THE TINKERBELL ✔

🧚🏻‍♀️-18

┏━━━━━━━━━━━━━━━━┓
♡     Jaehyun Vs Jaehyun   ♡
┗━━━━━━━━━━━━━━━━┛

Jaehyun, duduk di sofa single menyaksikan ketiga putranya yang memiliki tugas dari Bubu.

"Kakak Nono, bagian mandiin Dedenya, gunakan ini dulu ya kulit Dedenya sangat sensitif soalnya." ucap Bubu yang menjelaskan benda mandi Beomgyu step by step. Sementara Beomgyu tengah di gendong Bubu.

"Kakak Uchan, nyiapin makan Dedenya. Pertama haluskan buah ini dulu ya nanti baru makanan pokoknya." ucap Bubu menjelaskan pada pekerjaan Sungchan, di angguki mantap oleh Sungchan.

"Kakak Minmin juga, di pantau adeknya ya, kali saja ada pekerjaan yang salah." lanjut Bubu.

"Siap Bu," ucap Minhyung.

"Mau aku antar?" tanya Jaehyun. Taeyong menggeleng, aku ada pertemuan dengan Managerku hari ini, pulangnya aku baru mampir ke mini market. Kamu istirahat dulu aja, aku nggak apa-apa kok." ucap Taeyong.

"Oke." ucap Jaehyun, ia benar-benar tidak bisa jika tidak melihat Beomgyu.

"Hati-hati," lanjut Jaehyun di anggukin dengan senyuman manis dari Bubu. Minhyung mengambil tubuh Beomgyu dari Bubu, mendapatkan kecupan sayang dari Bubunya yang akan pergi.

"Bubu hanya sebentar.." ucap Taeyong meyakinkan Beomgyu yang pegangannya mengerat pada pakaian yang di kenakan Taeyong.

"Dede, ayo mandi dulu." ajak Jeno mengalihkan fokus Beomgyu.

Belum bereaksi, Jeno segera mengambil alih Beomgyu dan membawa tubuh kecil itu berlari masuk ke kamar mandi, membuat Beomgyu langsung menangis. Namun Jaehyun terkekeh pelan.

"Jangan tertawa, Beomie akan semakin merajuk" ucap Bubu memperingati Jaehyun.

Ternyata dikehidupan ini, putri Daddy lebih banyak ngambeknya kekeke.. Batin Jaehyun.

Jaehyun hanya mengangguk mengikuti peringatan Taeyong untuk berhati-hati menampilkan ekpresinya.

꒷︶꒷꒥꒷‧₊˚꒷︶꒷꒥꒷‧₊˚

Kepala Jaehyun kembali merasakan kesakitan, samar ia melihat dirinya yang berada di jalan raya banyak kendaraan menampilkan smirkya begitu melihat sosok Beomgyu yang kecil mengikuti langkah Taeyong dengan anak perempuan lain, Minjeong.

Kejadian itu begitu cepat, mengangkat tubuh Beomgyu kemudian melemparnya di jalan bersamaan dengan itu mobil putih dengan kecepatan tinggi itu segera menabrak tubuh Beomgyu yang merasakan kesakitan di sekujur tubuhnya.

"Hah.. Hah.. Hah.." napas Jaehyun tersenggal. Memijat keningnya yang merasa sangat sakit.

Menatap kedua tangannya yang bergetar hebat. Seraya menggelengkan kepalanya.
"Tidak.. Aku tidak mungkin melukai putriku sendiri.. " ucap Jaehyun serak.

Ia segera bangun dari duduknya di sofa single ruang keluarga. Ingin mencari keberadaan Beomgyu, namun begitu ia bangun kepala kembali sakit dengan itu juga ia bersamaan melihat dirinya yang seperti orang hilang kendali.

Mengacak ruangannya mencari sesuatu, begitu menemukan benda dengan plastik ukuran kecil dengan bubuk putih segera ia memasukkan bubuk itu kemulut dengan terburu. Belum puas dengan apa yang di dapatnya ia mengambil sebuah kotak obat dengan banyak ukuran di dalamnya.

Mengambil satu dan melahap dua pil seketika ia bernapas normal sembari tersenyum menerawang kenikmatan yang baru di dapatnya.

"Daddy?" panggil Minhyung membawakan minuman buatan Beomgyu.

"Em?" gumam Jaehyun.

"Daddy baik?" tanya Minhyung.

Jaehyun mengangguk, "Ini, Beomie yang buat." ucap Minhyung meletakkan minuman di atas meja.

Pria itu hanya menganggukkan kepalanya. "Beomgyu?" tanya Jaehyun.

"Di dapur bersama Nono dan Uchan,"

BRAK!

Pintu terbuka secara paksa, terlihat beberapa aparatur yang memasuki rumah.

"Maaf, tuan sudah saya tahan.. Namun..." ucap penjaga tak berani mengangkat wajahnya menatap tuannya yang marah.

"Ada apa?" ucap dingin Jaehyun.

"Anda harus ikut kami ke kantor, untuk kamin periksa. Anda bisa mengutus pengacara untuk itu." ucap ketua dari aparat.

Minhyung berdiri di depan tubuh Jaehyun, sebagai tameng.
"Ada apa? Kenapa ingin mengambil Daddy saya?" ucap datar Minhyung.

"Sebaiknya ikuti kami dulu, nanti kami jelaskan di kantor."

Dengan terpaksa, Jaehyun ikut, begitu juga Minhyung ia tidak ingin Daddynya sendiri.

"Beritahu Jeno," bisik Minhyung pada pengawal yang berjaga sejak tadi untuk memberitahu keadaan yang terjadi pada Jeno di dapur.

"Baik, Tuan Muda."

T. B. C