Pernah kalian terjebak di dalam hubungan tanpa status? Yang bahkan orang tersebut tidak bisa mengartikan apa hubungan yang sedang mereka jalani. Dibilang pacaran, tapi bukan. Dibilang bukan pacaran, tapi seperti pacaran yang punya hubungan khusus lebih dari seorang teman. Apa boleh juga kita egois menganggap orang itu menjadi milik kita meskipun tidak terikat hubungan? Apakah situasi ini normal jika kita cemburu dan marah ketika orang itu dekat dengan yang lain selain kita? Dan beginilah HTS, hubungan tanpa status yang bisa membuat rasa sakit, tapi juga rasa kebahagiaan yang seakan-akan membawa kita ke puncak euphoria atau lebih merujuk ke mabuk cinta.
Ini terjadi dialami oleh Aklesh dan Tasya. Mereka berteman dan bertemu karena Jihan, kemudian berjalannya waktu kedekatan mereka semakin intens. Setiap hari saling memberikan kabar, selalu jalan-jalan berdua, atau melakukan kedekatan lainnya yang jarang orang lain tahu. Kedekatan mereka tidak terekspos bebas. Di sekolah mereka berteman layaknya pertemanan pada umumnya. Sehingga tidak ada yang tahu jika Aklesh dekat dengan siapa dan tidak ada yang tahu Tasya sudah punya pacar atau tidak. Yang sangat tahu mereka adalah Jihan. Jihan satu-satunya orang yang menyimpan seluruh rahasia-rahasia mereka.
Sepulang sekolah keduanya tidak langsung pulang. Aklesh mengatakan pada Jihan dia punya janji dengan Tasya. Itu memang benar dan dilakukan oleh Aklesh sekarang. Dia tidak langsung mengantarkan Tasya pulang. Mereka berhenti di restoran sushi yang tidak jauh dari sekolah.
Aklesh duduk di samping Tasya. Jarak mereka dekat dan merapat hingga kepala Aklesh pun bisa menyandar dengan nyaman di pundak Tasya. Kebiasaan Aklesh jika ada di dekat Tasya memang seperti itu dan Tasya juga sudah terbiasa. Aklesh mendapatkan rasa nyaman, maka dari itu selalu melakukannya ketika berdua saja.
"Jadi Jihan pulang sama siapa?" tanya Tasya ketika Aklesh bercerita bahwa dia sempat menolak mengantarkan Jihan pulang. Dia menyuapkan satu sushi ke mulut Aklesh.
"Selena," jawab Aklesh dengan mulut penuh dengan makanan.
"Harusnya bonceng dia aja, aku bakal pulang naik taksi kalau kamu bareng Jihan."
"Nggak bisa. Kan, aku ada janji sama kamu. Masa dibatalin gitu aja." Aklesh meraih ponselnya di atas meja, kemudian dia menunjukkan satu lukisan hasil karyanya yang dia buat tadi pagi di sekolah. "Bagus nggak?"
Tasya tersenyum dan mengangguk. "Keren banget. Emang nggak pernah gagal Aklesh Jaevandra." Tasya mencubit pelan pipi Aklesh membuat si empu tertawa pelan. Bahkan kedua matanya menyipit lucu. "Duduk yang bener, kamu makan masa gini."
"Nggak, ah. Lagian udah kenyang." Dia tidak mengubah posisinya, justru tangannya melingkar pada lengan Tasya. Tasya itu wangi, maka dari itu Aklesh suka ada didekatnya. Dia pun tidak keberatan sama sekali. Keduanya melakukannya karena sama-sama mau. Jika tidak, tidak mungkin juga mereka akan sedekat ini.
"Terus siapa yang mau makan?"
Aklesh mengambil sumpitnya dan berniat menyuapi Tasya. Tasya tidak membuka mulut dan menggeleng tidak mau.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita dan Seni
Teen Fiction[ON GOING] Athena Arts High School adalah sekolah menengah atas yang berfokus pada pembelajaran seni. Sekolah elit ini terletak di kota Jakarta dan menjadi sekolah bergengsi yang masuk dalam daftar sekolah terbaik di Indonesia. Sejak kepindahan Sele...