Setiap orang pasti akan mempunyai satu benda yang menurut mereka penting harus dibawa ke mana-mana. Entah itu benda yang dibutuhkan untuk dipakai, atau hanya memang dirasa perlu untuk dibawa. Aklesh sendiri punya benda yang senantiasa ia bawa ke sekolah, yaitu sketchbook ukuran A4. Sketchbook tersebut berisi gambar-gambar karya Aklesh selama empat bulan terakhir ini. Gambar tersebut seluruhnya menggunakan pensil. Di rumahnya juga ada sketchbook yang nyaris seluruhnya menggunakan cat air. Aklesh membedakan sketchbook-sketchbook tersebut dan membuatnya serapi mungkin pada setiap halamannya. Sketchbook yang satu ini justru adalah sketchbook yang biasanya Aklesh bawa dibandingkan sketchbook dia yang lain.
Aklesh merobek salah satu lembar yang sudah digambar dan tertera tanggal pembuatan gambar tersebut. Asal mula gambar itu dibuat saat Aklesh dan Tasya mengunjungi pasar malam di hari libur sekolah dua bulan yang lalu. Malam itu Aklesh memotret Tasya menggunakan ponselnya. Kemudian hasil foto tersebut Aklesh jadikan sebagai referensinya menggambar di sketchbook-nya. Mau difoto dalam pergerakan apa pun Tasya akan kelihatan cantik di kamera apalagi jika Aklesh abadikan dalam karya seninya.
Aklesh meletakkan kembali sketchbook itu ke dalam tas dan keluar dari kelas sembari membawa satu lembar kertas bersama dengan kue berukuran kecil yang ia beli diluar sebelum berangkat sekolah.
Hari ini ulang tahun Tasya. Aklesh tidak mengucapkan selamat atas bertambahnya usia Tasya pada jam dua belas malam, tepat di pergantian hari dan tanggal. Sebab Aklesh berniat akan langsung mengatakannya ketika bertemu di sekolah. Jihan bilang Tasya ada di studio film. Meskipun kemarin dia sempat bertengkar dengan Jihan di ruang seni, bukan berarti mereka tidak akan saling berkomunikasi lagi. Pertengkaran-pertengkaran semacam itu sudah sering terjadi di antara keduanya, lalu mereka akan baikan dan berteman lagi.
Mengintip dari luar Aklesh tidak melihat siapa pun di studio film. Dia masuk ke dalam dan berdiri diam sendiri. Ada beberapa lemari berisi bermacam kamera. Selain kamera di sana juga ada tripod, pencahayaan studio, dan gimbal. Semuanya berhubungan dengan benda yang diperlukan jika pembuatan film. Bahkan kelas teater dan film memiliki studio lain yang dibuat layaknya bioskop dengan versi ruangan yang kecil. Tempat duduknya disediakan hanya bisa di isi oleh 38 orang.
Hasil karya dari jurusan teater dan film memang mengagumkan sejak dulu. Mereka banyak memenangkan perlombaan sinematografi, videografi, dan fotografi. Tasya salah satu orang yang pandai hal itu. Aklesh tahu jika Tasya suka kamera. Dia bahkan tahu macam-macam kamera yang jarang orang lain tahu dan paham menggunakannya dengan baik. Benda yang sering dia bawa pun adalah kamera.
Pintu terbuka dan muncullah Tasya yang melihat keberadaan Aklesh. Tasya baru saja kembali dari toilet. Ia tidak tahu seberapa lama Aklesh sudah ada di tempat tersebut bersama kue yang dia bawa.
"Happy birthday."
Tasya tersenyum tipis. Ia pikir Aklesh lupa hari ulang tahunnya. Sejak kemarin mereka tidak mengkomunikasikan apa pun di media sosial. Tasya sudah berpikir jika kemarin adalah terakhir kali ia bisa berhadapan dengan Aklesh, kemudian pelan-pelan akan berakhir asing. Kunci dari semuanya ada di pihak cowok. Jika Aklesh membuka jalan dan tetap melanjutkan komunikasi, maka hubungan tersebut akan tetap berlanjut. Tetapi ketika Aklesh yang memutuskan segala bentuk komunikasi, maka mereka akan berakhir asing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita dan Seni
Novela Juvenil[ON GOING] Athena Arts High School adalah sekolah menengah atas yang berfokus pada pembelajaran seni. Sekolah elit ini terletak di kota Jakarta dan menjadi sekolah bergengsi yang masuk dalam daftar sekolah terbaik di Indonesia. Sejak kepindahan Sele...