Selepas sarapan, Marie menghampiri ayahnya di ruang kerjanya. Ayahnya pagi ini memiliki waktu untuk bekerja di rumah sehingga Marie berkesempatan berbicara padanya.
"Selamat pagi, Ayah." Marie memberi salam dan hormat ketika menghadap ayahnya.
"Selamat pagi, Marie. Bagaimana kabarmu dan kabar perjodohanmu?" Count Schneider, yang sudah duduk dibalik meja kerjanya melontarkan pertanyaan wajib setiap Marie bertemu dengannya.
"Saya baik-baik saja, Ayah dan saya belum menemukan yang sesuai dengan saya." Itu adalah jawaban yang selalu Marie katakan ketika ayahnya bertanya mengenai perjodohannya. Meskipun sekarang Marie tertarik pada seseorang, ia belum mau menceritakannya pada keluarganya.
Count Schneider menghela napasnya. "Baiklah jikalau seperti itu. Ayah harap kamu akan mendapatkannya segera. Sekarang, ada apa kamu menemui Ayah?"
"Saya mendengar bahwa ayah mencari scribe untuk menyalin dokumen yang ayah kerjakan. Saya telah menemukan scribe yang dapat ayah percayakan untuk mengerjakan hal tersebut," tutur Marie memberi tahu ayahnya mengenai rencananya.
"Seorang scribe? Siapakah gerangan scribe yang kamu rekomendasikan tersebut?" tanya ayahnya dengan raut wajah penasaran. Sungguh langka mendengar Marie memberi rekomendasi padanya.
"Saya merekomendasikan Tuan Janvier Théodore. Tuan Janvier adalah seorang scribe dari Scrivener. Meskipun ia mengatakan bahwa ia belum pernah yang bekerja khusus untuk bangsawan, ia telah bekerja untuk beberapa instansi. Ia bekerja untuk Gereja dan juga Auvergnat. Ia adalah putra dari Priest Théodore sehingga ayah dapat mempercayainya." Marie menerangkan profil Janvier pada ayahnya.
Count Schneider mengangguk-angguk mendengar penjelasan Marie. "Baiklah, kamu dapat mengatakan padanya bahwa ayah akan menggunakan jasanya. Ayah akan berbincang dan mendiskusikan mengenai pekerjaan ini dengannya. Dokumennya tidak terlalu sulit dan tidak membutuhkan banyak salinan."
"Dimanakah Ayah akan berbicara padanya? Apakah Ayah akan berbincang di wastu kita?" tanya Marie sekaligus memuaskan rasa ingin tahunya yang belum terjawab.
"Tentusaja seperti itu. Apakah Ayah harus memesan ruangan di luar untuk berbincang mengenai pekerjaan ini?"
"Tidak, tidak perlu, Ayah. Baiklah, saya akan mengirimkan surat pada Janvier bahwa Ayah akan memperkerjakannya menyalin dokumen Ayah. Saya undur diri dari ruang kerja Ayah."
"Tunggu sebentar, Marie," cegah Count Schneider sebelum Marie berbalik arah.
"Ya?"
"Ayah menjadi penasaran, apakah kesibukanmu bepergian setiap makan malam berkaitan mengenai ... scribe ini? Apakah kamu bisa memberikan detail pertemuanmu dengannya?"
"Eh, yah, bisa dikatakan seperti itu. Maafkan saya, saya belum bisa menceritakannya pada Ayah." Marie terkekeh pelan dan menghindari tatapan menginterogasi Ayahnya.
Count Schneider menghela napas sekali lagi dan mengurut pelipisnya. "Baiklah, tidak apa-apa, Marie. Akan tetapi, meskipun Ayah percaya padamu, kamu tetap harus berhati-hati dan menjaga perilakumu. Ayah akan menambah pelayan dan penjaga ketika kamu bepergian."
"Ayah, jangan seperti itu..."
"Tidak ada penolakan." Count Schneider telah memutuskan dan Marie tidak bisa mengelak lagi.
***
Marie mengirimkan surat pada Janvier yang berisikan ajakan untuk makan malam sekaligus mengobrol tentang pekerjaan tersebut dengan Count Schneider. Janvier dan Count Schneider sepakat untuk bertemu keesokan harinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Seer's Beyond Sight
RomanceMarie Lise Schneider dapat melihat cuplikan masa lalu dan masa depan dengan menyentuh orang atau benda yang memiliki kenangan. Kemampuan tersebut membuatnya dapat melihat sikap kaum adam yang tidak sesuai dengan tipenya serta masa depannya yang sura...