17 || Baking

3.5K 344 6
                                    

Tak dapat dipungkiri bahwa setelah liburan singkat Jean dan Keyra ada perubahan hubungan mereka. Terutama Keyra. Gadis itu mulai sedikit terbuka dengan memberikan perhatian kecil seperti balik bertanya mengenai how's your day, mengingatkan Jean untuk makan atau membawakan Jean makan siang, lalu tak sungkan-sungkan meminta Jean untuk menemaninya pergi, dan sering berkunjung ke coffe shop milik Jean.

Tentu Jean merasakan perubahan yang terjadi pada Keyra. Perlahan Keyra mulai mau memberikan perhatian kecilnya pada Jean. Jean tentu bahagia, melihat Keyra juga ikut berusaha dalam hubungannya ini. Berusaha saling membangun komunikasi dengan baik, berusaha membuang ego masing-masing. Ada getaran hebat bagi Jean melihat perhatian kecil Keyra. Kini bukan hanya sang Mama yang memberikan perhatian, namun ada perempuan lain yang tengah berusaha membangun komunikasi. Jean senang dan Jean sangat menghargai perlakuan kecil itu.

Sore ini Jean yang memang berada di coffe shop dibuat terkejut dengan kehadiran gadis yang belakangan ini membuat jantungnya berdebar. Sosok gadis dengan pemilik senyum ceria itu berjalan menuju bar coffe area. Tangan kanannya membawa paper bag coklat yang entah apa isinya.

"Hai!" sapanya dengan penuh riang.

"Hai." balas Jean.

"Aku mampir kesini soalnya baru selesai kuliah."

"Wow, baru selesai?"

Keyra mengangguk kemudian mengangsurkan paper bag pada Jean yang masih setia berdiri di balik bar coffe berseberangan dengan Keyra.

"Apa nih?"

"Aku tadi mampir beli terang bulan manis deket sini, terus aku pesenin buat kamu."

"Waahh, thankyoouuu Keyraa"

"Sama-samaaa." Keyra melipat kedua tangannya diatas meja.

"Mau minum apa? Aku buatin." Jean terus tersenyum melihat wajah Keyra yang tengah berseri-seri sore ini.

"Hemmm," Keyra melihat display menu diatas sana. "Matcha aja deh."

"Okeey aku buatin spesial for you."

Keyra terkekeh menanggapi ucapan Jean barusan.

Keyra beralih melihat sekeliling coffe shop. Seperti biasa pelanggan coffe shop ini banyak peminat. Tak pernah sepi selalu ramai. Selain tempatnya yang super duper nyaman, letak coffe shop ini sangat strategis dapat banyak dijumpai orang-orang. Tak salah Jean memilih lokasi disini.

Lalu Keyra melihat display cake yang stoknya selalu menipis setiap kali dia kesini. Sebab rasa dari cake yang dijual sangat worth it untuk di beli. Keyra mengakui bahwa cake buatan Mama Jean sangat enak. Sampai detik ini Keyra belum juga mengatur jadwal untuk bisa belajar baking dengan Ibunda Jean.

Maka dari itu sembari menunggu Jean selesai membuat minumannya. Keyra berinisiatif untuk mengajak ngobrol Jean mengenai keinginannya untuk baking.

"Jean."

"Hm, iyaa kenapa Key?" jawab Jean lembut tanpa melihat Keyra.

"Gue tuh sampe sekarang belum jadi-jadi buat belajar baking sama Tante Fani."

Jean terkekeh, "Lo bisanya kapan? Biar nanti gue sampein ke Mama kalau ada yang mau belajar baking."

"Kapan yaaa, besok rabu bisa gak? Ih tapi mendadak banget kalau besok." Keyra kembali berpikir.

"Kamis gimana?"

Keyra menjentikkan jarinya, "Nah, oke kamis ya? Kebetulan gue kamis free karena dosen gue lagi keluar kota. So, bantuin sampein ke Tante Fani yaa?"

"Iyaa siapp."

Selesai juga akhirnya minuman Matcha milik Keyra. Jean menyuguhkan pada Keyra di depannya.

Soerawidjaja (Old Money Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang