CHAPTER - 16

23 4 0
                                    

Air tumpah tepat di sketchbook Aklesh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Air tumpah tepat di sketchbook Aklesh. Usai terjadi keadaan di dalam kelas hening. Semua mata kini tertuju pada Aklesh yang duduk diam sembari memegang pensil. Air tersebut bisa tumpah tak sengaja dilakukan oleh seorang cewek berambut pendek sebahu. Baru saja gelak tawanya terdengar dengan teman-temannya, sekarang dia terdiam dan meneguk ludah. Mendadak dia gemetaran dan susah menghela napas.

"Aklesh, maaf. Gue nggak sengaja, sumpah. Maafin gue." Syifa panik. Seberapa besar usahanya untuk mengeringkan sketchbook Aklesh sekarang akan percuma. Sebab tidak akan secepat itu mengering.

"Ck, gimana?" Temannya yang lain ikut panik. Dia menyenggol lengan Syifa menyuruhnya untuk berpikir keras bagaimana mengatasi masalahnya dengan Aklesh.

"Nggak tahu. Elo, sih, dorong-dorong gue segala. Tumpah, kan, jadinya." Syifa berujar secara bisik-bisik, tetapi tepat bisa terdengar jelas sampai ke telinga Aklesh.

"Tumpahnya juga malah ke sketchbook. Minta maaf lagi cepetan!" suruhnya.

"Elo jugalah. Gara-gara lo, kan." Syifa kesal. Dia sudah panik ditambah dengan ucapan temannya yang mendesaknya.

Rakha menunggu respons Aklesh. Momen ini cukup mendebarkan untuk mereka yang menyaksikan, apalagi di detik-detik Aklesh mengangkat kepalanya menatap Syifa.

"Nggak apa-apa."

Syifa menghela napas. Ia lumayan tenang setelah mendengar jawaban Aklesh. "Maaf, ya. Maaf sekali lagi."

Aklesh mengangguk singkat.

Syifa pun keluar dari kelas diikuti oleh temannya. Perasaan malu, panik, dan takut menjadi satu perpaduan yang kacau. Untungnya Aklesh tidak marah seperti yang mereka pikirkan. Aklesh justru merapikan mejanya dan percikan air yang ada di sketchbook, terlihat memang baik-baik saja secara emosional.

"Wah, gila." Rakha geleng-geleng kepala tak habis pikir dengan Aklesh, begitu juga dengan teman-temannya yang lain. Aklesh yang sabar atau mungkin dia yang tidak tahu caranya marah dan mengumpat?

Dari awal sampai akhir Selena menyaksikan kejadian itu.

"Lesh."

Aklesh menoleh saat Rakha memanggilnya.

"Lo beneran nggak apa-apa? Lo nggak mau marah atau apa gitu?" Rakha penasaran apa yang membuat Aklesh diam. Jika situasinya terbalik, Rakha tidak akan melakukan hal yang Aklesh lakukan sekarang. Mungkin Rakha akan marah dan membuat keributan karena rusaknya sketchbook-nya.

"Udah kejadian juga, ngapain capek-capek marah."

Selena tersenyum tipis tak kentara setelah mendengar jawaban Aklesh. Dia jadi tahu alasannya. Saat ini Selena pura-pura membaca buku walaupun sebenarnya dia mendengarkan obrolan Aklesh dan Rakha.

"Iya, sih. Tapi minimal lo marah dikit, lah. Masa lo nggak kesel?"

"Kesel, sih. Cuma ya udahlah, kan, mereka nggak sengaja."

Kita dan SeniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang