18 || Italy Dadakan

3.8K 334 6
                                    

Semakin hari hubungan Keyra Jean semakin dekat. Keyra sudah mulai menerima kehadiran Jean di kehidupannya. Jean yang sudah mulai mengakui pada diri sendiri bahwa ia jatuh cinta pada Keyra. Jean berdoa agar hubungannya berlanjut. Keyra berdoa agar ia bisa terus bersama dengan Jean. Keyra mulai merasakan arti sebuah kenyamanan jika bersama Jean. Dan Jean mulai memprioritaskan Keyra, mulai mengerti bahwa pusat semestanya ada pada Keyra.

Keduanya mulai menunjukkan dengan jelas mengenai kedekatannya. Tidak ada lagi hal yang perlu disembunyikan ketika sedang bersama. Tidak ada lagi rasa malu atau canggung ketika sedang bersama di tempat umum.

Hanya menunggu waktu yang tepat untuk keduanya meresmikan hubungan.

.

.

.

Ine mendapati anak gadisnya tengah duduk di gazebo taman belakang. Ditemani secangkir teh dan membaca sebuah buku yang ada di genggamannya. Ine menghampiri Keyra seorang diri duduk di gazebo.

"Fokus banget bacanya?"

Keyra terkekeh kemudian menutup buku bacaannya untuk menaruh seluruh atensinya kepada Ine.

"Belum tidur Mi?"

Ine menggeleng, "Belum ngantuk, Papi juga lagi di ruang kerjanya tuh."

Keyra merotasikan bola matanya, "Kebiasaan deh Papi kalau di pertengahan bulan gini."

Ine terkekeh seraya mengusap puncak kepala Keyra.

"Everything is good, Nak?"

Keyra mengangguk, "Kenapa?"

"Happy gak?"

"Happy...and yeah just normal but Keyra merasa lagi happy banget akhir-akhir ini."

Antusias yang Keyra rasakan turut Ine rasakan juga. Wajah berseri Keyra terpancar jelas tak dapat disembunyikan lagi.

"Puji Tuhan, Mami seneng kalau anak mami satu-satunya inii happy teruuss."

Keduanya tertawa ringan.

"Mam, tau gak-"

"Iyaa, kenapa?"

"Keyra udah mulai bisa menerima kehadiran Jean di hidup Keyra."

Ine tersenyum senang.

"Keyra merasa nyaman terus di deket Jean meskipun cuma nungguin atau nemenin dia di coffe shop. Keyra seneng banget setiap ngeliat Jean."

Ine terkekeh gemas.

"Tapi Key butuh waktu untuk menafsir ini semua, Key gak mau nanti salah ambil jalan. Key mau tetep santai gak buru-buru untuk mengambil keputusan apapun itu."

Ine mengangguk, "Its okey Nak, ambil waktu sebanyak mungkin agar kamu bisa memikirkan dengan matang. Mami Papi disini, selalu ada untuk Keyra kapanpun Keyra butuh kami."

Keyra tersenyum lembut, "Maaf kalau karena Keyra, Mami sama Papi disalahin mulu sama Opa."

Ine menggeleng, "Demi kebaikan anak kami satu-satunya, Papi Mami relakan sepenuhnya buat kamu. Kenyamanan dan kebaikan hal terpenting menjadi prioritas Mami papi untuk kamu, Key."

Keyra menggenggam tangan Ine, "Mami harus selalu ada buat Keyra ya Mi?"

"Pasti, Mami sudah janji dengan Tuhan bahwa Mami akan selalu ada buat Keyra, dan selalu mengedepankan kebahagiaan untuk Keyra."

Dua perempuan cantik itu saling berpelukan penuh sayang dengan senyuman kebahagiaan.

.

.

Soerawidjaja (Old Money Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang