22 || Menuju Hari H

3.3K 312 12
                                    

Terhitung tersisa 5 hari lagi menuju hari yang di tunggu-tunggu oleh dua insan muda yang akan merubah statusnya sebentar lagi. Seperti tempat acara dan cincin sudah selesai, untuk tamu undangan mereka lebih memilih hanya keluarga terdekat saja. Baik dari keluarga Keyra dan Jean, atas keputusan Jean dan juga Keyra yang enggan mengundang siapapun kecuali keluarga terdekat.

Jean dan Keyra masih melakukan aktivitas seperti biasanya, berkuliah dan Jean yang lanjut bekerja atau hanya mengawasi coffe shopnya. Jika ada waktu luang Keyra dan Jean sempatkan untuk bertemu membahas acara yang akan diselenggarakan di pulau dewata, Bali.

Siang ini, Jean mengajak Keyra untuk makan siang di sebuah warung makan sederhana favorit Jean. Keyra tentu mengiyakan ia juga ingin tau makanan favorit Jean apa saja selain makanan junk food. Ternyata Jean, calon tunangannya menyukai nasi pecel yang ada di dekat kantor sosial milik Danang.

"Gimana, enak gak?" tanya Jean di sela makannya.

Keyra mengangguk mantap, "Enak, aku baru tau ada nasi pecel seenak ini di deket sini."

"Ini kan daerah kantor sosial milik Om Danang, gak pernah kesini sebelumnya?"

"Nggak, Jemmy ogah mulu kalau aku minta ditemenin keliling sini, padahal aku pengen tau kegiatan di kantor sosial punya uncle Danang."

Jean terkekeh, seraya melanjutkan makannya.

"Btw, selain disini suka makan dimana lagi?" Keyra balik bertanya.

Jean berpikir sebentar, "ada sih, tapi rasanya beda gak kayak disini. Padahal sama-sama nasi pecel, cuma rasanya lebih enak disini."

Keyra manggut-manggut mengerti.

Selesai makan keduanya belum beranjak untuk pergi. Masih duduk menurunkan nasi ke perut.

"Panas banget ya? Sorry aku ajak makan siangnya kesini."

Keyra terkekeh, "Nggaakk iih, biasa aja kalii."

Jean pun langsung mengusap peluh keringat di kening dan pelipis Keyra menggunakan tissue. Keyra yang mendapat perlakuan tiba-tiba seperti itu hanya bisa tersenyum menahan debaran jantungnya.

"Udah, mau pulang?"

Keyra mengangguk. Setelahnya Jean membayar, tangan Jean langsung menggandeng Keyra untuk menuju parkiran mobil.

"Mau langsung pulang atau...?"

"Ke coffe shop kamu boleh?"

Jean mengangguk, "Boleh lah, yaudah kita langsung kesana aja ya."

"Okey."

.

.

Sampai di coffe shop, keduanya disambut oleh dua karyawan tetap J'cafe yakni Eros dan Roni.

"Wiiih, abis dari mana mbak, mas?" tanya Eros yang memang si paling kepo.

"Makan siang." jawab Keyra antusias, lalu mengambil duduk di bar area.

"Makin cantik aja nih, mbak Keyra." goda Roni.

"Ekhm..."

Keyra, Eros, dan Roni langsung terkekeh mendengar deheman yang tersirat dari Jean. Jean sendiri pura-pura cuek sambil membuatkan minuman kesukaan Keyra.

"Mbak, gimana rasanya sekarang?" tanya Roni bisik-bisik.

"Hah?" Keyra mengerutkan keningnya bingung, "Rasanya apaa sih Ron?"

"Rasanya yang mau tunangan, jiiaakkkhhh!" seru Roni dan Eros heboh sendiri.

Keyra jadi tertawa melihat tingkah keduanya, "Ada aja yaa yang mau ditanya, kalian kenapa gak jadi wartawan aja sekalian?"

Soerawidjaja (Old Money Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang