Chapter 25

232 21 10
                                    

Sebelum mulai Jangan lupa Baca basmalah

بسم الله الرحمن الرحيم

°°°

ااَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ مُحَمَّدٍ.

Jangan lupa vote and komen 💙

Happy reading📖

*****

Seperti janji keduanya yang ingin ber jalan-jalan sore ini, Aisyah dan Aira kini sudah berada di salah satu gramedia yang terletak di kota. Diperkirakan butuh waktu setengah jam untuk sampai si lokasi tersebut. Bayangkan saja berapa jam waktu yang akan mereka mereka habiskan. Mereka berdua berangkat sekitar pukul 15.00 pm lebih setelah menunaikan sholat Ashar dan mereka harus tiba di rumah pukul 17.00 pm atau paling lama sebelum azan Magrib berkumandang. Apakah bisa mereka menepati janji itu? Kalian tahu sendiri kan cewek kalo keluar gak mandang waktu? Apalagi yang mereka kunjungi adalah gramedia.

"Mbak, menurut mbak aku pilih yang mana?" tanya Aira menunjukkan dua novel berbeda di kedua tangannya. Aisyah berbalik menatap novel yang ada di tangan Aira, ia menatap bergantian kedua novel itu dan mengambil salah satunya. Aisyah membaca sinopsis yang tertera di belakang covernya. Merasa kurang suka, ia mengambil satu novel lagi yang di tangan Aira dan melakukan hal yang sama.

"Kalo mbak suka yang ini Fahriya ceritanya bagus dan banyak pelajarannya juga," ucap Aisyah menunjukkan buku yang terakhir ia baca.

Aira meraih novel yang di maksud Aisyah lalu membaca sinopsisnya seperti yang dilakukan Aisyah tadi. "Oke, aku pilih yang ini." putus Aira lalu mengembalikan novel yang satunya ke tempat semula.

"Mbak Ais ambil novel apa?"

"Mbak ambil novel Bidadari Bumi by Ustazah Halimah Alaydrus," jawab Aisyah menunjukkan novel di tangannya.

"Nanti aku boleh pinjam gak mbak?" Aisyah mengangguk.

Setelah menemukan novel yang pas di hati, keduanya pun berjalan menuju kasir untuk membayarnya.

"Mbak, masih ada waktu sedikit lagi, mau ke taman gak?" usul Aira melirik ke arah jam tangannya.

"Jauh gak ra tamannya?"

"Dekat kok mbak, nanti di sana banyak penjual kaki lima seperti cilok, batagor, papeda, cilor... banyak deh pokoknya. Aku sudah lama gak keluar jadi pengen ngerasain cilok yang selalu nangkring di sana," ujar Aira semangat membayangkan makanan kesukaannya. Aira berjalan di depan memimpin untuk menunjukkan jalan menuju taman.

Sesampainya di taman, Aira berlari mengajak Aisyah menuju tempat mamang cilok yang nangkring di pinggir jalan. Bukannya berlari Aisyah tetap mengikutinya berjalan dengan tenang.

Disisi lain seorang lelaki duduk dengan keadaan kacau. Kepalanya menunduk mencengkram rambutnya dengan frustasi. Bibirnya terus saja bergumam mengucap hal yang selalu sama, "kamu dimana dek?" Dia mengangkat kepalanya menyandarkan punggungnya di sandaran bangku taman. Pandangannya menatap lurus ke depan.

"Aisyah... " gumamnya tatkala netranya menemukan sosok yang ia cari. "Tidak-tidak," gumamnya kembali menggelengkan kepalanya, "ini pasti ilusi ... kamu dimana dek?" lirihnya. Setiap hari ia selalu melihat sosok adiknya tapi ketika ia menghampirinya ternyata salah orang, sebab itu ia tidak percaya lagi ketika menemukan sosok adiknya lagi.

"Mbak kita ke bangku yang di sana yok!" ajak Aira menunjuk salah satu bangko kosong. Seperti biasa Aisyah mengangguk saja dan mengiyakannya.

"Makasih mang," ucap Aira menerima dua bungkus cilok kesukaannya dan memberikan selembar uang berwarna merah.

Kamu Pilihanku [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang