17

25 0 0
                                    

•••

Ntah apa yang Askara lakukan ini, tanpa sadar dia malah mengundang hal yang paling ia jauhi.

“ Kak, tapi aku gak mau jadi jalang kak. ” Ujar Askara menatap Key, soalnya Key menawarkan Askara untuk bekerja menjadi jalang di Bar itu.

“ Dek, gini ya. Apa-apa semua perlu duit, termasuk kakak. Kakak juga butuh duit, karna itu kakak kerja di sini... Sampai penghancur datang! ” Tekan Key menatap Rion, Rion tak merespon karna memang Key sudah sering menyindirnya.

“ Tapi kak, aku gak siap. Aku juga gak mau. ” Key tak dapat berbuat apa-apa lagi, karna memang itu mau nya Askara.

“ Gini aja deh, kakak ajarin kamu dulu. Kamu liat kakak aja nanti ya, baru kamu pikirin mau atau enggak. Toh kan cuma buat pelampiasan atas kepergian pacar-pacar kamu itu. ” Askara hanya mengangguk mengerti, Key lalu menatap Shinta.

“ Mom, kira-kira ada client gak? ” Tanya Key.

“ Ada sih Key, pria lansia tapi. ”

“ oh, gak papa. ”

“ Kan Askaranya gak mau. ”

“ Ya siapa bilang Askara yang bakal layanin, ntar biar Key yang ngelayanin. siapin aja kamaranya. ” Shinta reflek menatap Rion yang dari tadi acuh tak acuh menjadi melotot menatap Key, Shinta terdiam bingung harus beri jawaban iya atau tidak kepada Key

“ Nah, ntar kamu liat kakak gimana ngelayanin kakek itu yah. ” ujar Key tersenyum manis menatap Askara, senyumannya layaknya kebanggaan atas dirinya.

“ Kalo begitu, saya bayar kamu semalam. ” Perkataan Rion mendapat julitan.

“ Eh, lo kira gue mau— ”

“ 1 M? ”

“ Ah... Betul banget itu Key, 1 M kan Rion? Tf aja sama tante ya, sekarang tante siapin kamarnya. ” potong Shinta, Askara hanya ternganga bengong karna tak tau apa yang di bicarakan.

“ Momy, tapi kan— ”

“ Udah deh Key, lumayan. Kan suami kamu sendiri. ” Key hanya berdecih kesal, memang dia dan Rion itu sepasang pasutri. Tapi jujur saja pernikahan mereka hanya lah karna Key di bayar perbulan, yaitu minimal 5 M perbulan dia menikah dengan Rion.

Setiap kali sesudah gajian pasti Key selalu pergi ke Bar, karna itu Rion pasti tau kemana perginya pria nakal nya ini. Lain hal pula jika ingin meyentuh, maka Rion harus merogo dompet lagi untuk bisa mencumbui Key. Karna itu memang perjanjian, tapi walau begitu Rion tak mempersalahkan itu semua.

Dringgg...

“ Kak, Mama aku telfon. Keknya nyuruh pulang, aku pulang dulu ya. ” Ujar Askara melihat ponselnya yang berdering, Key tak dapat mencegah Askara lagi.

“ Cil, trus gimana liatnya? ” Ujarnya heran menatap kepergian Askara yang tiba-tiba.

“ Karna dia sudah pergi, jadi... Kita bisa melakukannya di rumah— ”

“ GAK! Enak aja, kalo Askara nya gak liat yaudah gue juga gak mau. ”

“ Sayang nya sudah terlambat, saya sudah Tf sama tante Shinta. ”

Key lalu menatap layar ponsel Rion yang ia tunjukan berhasilnya transaksi, mata Key melotot karna melihat itu.

“ G-gue ganti duit lo, kan gue abis gajian. ” Ujarnya mengeluarkan ponsel, tapi Rion mengerutkan jidatnya.

“ Rion, kamarnya udah siap. Udah tante siapin pengaman serenteng kalo perlu, ada juga pelumas. Parfum buat memanasin tubuh juga udah tante semprotin di dalem. ” Perkataan Shinta membuat Key menepuk jidatnya, dengan perasaan tak enak dia menatap Rion yang sudah tersenyum menang.

AskarakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang