🧚🏻‍♀️-10

1.8K 117 11
                                    

┏━━━━━━━━━━━━━━━━┓
♡ Apa Sudah Berakhir?       ♡
┗━━━━━━━━━━━━━━━━┛

Jantung Jaehyun rasanya berhenti berdetak, ia dengan beberapa orangnya berlari di koridor rumah sakit. Dengan derain air mata memikirkan putri kecilnya yang meninggalkannya.

"Tidak.. Tidak, tidak.." gumam Jaehyun semakin mengeratkan larinya.

Langkahnya semakin mantap kala ia sudah sampai pada bangsal umum ICU.

"Beomgyu?" ucapnya pelan saat memasuki ruangan,  dadanya seakan di hujami banyak panah begitu melihat kain putih menutupi tubuh kecil putrinya.

Menggeleng menolak kenyataan, ia berlari menyingkirkan kain putih tersebut dengan marah.
"TIDAK! PUTRIKU TIDAK PERGI, IA HANYA SEDANG TERTIDUR!" ucap Jaehyun.

Dirinya langsung di peluk oleh tubuh Ibunya.
"Tenanglah, Jae.. Beomgyu sudah pergi." ucap Ibu yang menangisi kepergian si bungsu.

Ia memang tidak pernah bertemu langsung dengan Beomgyu setelah kejadian setahun silam, namun Ayah selalu mengutus orangnya untuk memberikan kabar perkembangan Beomgyu.

Hanya saja, mereka benar-benar kecolongan dengan Beomgyu yang mengikuti Bubunya sampai terjadi kejadian yang membuat siapapun menjadi terkejut, terlebih orang yang menabrak adalah Kakak kandung Beomgyu sendiri.

Jaehyun semakin menangis, ia menginginkan putrinya. Bukan hal yang lain.

"Beomgyu.. Beomgyu..? Kembali nak, kau harus selalu bersama Daddy.. Hm?" ucap Jaehyun mengecupi wajah pucat Beomgyu.

Ayah menjauhkan tubuh Jaehyun dari Beomgyu.
"Sudah, Jaehyun. Beomgyu sudah harus di kuburkan," ucap Ayah menyuruh orangnya untuk menindaklanjuti tubuh Beomgyu.

Jaehyun menolak keras, ia benar-benar mengamuk tak terima. Dengan amarahnya ia menghampiri Minhyung, menarik kerah baju depan Si sulung.

"Apa yang telah kau perbuat hah! Bajingan! Kenapa kau menabraknya hah! Kenapa.." ucap lemah Jaehyun bersimpuh di depan Minhyung.

Sementara Jeno yang berada di luar ruangan menjadi mayat hidup, menatap kosong.

"Berbahagialah, karena keinginan kalian sudah telah terkabul. Putriku yang malang, kini telah pergi." ucap Jaehyun yang bangkit dengan tatapan dinginnya.

"Jae.." ucap pelan Taeyong mencoba menyadarkan Jaehyun namun segera di tepis.

"Selamat." ucap Jaehyun kemudian berlalu.

Semua orang begitu berduka.

꒷︶꒷꒥꒷‧₊˚꒷︶꒷꒥꒷‧₊˚

Jaehyun menangis dalam diam di makam Beomgyu, mengutus orangnya untuk menolak kunjungan Taeyong, Minhyung, Jeno dan Sungchan.

Menatap nisan Beomgyu dengan figuran so kecil yang tersenyum ceria, namun kesedihan sekarang yang di rasa Jaehyun begitu melihat figuran tersebut.

"Beomgyu.. " cicitnya begitu parau

"Daddy tak akan memafkan siapapun, Daddy benar-benar marah. Sangat marah." ucapnya mengretakkan giginya menekan segala kalimatnya.

"Akan Daddy cari pelakunya." gumam Jaehyun.

Sementara Taeyong, Minhyung, Jeno dan Sungchan memohon untuk bisa melewati tempat pertahanan, agar bisa melihat makam Beomgyu.

Satu persatu orang yang mengantarkan kepergian Beomgyu berlalu, kecuali orang dari Jaehyun dan keluarga inti.

"Bersabarlah nak," ucap Ibu yang memeluk Jaehyun. Ayah memayungi tubuh istri juga putranya, Jaehyun yang masih tidak ingin beranjak dari tempatnya.

"Putriku sendirian, ia paling takut sendiri.. Setiap malam ia akan menangis jika tidak melihat ku.. Keluarkan putriku dari sana.." ucap Jaehyun memohon.

Ten memeluk Jaehyun ia tau kepedihan Jaehyun,

"Ayo kembali, Jae.." bujuk Ten.

"Ya, Kita harus mecari pelakunya." ucap Winwin

Taeil kembali dari pekerjaannya, lalu berisik pada Johnny. Dengan segera Johnny mendekati tubuh Jaehyun membisikkan sesuatu pada bossnya.

Membuat kepalan tangan Jaehyun mengetat, rahang tegas itu semakin mengerat seiring rasa ingin membunuh Jaehyun tercipta.

"Enyahlah kau Mingyu." gumam Jaehyun.

Sementara di luar makam, semakin Taeyong berusaha masuk sama halnya dengan ketiga putranya.

꒷︶꒷꒥꒷‧₊˚꒷︶꒷꒥꒷‧₊˚

Jaehyun termenung di ruangannya, di Markas sembari memegang miniatur kecil yang pernah Beomgyu pegang. Menatap nanar pada benda tersebut.

"Akan aku balaskan kematian mu.. Sayang.." ucap Jaehyun.

Ketukan pintu mengalihkan fokusnya, yang menatap dingin dan lurus pada depan.

"Mobil anda sudah siap Boss," ucap Johnny.
Jaehyun mengangguk pelan bangkit dari duduknya menggenggam erat mainan kecil di tangannya.

Langkahnya begitu mantap, dengan di ikuti langkah Taeil dan Johnny keluar Markas mereka menggunakan pakaian serba hitam.

Pintu mobil hitam tersebut terbuka, mempersilahkan sosok Jaehyun untuk masuk.

Mobil hitam itu melaju meninggalkan Markas.














T. B. C

THE TINKERBELL ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang