya, isinya adalah 'segala situasi yang diawali dengan kekejaman dan rasa sakit, tidak akan mudah mendapatkan akhir yang menyenangkan.' Mungkin itulah kenapa kisah cinta pertamanya teras...