Ini adalah kali kedua Count Schneider memanggil Marie ke ruangannya dan membuatnya menunggu. Sembari menunggu, Marie menekuni wajah ayahnya yang fokus pada tulisan di hadapannya.
"Kapan terakhir kali kamu bertemu dengan lelaki bangsawan?" tanya Ayahnya setelah selesai berkutat dengan pekerjaannya.
"Saya lupa tepatnya, tetapi lelaki terakhir yang saya temui adalah Putra Hempshire. Saat itu juga kedua kalinya saya bertemu dengan Janvier."
"Apakah setelahnya kamu masih bertemu dan melakukan kencan buta?"
"Tidak, karena saya merasa tertarik dengan Janvier dan ingin mendekatinya sehingga saya tidak ingin berkencan. Saya tidak bisa melakukannya sedangkan saya terbayang-bayang dengan Janvier."
Ayahnya mengeha napas lagi. Sebenarnya tindakan Marie adalah tanda yang baik, tidak mendua hati disaat sudah tertarik dengan seseorang, tapi hal itu juga yang menjadi penghambat Marie untuk mengenal lelaki bangsawan lain.
"Marie, Ayah ingin mengenalkanmu dengan seorang dari Bourbon. Ayah mengenal Ayahnya yang memiliki jabatan dan pengaruh penting. Apabila kamu berakhir bersamanya, kamu akan mendapatkan keuntungan yanh lebih banyak dibandingkan dengan lelaki biasa."
"Ayah, dengan segala hormat, saya menolak untuk pergi dengan Ayah. Bagaimana mungkin Ayah sudah menyuruh saya untuk menemui lelaki lain sementara saya sudah memiliki kekasih?"
"Ayah hanya menyuruhmu menemui mereka bersama Ayah, Marie."
"Ayah pasti memiliki niat terselubung. Tidak mungkin Ayah tiba-tiba mengajakku bertemu dengan seseorang. Apalagi setelah mengetahui bahwa saya berkencan dengan Janvier. Pasti saat pertengahan pertemuan Ayah akan mengeluarkan surat perjanjian pernikahan."
Count Schneider memiliki ekspresi terkejut di wajahnya. Tatapannya kemudian menjadi tidak fokus dan tertawa pelan. Ayahnya jarang terekspos seperti itu, tetapi Marie hapal bahwa itulah ekspresi Ayahnya ketika tindakannya mudah dibaca.
"Namun, Ayah tidak sedang membujukmu. Kamu harus menyelesaikan hubunganmu dengan pemuda Théodore itu atau kamu ikut ke pertemuan dengan Ayah."
"Ayah tidak bisa memaksa saya. Ayah mengatakan akan percaya pada pilihan saya, tetapi sekarang mengapa Ayah menolaknya. Apa salahnya jika saya berkencan dengan kekasih saya?" tanya Marie.
"Ayah percaya jika kamu berakhir dengan lelaki yang sesuai denganmu. Ayah hanya ingin kamu memiliki masa depan yang baik dan terjamin, Marie."
"Apakah arti terjamin untuk Ayah? Memiliki posisi yang penting dan kekayaan yang mumpuni bukan berarti hidupku terjamin bahagia bersamanya."
"Bagaimana kamu juga tahu jika kamu tidak mencoba mengenalnya? Kamu harus mendengarkan dan ikut Ayah. Persiapkan dirimu kita akan mendatanginya dua hari lagi."
***
Mendengar dikte ayahnya membuat Marie terpaksa menurutinya. Ayahnya memang berkata-kata dengan baik dan menyayangi mereka, tetapi terkadang terselip momen yang memiliki penyampaian kurang berkenan. Marie mengerti ayahnya seperti orang tua lain yang menginginkan hal baik untuk anaknya.
Marie mengirimkan surat dan berkata bahwa ia belum berkesempatan bertemu dengannya. Ia juga bertukar pesan dan kata-kata romantis dengan Janvier. Marie bukannya ingin berbohong padanya, tetapi tidak ingin Janvier tahu karena Marie juga tidak akan membiarkan dirinya dijodohkan oleh ayahnya.
Marie mempersiapkan dirinya sebelum mengikuti ayahnya. Turun dari kereta kuda hingga menuju aula, Marie menggandeng lengan ayahnya.
"Selamat malam, Your Grace dan My Lord. Semoga berkat Tuhan senantiasa memberkati Anda." Count Schneider dan Marie memberi salam pada Duke of Bourbon dan putranya. "Terima kasih karena telah mengundang saya dan putri saya pada makan malam kali ini. Mari saya perkenalkan putri saya pada Anda."
"Salam, Your Grace, My Lord. Perkenalkan, nama saya adalah Marie Schneider, putri sulung Count Schneider."
"Terima kasih atas salamnya. Saya juga berterima kasih karena telah bersedia datang pada makan malam kali ini. Mari kita melaksanakan makan malam terlebih dahulu. Dan setelahnya kita akan membiarkan anak-anak kita berbicara."
Seperti yang dikatakan bahwa keempatnya melakukan makan malam terlebih dahulu. Marie merasa suasana lebih menegangkan. Ayahnya berkata bahwa mereka akan bertemu bangsawan dari Bourbon, tetapi tidak menyangka bahwa bertemu dengan soerang Duke. Ia tidak mengetahui bahwa ayahnya memiliki koneksi dengan mereka.
