15

43 2 0
                                    

•••

“ Hallo tante, om. ”

( ... )

“ Maaf, kami kembalikan Askara pada kalian. ”
( ... )

“ Lusa pertunanganku, tolong datanglah. ”

( ... )

“ Terimakasih. ”

•••

“ Ugh... ” Lenguh pemuda manis itu, dia terbangun dari pingsannya. Di hadapan Askara kini sudah ada ayah dan ibunya, Askara mulai duduk di bantu oleh ibu.

“ Mama, ayah? ” Ujarnya, ibu meneteskan air mata mengetahui putranya telah siuman. Dia memeluk Askara dan menangis di dekapan sang putra.

“ Ma, kak Gara sama Deon mana? ” Tanya Askara, ibu dan ayah terdiam mendengarnya.

“ Gara, Deon? S-siapa mereka? ” Tanya ibu bingung.

“ Itu lho, yang beli As waktu itu. ”

“ Hah? Kapan kamu di jual, kok ayah sama Mama gak tau. ” Ujar Firgo, ayah Askara.

“ Yah, jangan bercanda. Masa gak tau Deon sama kak Gara, mereka kan yang udah beli As dari ayah. ” Ujar Askara, justru Firgo tambah heran pada Askara yang ngomongnya ngasal.

“ As, mungkin efek karna As koma jadinya ngaco deh. Udah jangan ngomong kek gitu, emang Deon sama Gara itu siapa? ” Tanya Rani, ibu Askara. Askara menatap mata kedua orang tuanya yang tak ada kebohongan sedikitpun.

“ Mama sama Ayah jangan bercanda deh, As gak suka. Ayo bilang mereka di mana? ” Tekan Askara, justru Rani dan Firgo menghelan nafas melihat tingkah Askara yang aneh ini.

“ As, Ayah sama Mama gak bohong. Justru kamu kenapa? ” Heran Firgo, Askara masih tak percaya. Matanya mulai berkaca-kaca, menanyai kedua orang tuanya terus-menerus sambil menangis. Ada apa sampai mereka berdua lupa dengan keberadaan Deon dan Gara.

“ As udah kamu kenapa sayang? Gini, jadi Mama sama Ayah mau pergi ke pesta tunangan salah satu client Ayah. As mau ikut gak? ”

“ Ma... Mama serius gak inget? ”

“ Iya sayang, ya udah. As pulang, besok kita pergi ke pestanya. As udah sembuh kan? ” Askara mengangguk, ntah kenapa hatinya terasa sesak mengetahui kedua orang tuanya melupakan kedua pemuda yang ia cintai.

Tak terasa besok datang, kini Askara sudah sigap memakai jas putih untuk pergi ke pesta. Rani dan Fergo sudah siap juga dengan pakaian mereka, mereka ber-3 pun pergi semobil.

Askara memandang keluar jendela, mereka datang ke rumah yang bernuansa luar negri. Dia murung, apapun kenangan tentang kedua pemuda itu terasa sirna di hidupnya.

‘ Apa bener karna aku Koma, aku ngehayalin ada dua cowok yang aku suka? ’ Batinnya, Askara berjalan penuh pikiran mengikuti kedua orang tuanya yang sudah berantusias memasuki rimah yang layaknya istanah.

Pesta lalu di mulai, pria berkumis dan berambut pirang lalu menjadi pusat perhatian. Askara sudah menduga bahwa pria itu tuan rumah dan tuan pestanya juga, lalu ada satu gadis cantik menggunakan gaun merah mendekati pria berkumis itu.

“ Hadirin sekalian, saya sangat berterimakasih karna kalian semua telah datang ke pesta pertunangan putri kecilku. Walau umurnya yang masih sangat muda, tapi saya sudah menemukan calon yang begitu tepat untuk putri satu-satunya yang saya miliki. ” Ujarnya bangga, lalu sang pria memandang ke arah samping kirinya. Muncul dua pemuda tampan yang Askara kenal, mata Askara terpelongo menatapnya.

“ Jadi... Seperti yang kalian tau, yang ini namanya Deondra Awantara, dan satunya Gara Erkesya Dieft. Kedua pemuda yang kalian kenal ini, akan menjadi menantu saya! ”

AskarakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang