•••
Beberapa hari lamanya Askara hanya termenung, menangisi kedua pemuda yang kini malah pergi meninggalkannya. Dia bingung apakah benar Gara dan Deon hanya hayalan dia semata, apakah benar kedua pemuda itu hanya kenal di dalam hayalan dia saat masih terbaring koma?
Begitu banyak Yang Askara pikirkan, bahkan dia memilih untuk homeschooling dari pada pergi kesekolah dan bertemu kedua pemuda itu. Jika bertemu keduanya sekarang hatinya terasa begitu sesak, mengingat bahwa di jari manis keduanya sudah terpasang cincin pertunangan.
” As... Makan yuk nak, tadi siang kamu belum makam lho sayang! ” Pekik Rani dari luar kamarnya, hari sudah malam namun Askara belum makan dari tadi siang. Rani hanya bisa khawatir, namun dia tak dapat berbuat apa-apa
Ceklek.
” As gak laper Ma, As boleh keluar bentar gak? ” Tanya Askara, Rani menatap Askara yang baru keluar kamar. Mata Asraka merah dan masih sembab, begitupun hidungnya. Rani tersenyum lalu mengelus kepala Askara, dia mengangguk memberi jawaban 'Boleh' pada putranya.
Askara lalu keluar rumah, dirinya berjalan linglung di perkotaan yang bising karna kendaraan. Dia hanya memakai hoodie jingga dan celana panjang berwarna hitam saja.
Askara berjalan ke taman, dia duduk di taman yang sepi dan minim penerangan itu. Menatap langit yang indah dan terjejer bintang-bintang.
” Ngapain dek? Malem lho. ” Suara lelaki itu membuat Askara menoleh ke arahnya, satu pria tersenyum dan mendekatinya perlahan.
” Gak ngapa-ngapain om. ”
” Om? Jangan panggil gitu lah, panggil kakak aja. Umur kakak baru 24 lho. ” Pria itu lalu duduk di sebelah Askara, dia tau bahwa hati pemuda manis ini sedang tercabik-cabik.
” Lagi di putusin pacar ya? ”
” Em. ”
” Semua cewek sama aja. ” Askara lalu menatapnya, dia berfikir sejenak. ’ Emang kak Gara sama Deon cewek ya? ’ Batinnya polos, pria itu lalu ikut menatapnya.
” Tapi kak, pacar aku cowo— ”
" Uhuk... Uhuk, apa-apa? Cowok? ” Kagetnya, Askara malah ikut kaget karna orang ini.
” i-iya. ”
” Padahal tadi kakak kira kamu cowok lho, ternyata cewek tomboy yah. Pantes cantik. ”
” Maaf kak, tapi aku juga cowok— ”
” Uhuk... Uhuk, Hah?! ” Mata pria itu terbelalak, dia membuka kaca matanya. Bukan kaca mata untuk orang rabun, melainkan hanya kaca mata biasa.
” Tunggu-tunggu dek, jadi... Kamu, Gay? ” Tanyanya, Askara terdiam sejenak lalu mengangguk dan kembali menatap bintang.
” Aneh ya kak? Maaf. ” Ujar Askara, pria itu lalu menatap mata Askara yang hilang binarannya. Dia sedikit kasian pada pemuda ini.
” Gak sih dek, cuma agak kaget. Tapi, awalnya sih kakak udah nebak. Soalnya kamu manis banget. ”
” Hahaha... Makasih. ”
” Tuh, senyum dong. Kalo senyum kek gitu kan tambah cakep, btw... Kamu Dominan apa submisive? ”
” Maksudnya kak? ”
” Tck, kamu uke atau Semenya? ”
” Hah? ”
” AHHHKK!!! MAKSUDNYA KAMU YANG BAWAH ATAU YANG ATAS! ”
” Hah— ”
” HEH CIL, Lo pernah ngewe gak sama mantan lo itu! ” Tanya pria itu mulai membentak, sebab dia begitu kesal pada Askara karna polosnya kelewatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Askaraku
Teen FictionMenceritakan seorang pemuda yang sering di panggil Askara, Askara adalah pemuda yang ceria. namun di saat rahasia nya terbongkar nasibnya berubah drastis, rahasia bahwa dia seorang Homo. semenjak itu Askara sering di bully habis-habisan oleh satu se...