Selepas makan malam, Nikolai berjalan dengan Marie di taman bawah sementara kedua orang tua tersebut sedang merundingkan sesuatu. Marie tidak ingin berbicara terlebih dahulu dan membiarkan Nikolai memulainya.
"Mengapa kau hadir di pertemuan kali ini?" Nikolai Janssen Rousseau, Putra Duke of Bourbon itu bertanya pada Marie.
"Ayah saya mengajak saya sehingga saya harus mendampinginya."
"Mendampingi ayahmu? Bukannya karena ayahmu ingin menjodohkanmu denganku?"
Marie merasa terkejut karena putra Duke tersebut menembak tepat sasaran. Ia sudah menduga pada awalnya dan ayahnya juga menentukan pilihan yang sulit sehingga dengan terpaksa ia menghadirinya. Akan tetapi, ia benar-benar tidak menyangka bahwa itu akan terjadi.
"Saya memiliki pertimbangan saya sendiri," tutur Marie.
"Aku tidak ingin jawaban itu. Apakah kau bersedia dijodohkan denganku?" tanya Nikolwi menuntut.
Marie terdiam sejenak memikirkan jawaban. Ia ingin menjawab jujur tapi ia takut akan menyinggung Lord Rousseau. Namun, jika ia menjawab bohong, ia takut perjodohan ini benar-benar dilaksanakan.
"Mohon maaf tapi saya tidak pantas menerima perjodohan dengan My Lord. Saya harap My Lord mendapat pasangan yang sepadan dengan My Lord. " Marie akhirnya menjawab dengan jawaban aman yang ia bisa.
Nikolai Rousseau terkekeh sinis karena jawaban Marie sesuai dengannya. "Baguslah kau sadar diri. Aku juga tidak ingin menerima perjodohan dengan perempuan yang sangat tua dan terlambat menikah tiga tahun. Pasti kamu memiliki kekurangan yang begitu buruk sehingga tidak ada yang melamarmu.
"Ah, bukankah kamu juga mengadakan perjodohan dan kencan buta? Dari sekian banyaknya lelaki bangsawan yang ada di Soverain tidak ada yang menarik minatmu? Sombong sekali. Apakah kamu pikir posisi ayahmu itu begitu tinggi sehingga kamu menolak semua lamaran yang datang padamu?"
Marie diam saja mendengar ocehan Nikolai. Ia ingin membantah karena tidak merasa seperti itu, tapi entah mengapa ia tidak berdaya menerima kata-kata Nikolai.
Ketika Marie mengira Nikolai sudah selesai berbicara, lelaki itu malah memperhatikannya dari ujung kepala hingga ujung kaki. "Jangan bilang Anda ini sebenarnya menyukai rakyat biasa sehingga tidak berakhir dengan lelaki bangsawan?"
Marie merasa jantungnya tiba-tiba seperti menumbuk dengan kencang dan wajahnya menjadi pias. Marie berusaha mengontrol air mukanya, tetapi sepertinya Nikolai menyadari perubahan emosinya.
Nikolai terkekeh sinis, "pantas saja Anda belum mendapatkan pasangan. Putri rendah memiliki selera rendahan juga ternyata."
"Yah, saya harap Anda menemukan yang 'setara' dengan Anda. Aku akan mengatakan bahwa tidak ingin berakhir denganmu dan kau harus menimpalinya."
Ketika kedua insan tersebut kembali dan menemui kedua ayah mereka, atmosfer berubah, seolah mereka menjadi akrab. Akan tetapi, ayah Marie memiliki ikatan yang kuat dengannya sehingga menyadari suasana hatinya yang berubah mendung dan tidak mengucapkan apapun.
Marie merenung dan memikirkan Nikolai. Awalnya ia merasa percaya diri dan menganggap setara dengan Janvier. Marie lambat menemukan yang terbaik, tetapi Janvier juga sama sepertinya. Mungkin itulah mengapa mereka dipertemukan dan ia bahagia karenanya. Akan tetapi, ia tidak menyukai kalimat berkonotasi negatif yang dilontarkan Nikolai.
Ia tidak masalah dengan hal negatif yang dilontarkan, tetapi jika ia mengatakan seleranya rendahan berarti Nikolai menyebut Janvier begitu buruk. Marie mulai merasa bimbang apakah ia akan membawa pengaruh negatif dalam hidup Janvier.
Ayahnya berkata bahwa hubungannya akan membawa nama Théodore kepada berita miring. Akan tetapi, ia benar-benar ingin bersama Janvier. Perasaanya begitu kuat dan semakin berakar setiap harinya. Beberapa hari tidak menjumpainya juga membuat rasa rindunya bertambah besar. Akan tetapi, ia masih ingin larut dalam pikirannya sendiri.
tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Seer's Beyond Sight
RomansaMarie Lise Schneider dapat melihat cuplikan masa lalu dan masa depan dengan menyentuh orang atau benda yang memiliki kenangan. Kemampuan tersebut membuatnya dapat melihat sikap kaum adam yang tidak sesuai dengan tipenya serta masa depannya yang sura...