14

43 2 0
                                    

•••

Sepulang sekolah Askara langsung masuk ke kamarnya, ia kunci kamarnya bahkan Gara yang tuan rumah saja tak dapat membobol kamar itu.

Gara dan Deon sudah berdiri tegap di depan pintu kamar Askara, mencoba memberanikan batin mereka untuk bertanya apa maksud dari perkataan Askara di rooftob.

" Aska! " Panggil Gara dari luar, tak ada sahutan dari dalam membuat keduanya saling pandang dan bertanya melalui ekspresi masing-masing tentang Askara.

" Gimana nih, ngambek dia. " Bingung Deon, Gara mengangkat kedua bahunya bersamaan. Mereka bingung harus apa, beberapa kali mereka mencoba membujuk Askara agar mau keluar tapi tetap saja tak ada balasan. Mereka tak tau letak dari kesalahan mereka di mana.

" Ini salah lu sih, lo udah nonjok gue. " Kesal Gara, Deon tentunya membela diri.

" Salah gue? Salah lo kenapa gak bilang kalo lo itu punya mantan tunangan, gak gini kan jadinya. "

" Buat apa gue bilang? Lo kan bukan siapa-siapanya gue. "

" Lama-lama gue bikin kotak ni bumi. "

" Emang lo bisa? "

" Lo- "

" Kak Gara! " Keduanya menoleh ke arah Aeelin yang datang dengan girangnya, keduanya memandang marah pada Aeelin hingga gadis itu kebingungan.

" Lo kan yang bilang sama Deon kalo gue tunangan lo, maksud lo apa bilang kek gitu?! " Aeelin terdiam saat Gara membentaknya, dia mengerutkan keningnya lalu menatap Deon.

" Lo kok bilang sih kalo yang ngasih tau lo itu gue! " Gara tak habis fikir pada Aeelin ini, jelas-jelas mereka bukan tunangan. Gara kecewa pada gadis cantik ini, dia kira Aeelin anak yang baik. Namun dia salah.

" Berarti bener? Kok lo ngomong gitu sih. "

" K-kak aku bisa jelasin, aku tuh cemburu liat kak Gara malah suka sama orang lain. "

" Ya urusannya sama lo apa? Yang suka gue bukan elo! "

" Ya karena aku suka sama kak Gara, aku udah suka sejak lama kak. "

" Kalo lo emang suka seharusnya lo relain gue bahagia sama orang, bukan malah egois kek gini! "

" T-tapi- "

Ceklek.

" Ahhkk... "

Semuanya memandang ke pintu kamar Askara yang terbuka, menunjukan Askara yang memegang perutnya sembari dengan tubuh yang begitu pucat. Gara dan Deon langsung mendekati Askara, memegang jidatnya karna merasa khawatir.

" Kara... Lo gak papa?! "

" Aska, kamu kenapa? "

Askara tak menjawab, penglihatannya kabur. Badannya begitu dingin dan juga pucat, dirinya begitu lemah. Perutnya sakit seperti di tusuk-tusuk.

Bruk.

Lagi-lagi Askara pingsan di depan kedua pemuda itu, Gara dan Deon langsung panik. Gara langsung menggendong Askara, bergegas membawa pemuda yang kini di ambang kematian itu ke rumah sakit. Gara masuk ke mobil, Deon duduk di bangku depan untuk menyetir mobil.

' Obatnya udah mulai nih, bagus. Gue bikin mampus lo, karna lo kak Gara jahat sama gue. ' Batin Aeelin tersenyum puas, dirinya merasa senang karna Askara yang kesakitan.

•••

Di rumah sakit kedua pemuda itu menunggu di depan ruangan, dengan panik Deon mondar-mandir sedangkan Gara mencoba menenangkan dirinya.

" Dia kenapa lagi? " Tanya Deon, Gara menyenderkan diri di dinding mencoba menghilangkan penatnya. Mencoba bersikap tenang demi lelakinya, fisiknya begitu lelah karna banyaknya masalah yang ia hadapi.

AskarakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang