Pagi ini ruang makan di kediaman Sagara terlihat lengkap. Biasanya hanya ada Sagara dan Ine karena Keyra yang enggan bangun pagi karena alasan kuliahnya selalu di siang hari. Tapi hari ini, Keyra ikut sarapan dengan kedua orangtuanya.
Keyra meminum sedikit susu vanilla yang ada di dekatnya.
"Pi, Mi, itu berita tentang Jemmy beneran?"
Ine yang tengah mengoles selai kacang pada sehelai roti tawar, menghentikan gerakannya. "Berita apa?"
"Itu loohh yang sama anak dari Batara Simanjorang."
"Ohh, emang jadi itu, rencana Papa jodohin Jemmy sama anak dari Batara?" Ine ikut bertanya pada Jemmy.
"Papa kalau udah pengen sesuatu, ia akan berusaha dapetinnya. Dari dulu Papa udah kenal sama Batara cuma pikiran untuk menjodohkan kayak gini belum ada. Pas tau kemarin malam Batara bawa anak gadisnya, langsung deh Papa ada pikiran menjodohkan Jemmy sama anak Batara." jelas Sagara santai sambil memakan sarapannya.
"Tapi, bukannya Jemmy sempat deket sama karyawan di perusahaan sosial Danang?" Ine teringat saat itu dimana Jemmy yang tengah makan bersama dengan seorang gadis yang katanya itu salah satu karyawan perusahaan sosial milik Danang.
"Opa mana mungkin mau Mi, yaa Jemmy langsung sadarlah." ucap Keyra yang kentara julidnya.
Sagara terkekeh, "Kamu sendiri gimana sama Jean?"
Mampus.
"H-hah? Aku? Kenapa?" kan Keyra jadi kikuk sendiri.
"Iyaa, kamu sama Jean gimana? Udah berapa bulan ini dari perkenalan waktu itu sampe sekarang kok gak ada kejelasan lagi sih?" Sagara memberikan seringainya melihat tingkah sang anak gadis yang bingung sendiri.
Ine juga sudah mengulum senyumnya melihat tingkah Keyra, "Jangan lama-lama dong Nak, kasihan itu Jean nunggu kepastian terus. Jean juga manusia loh, dia bisa aja capek nungguin ini."
Keyra berdecak, "Kan aku sama dia udah sepakat untuk saling mengenal dulu."
"Belum cukup emangnya? Kan udah berbulan-bulan Nakk." ujar Ine lembut.
Keyra tersenyum tipis, "Sebenernya Keyra udah ada jawaban untuk semua ini,"
"Lalu?"
"Keyra masih belum ada waktu untuk ketemu Jean."
"Papi terima apapun keputusan kamu nantinya, kamu bahagia kami sebagai orangtua juga akan ikut sangat bahagia. Papi yakin pasti jawaban kamu itu udah dipikir dengan baik, kan?"
Keyra mengangguk lemah.
"Good, cepet diomongin sama Jean ya."
.
.
Jean baru saja selesai kelas di jam 10 pagi. Seperti biasa Jean pasti akan bersama Helmi teman baik satu-satunya. Kedua lelaki itu berjalan di koridor untuk pulang meski nantinya pasti akan mampir ke J'cafe.
"Mau ke cafe gak lo hari ini?" tanya Helmi pada Jean untuk memastikan.
Jean mengangguk, "Iyee mau ada hal yang perlu gue bahas juga sama anak-anak di cafe."
"Oh iye, si Keyra apa kabar?"
Jean mengerut keningnya, "Hah?"
"Lah lo kan calonnya dia, apa kabar tuh cewek cantik?"
"Ck, apasih Hel? Nanya sendiri sono sama Keyra."
Helmi terkekeh, "Kenapa si brodiii tampankuuu?" Helmi merangkul Jean. "Udah mulai jatuh cinta ni lo?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Soerawidjaja (Old Money Indonesia)
Fiksi Penggemar3 cucu Soerawidjaja yang kehidupannya menjadi sorotan publik. Mahesa Soerawidjaja cucu pertama si CEO di anak perusahaan Soerawidjaja Group. Jemmy Soerawidjaja cucu kedua yang masih menuntut ilmu di fakultas bisnis, dan sudah mulai diajak kerja oleh...