Apa yang perlu dilakukan usai bertengkar dengan seseorang? Minta maaf meskipun itu bukan kesalahan kita? Apa diam dan berhenti komunikasi? Tasya pusing memikirkan hal-hal itu sejak bertengkar dengan Aklesh di studio film. Tasya menunggu cowok itu untuk meminta maaf, tapi rasanya tidak mungkin Aklesh akan melakukan itu. Tasya tidak merasa dirinya salah sampai mengatakan jika Aklesh playing victim. Dia muak, tapi sayang. Akhir-akhir ini Tasya menangisi itu dan merasa menderita setiap waktu. Aklesh tidak lagi menghubunginya. Tasya menjadi sangat penasaran bagaimana cara Aklesh sekarang melampiaskan kesepiannya selain seni. Apa punya cewek baru? Atau mungkin memang mau sendiri?
Tasya menggeleng pelan merasa yang dia pikirkan salah. Aklesh tipe orang yang mudah merasa kesepian. Selain melampiaskan segala sesuatunya ke seni, Aklesh pasti butuh kehadiran Tasya. Tapi sekarang apa mungkin kehadirannya masih dibutuhkan?
Yang bisa Tasya lakukan adalah kembali menyendiri di studio film dan memutar rekaman video yang sama lebih dari 20 kali. Yang dia lihat kumpulan rekaman ketika bersama Aklesh. Saat bermain di pantai, melukis di ruang seni, kesenangan mereka di pasar malam waktu itu, dan tentunya kesenangan mereka yang lain yang sempat diabadikan melalui kameranya.
"Argh!" Tasya mengerang kesal. Dia menjadi sangat emosional akhir-akhir. Mudah marah dan mudah menangis.
Tasya pun pergi keluar dan berlarian di lorong sekolah. Dia akan bertemu Aklesh hari ini dan menyelesaikan semuanya. Jika keduanya sama-sama gengsi, sudah dapat dipastikan berakhir asing. Tasya tidak mau itu. Dia memang merasa terluka jika bersama Aklesh, tetapi jauh dari Aklesh lebih membuat Tasya menderita.
"Aklesh!"
Aklesh menoleh ketika namanya disebut. Dia hampir mau memasuki ruang seni bersama dengan teman-temannya. Salah satu mereka ada Rakha yang memerhatikan keduanya.
"Duluan aja." Aklesh menyuruh mereka untuk masuk lebih dulu. Mereka mengangguk dan tidak mau ikut campur dengan urusan Aklesh, kecuali Rakha yang penasaran.
"Lo ngapain di sini?" Tasya mempertanyakan keberadaan Rakha yang cukup mengganggu baginya. Dia hanya mau Aklesh yang mendengarkan ucapannya tanpa mau melibatkan orang lain.
"Sekolah." Jawabannya tidak salah, tapi juga bukan jawaban yang Tasya harapkan.
"Gue tahu, tapi ngapain lo di sini? Mau nguping?"
"Haha, iya. Terlalu ketahuan, ya?" Dengan tampang polosnya Rakha berujar demikian. Biasanya orang lain akan menguping dari jarak jauh dan berusaha mungkin tidak mau ketahuan. Rakha terlalu terang-terangan dan sorot matanya mengartikan dia mengamati dengan serius.
"Ya, iyalah. Gimana, sih."
Aklesh menghembuskan napas dan masuk ke dalam ruang seni. Dia tidak punya waktu basa-basi. Tasya semakin kesal tak karuan. Kesempatannya hilang hari ini untuk meminta maaf. Tidak mungkin dia menyusul Aklesh ke dalam. Justru di sana lebih banyak orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita dan Seni
Teen Fiction[ON GOING] Athena Arts High School adalah sekolah menengah atas yang berfokus pada pembelajaran seni. Sekolah elit ini terletak di kota Jakarta dan menjadi sekolah bergengsi yang masuk dalam daftar sekolah terbaik di Indonesia. Sejak kepindahan Sele...