"Gimana kamu kuliahnya?"
Aklesh tidak sengaja mendengar percakapan Kyra dan kakaknya di telepon. Malam ini Kyra di ruang tamu setelah baru pulang dari kantor. Aklesh sendiri sedang memberikan kucing peliharaannya makan. Dia diam-diam mau mendengar obrolan mereka meskipun harus berpura-pura sibuk mengurus Lily.
"Kuliah Farhan lancar di sini. Mama gimana kabarnya?" Farhan Jaevandra putra pertama Kyra yang kini sedang menempuh pendidikan di Yogyakarta. Dia mengambil jurusan kedokteran dan sekarang sudah semester empat. Farhan memilih jurusan tersebut karena kemauan Kyra. Farhan tipe anak yang penurut. Maka jika dibandingkan dengan Aklesh, Farhan lebih dekat dengan Kyra.
Jika boleh Aklesh berterus-terang, dia akan mengatakan jika iri melihat kedekatan sang kakak dan ibunya, seakan-akan hanya Aklesh yang dikucilkan di dalam keluarga itu. Bahkan jika diingat-ingat, sepertinya Aklesh dan Kyra belum ada komunikasi lagi. Aklesh bukan menghindari Kyra. Ia hanya takut memulai percakapan yang nantinya akan berujung sama seperti sebelumnya. Kyra juga tipe orang tua yang tidak mau ribet. Dia akan langsung transfer uang ke anak-anaknya tanpa di minta dan Aklesh menggunakan uang tersebut sebagai uang saku sekolahnya. Setelah ditransfer, Aklesh tidak meminta uang apa pun lagi. Dia akan beli semua keperluannya dari uang tersebut. Maka untuk memulai obrolan dengan sang ibu, cara apa yang harus Aklesh pakai? Uang saku saja sudah di atur, Aklesh dari mana dan mau ke mana tidak dipertanyakan, dan bagaimana Aklesh makan selama ini Kyra tidak peduli dan mengurus itu.
"Baik-baik aja. Itu kamu lagi di mana sekarang? Kamu nggak keseringan nongkrong nggak jelas di sana, kan, Farhan?"
"Ya, nggak dong Ma. Walaupun nongkrong karena keperluan organisasi aja."
Kyra beranjak dari tempat duduk dan masuk ke dalam kamar. Setelah itu Aklesh pun tidak tahu mereka membahas apa.
Apa perlu nanti Aklesh menempuh pendidikan di kota Yogyakarta juga? Apa dia akan lebih diperhatikan nanti? Atau tetap saja dianggap tidak ada? Sungguh, Aklesh tidak mau terus ada di keadaan ini. Ia hanya mau hal-hal sederhana dari Kyra. Seperti, bisa makan makan malam dan sarapan pagi bersama, makan dari masakan ibunya, diperhatikan penuh kasih sayang, didukung dalam segala hal, bahkan bisa mengkomunikasikan banyak hal berdua. Kenapa sesusah itu terjadi di antara Aklesh dan Kyra? Aklesh terhalang oleh rasa takutnya dan Kyra yang seakan-akan membuat dinding penghalang bagi Aklesh.
Bel rumah berbunyi. Aklesh segera pergi untuk membuka pintu. Dia sudah menduga jika makanan pesanannya yang datang. Setelah melakukan pembayaran dan menyelesaikan itu, Aklesh pun kembali masuk ke dalam rumah. Kali ini ia tidak membeli makanan untuk dirinya sendiri, tetapi untuk ibunya juga.
"Ma, Aklesh taro makanannya di atas meja, ya." Aklesh hanya berani memanggil di depan pintu kamar dan memberitahu hal tersebut. Tidak ada jawaban apa pun yang Kyra lontarkan, hanya terdengar gelak tawanya bersama dengan Farhan di ponsel.
Aklesh pun pergi dan meletakkan makanan tersebut ke atas meja di ruang tamu. Dia memilih untuk makan di dalam kamarnya sendiri. Momen seperti ini terus terjadi setiap hari di kehidupan Aklesh. Dia harus memesan makanan dari luar atau makan apa saja yang ada di kulkas. Kyra sudah tidak pernah lagi memasak ataupun mempertanyakan bagaimana Aklesh makan selama ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita dan Seni
Teen Fiction[ON GOING] Athena Arts High School adalah sekolah menengah atas yang berfokus pada pembelajaran seni. Sekolah elit ini terletak di kota Jakarta dan menjadi sekolah bergengsi yang masuk dalam daftar sekolah terbaik di Indonesia. Sejak kepindahan Sele...