12 || New person

4K 341 4
                                    

Jemmy tengah berkutat dengan iPad di hadapannya. Sudah satu jam setengah laki-laki itu duduk di kursi belajar mengerjakan project kelompok yang belum selesai. Ia menyicil tugas bagiannya agar besok ketika kerja kelompok sudah siap dan ke bagian selanjutnya.

Jemmy menarik nafas dalam lalu dihembuskan. Kepalanya ia sandarkan di sandaran kursi. Pikirannya melayang ke kabar pernikahan sepupunya, Mahesa. Lalu kabar Sagara yang menentang Opa Soera mengenai pertunangan Keyra yang katanya diminta untuk dipercepat.

Lagi-lagi Jemmy menghela nafasnya berat. Memikirkan kedua sepupunya saja sudah membuat Jemmy lelah bagaimana jika nantinya itu terjadi pada dirinya? Itu juga alasan Jemmy tak kunjung mendapatkan pasangan karena ia tak mau nanti pilihannya ditentang keras oleh keluarga terutama Opa Soerawidjaja.

Jemmy sadar penuh bahwa dirinya hidup di keluarga seperti ini. Pasangan yang didapat harus sesuai syarat dan selevel dengannya. Jika tidak bisa saja nanti mendapat konsekuensi dari keluarganya. Sebenarnya dulu Yuna pernah bilang padanya bahwa, Yuna tidak ada sama sekali mengatur pasangan Jemmy nanti, sang Ibu memberi kebebasan padanya untuk mencari dan mendapatkan tambatan hati. Namun Jemmy takut. Takut akan apa yang didapat nantinya ketika ia menemukan pasangan tidak sesuai syarat Soerawidjaja.

Tok! Tok! Tok!

"Masuk."

Pintu kamarnya terbuka menampilkan sosok perempuan cantik yang sangat Jemmy sayangi.

"Belum tidur Nak?"

"Masih ada project belum selesai, Mama sendiri kenapa belum tidur?"

Yuna duduk di tepian kasur Jemmy dan disusul Jemmy mengambil duduk di sebelah Yuna.

"Mahesa mau nikah lho Jem, Mama dapet kabar dari Tante Ine."

"Heem, aku juga tau dari Keyra, kayaknya Opa abis dari rumah Om Sagara bahas pertunangan Keyra."

Yuna tersenyum, "Kamu gimana kuliahnya, lancar kan Nak?"

Jemmy mengangguk, "Sejauh ini aman Ma."

Keduanya terdiam.

"Mama kesini pasti ada yang mau dibahas kan? Ada apa Ma?"

Yuna menggenggam tangan Jemmy dengan tatapan lembut, "Jemmy harus inget disini ada Mama dan Papa yang akan selalu dukung kamu, apapun itu kami berdua sebagai orangtua akan selalu ada untuk anak kami satu-satunya ini."

Jemmy terkekeh, "Mama Papa juga harus inget, ada anak kalian disini yang akan terus mengusahakan yang terbaik buat kalian berdua."

"Mama Papa bangga punya kamu, kami berdua mungkin belum sempurna menjadi orangtua tapi kami sangat bahagia bisa mendidik kamu menjadi orang baik seperti sekarang ini."

"Jemmy juga bangga punya Mama dan Papa, bangga bangett."

Yuna terkekeh lalu memeluk Jemmy. Jemmy pun membalas pelukan itu dengan erat.

"Jalani kehidupan kamu yang sekarang dengan hal yang bermanfaat, harus bisa bagi waktu mana untuk belajar dan kumpul main sama temen, Mama cuma nitip untuk selalu jaga sikap dan selalu berbuat baik di sekelilingmu."

Jemmy mengangguk Yuna merasakan itu.

.

.

.

Dua laki-laki yang satu dengan setelan pakaian rapih duduk berhadapan dengan laki-laki muda dengan pakaian kasualnya. Menu makan siang yang telah dipesan tersaji di meja mereka.

Para pengunjung restoran yang menyadari dua orang itu sedikit berbisik-bisik agar tidak di dengar oleh keduanya.

"Keluarga sehat semua?"

Soerawidjaja (Old Money Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang