Chapter 2. Appointment

20 13 5
                                    

Setelah menghabiskan makan malamnya, Marie pergi ke kamarnya dan bersantai pada kursi panjangnya. Pelayannya sudah menyajikan teh hangat beserta kukis sebagai pencuci mulut kesukaannya. Ia biasanya menghabiskan waktu untuk merenung setelah makan malam. Saat ini, Marie sedang memutar kilas balik apa yang ia lakukan bersama dengan pasangan kencan sebelumnya.

Ia mengatakan pada Ayahnya bahwa ia ingin mencari pasangan hidup. Ayahnya memberitahu kepada bangsawan tingkat atas untuk menyebarkan hal tersebut. Profil diri dan bisik-bisik tentang dirinya menyebar kepada beberapa bangsawan yang terdapat didaerah tersebut. Setelah itu, terdapat beberapa berkas pada meja ayahnya yang berisi data diri dan surat yang berisi keinginan mengenal Marie lebih dekat. Kebanyakan adalah bangsawan yang memiliki tingkatan sama atau dibawahnya yang masih berada satu negara dengan keluarga Marie.

Biasanya pihak laki-lakilah yang mengadakan perjodohan karena pihak perempuan langsung menerima calon yang menguntungkan keluarganya. Hanya saja, Marie tidak ingin seperti itu dan ia bersyukur orang tuanya merupakan sosok yang baik. Ia dibebaskan memilih dan melajang hingga pada usia yang terlalu tua pada bangsawan saat ini.

Marie dan para lelaki tersebut saling mengirim surat untuk menentukan jadwal bersua. Marie melakukan kencan buta, baik itu minum teh di kediamannya, makan di restoran atau bepergian ke taman. Memang hanya kegiatan dan obrolan biasa dan berulang, hal itu tidak menunjukkan cukup informasi dan kedekatan lawan bicaranya. Akan tetapi, hal itu sudah cukup bagi Marie yang memiliki kemampuan spesial yang dimilikinya.

Marie menatap tumpukan berkas calon pelamar yang masih berada di mejanya. Ia mengambil lalu membacanya dengan setengah hati. Ia memang memiliki tipe penampilan sendiri, tapi tidak ingin menjadi terlalu pemilih sehingga ia mencoba bertemu satu-satu dengan para calon tersebut. Namun, terlepas dari penampilan yang sesuai selera Marie atau tidak, belum ada yang membuatnya tertarik untuk mengenal lebih jauh.

Ia memilah lagi dan memutuskan untuk mencoba bertemu dengan calon pelamar lainnya. Ia menuliskan surat berisi perkenalan dan ajakan bertemu yang akan ia kirimkan besok. Bangsawan yang selanjutnya akan ditemuinya adalah anak seorang Marquess dari wilayah Sévigné. Ia pernah bertemu dengan Marquess tersebut sebelumnya tapi tidak dengan anaknya sehingga belum memiliki gambaran akan perawakannya.

Wilayah Sévigné tidak terlalu jauh dengan wilayah Auvergne. Marie mengirim surat penerimaannya pada pagi harinya dan ia menerima balasan dua hari setelahnya. Marie menerima surat balasan berwarna putih dengan stempel keluarga Schaeffer dan terdapat aroma sisa dari wewangian yang disemprotkan ke permukaan surat.

Marie dan putra Marquess of Sévigné setuju untuk pergi makan malam di Restoran Auvergnat. Putra Marquess tersebut menemuinya dua hari setelah menerima balasan surat dan mereka akan berbincang terlebih dahulu sebagai perkenalan. Marie membaca bahwa Putra Marquess tersebut mengajaknya ke restoran yang terkenal di sekitar Auvergne.

Marie menyarankan bahwa mereka dapat pergi dari rumah masing-masing langsung menuju tempat tujuan. Ia juga berpikir ini masihlah usaha pengenalan dan ia tidak ingin orang lain melihat bahwa kereta bangsawan lain terus keluar masuk ke kediamannya. Marie baru pertama kali melihat anak Marquess ini, berambut cokelat dengan mata cokelat kekuningan.

"Perkenalkan, nama saya adalah Henri Jaques Schaeffer, Putra Marquess of Sévigné. Senang bertemu dengan Anda, My Lady."

"Nama saya Marie Schneider dari Count of Auvergne, My Lord. Suatu kehormatan bertemu dengan Anda."

"Saya sudah memesan hidangan untuk hari ini, Lady. Akan tetapi, apabila ada sesuatu yang Lady inginkan, Lady bisa mengatakannya. Hidangan yang disajikan disini sangat menggugah selera dan saya tidak pernah bosan menikmatinya!"

"Wah, My Lord sangat menyukai hidangan di Auvergne ternyata? Apakah My Lord sering kemari sebagai pelanggan?"

Henri tersenyum sumringah, "Benar, Lady. Saya cukup sering kemari. Selain karena hidangannya yang memanjakan lidah, suasana dan dekorasinya juga sangat nyaman. Lady pasti melihat taman yang luas disana. Kita bisa menikmati angin yang sejuk sembari melihat tanaman disana. Terdapat perpustakaan di lantai dua ini sehingga Lady bisa membaca literatur yang menarik perhatian Lady," jelas Henri.

A Seer's Beyond SightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang