Chapter 28

228 21 13
                                    

Sebelum mulai Jangan lupa Baca basmalah

بسم الله الرحمن الرحيم

°°°

ااَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ مُحَمَّدٍ.

Jangan lupa vote and komen 💙

Happy reading📖

*****

"Aisyah gak akan pernah pergi kemana-mana," jawab Ali tegas menatap tajam Rafka. Mendengar perkataan Rafka tadi membuat hati Ali panas dan tidak suka. Dia tidak mau Aisyah pergi meninggalkannya.

"Itu namanya lo serakah dan egois!"

"Saya tidak mencintai siapapun kecuali Aisyah. Dan Aisyah adalah istri saya, Anda tidak berhak memisahkan kami berdua begitu saja," jawab Ali datar. Ali mengakui bahwa sekarang dia mencintai Aisyah setulus hatinya. Di awal pernikahan dia memang mengakui dia menikahi Aisyah hanya untuk tanggung jawabnya, tapi seiring waktu berjalan ia menyadari sekarang dia telah jatuh cinta, cinta yang begitu dalam.

"Gue pegang perkataan lo barusan!" ucap Rafka lalu pergi begitu saja meninggalkan Ali. Ali menatap punggung Rafka yang baru saja pergi, lalu memejamkan mata dan memegang dadanya, "Saya berjanji hanya ada Aisyah di hati ini, terlepas itu semua saya tidak peduli. Aisyah adalah satu-satunya istri saya." Ali memantapkan hatinya lalu pergi meninggalkan halaman belakang.

"Loh, kok abang yang duluan datang, kak Al mana?" tanya Aisyah begitu Rafka kembali duduk di tempatnya tadi.

"Nanti juga datang, tadi lumayan antri toiletnya," Jawab Rafka berbohong. Dan benar saja tidak lama setelah itu Ali datang dan kembali duduk di sampingnya. Aisyah menatap kedua lelaki yang ada di dekatnya dengan tatapan bingung.

•••••

Tibalah hari ini, hari yang mereka persiapan dari kemarin-kemarin. Hari dimana Aisyah dan Ali memperkenalkan pernikahan mereka di seluruh santri di pesantren. keduanya tampil dengan cantik dan tampan, pasangan yang serasi dengan pakaian putih dengan bunga yang di pegang Aisyah. Acaranya dilakukan seperti yang di katakan Abi Ibrahim, sederhana dan hanya mengundang para santri dan alumni santri.

 Acaranya dilakukan seperti yang di katakan Abi Ibrahim, sederhana dan hanya mengundang para santri dan alumni santri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"MasyaAllah ning, cantik sekali," puji santriwati yang berdatangan.

"MasyaAllah. Makasih mbak," jawab Aisyah ikut tersenyum. Yang untuk santri lelaki hanya menundukkan kepalanya melewati Aisyah, setelah tiba di depan Ali baru mereka memberi salam dan kata selamat.

Tiba di giliran ketiga sahabatnya, Mita menatap terharu Aisyah yanga ada di depannya. Padahal ini bukanlah acara akad nya, tapi hal itu membuat Mita merasa ini adalah acara pernikahan Aisyah sahabatnya. Mita memeluk Aisyah erat dan mengeluarkan air matanya. "MasyaAllah Aisyah kamu cantik sekali. Semoga keluarga kalian sakinah mawaddah warahmah." ucap Mita menghapus air mata Aisyah yang ikut menetes. Ini sudah seperti acara perpisahan saja. Setelah mengucapkan selamat Mita berlanjut mengucapkan pada gus Ali dengan kepala menunduk.

"MasyaAllah syah, kamu cantik banget. Kami bertiga kangen bangat loh sama kamu yang gak pernah datang ke asrama lagi." ucap Nisa dengan mata yang sudah berkaca-kaca. Salsa mengangguk membenarkan, mereka rindu dengan kebersamaan mereka di asrama, tapi Aisyah sudah lama tidak berkunjung menemui mereka."

"InsyaAllah nanti aku datang ke sana, sekalian Aira juga katanya mau ikut nginap bareng." jawab Aisyah tersenyum menahan air matanya. Karena terlalu sering bersedih, ia jadi bisa mengendalikan diri untuk tidak terlihat menyedihkan meneteskan air mata.

"Kita tunggu kalian berdua di sana." ucap Nisa lalu berjalan keluar mengingat di belakang antri untuk memberi selamat. Aisyah mengangguk dan menunjukkan kedua jempolnya.

Setelah semua para santri selesai memberi selamat, kini tiba di giliran teman-teman Ali yaitu Rehan dan juga yang lainnya. Untuk Rafka, tadi setelah ia memberi selamat pada adek kecilnya, ia pergi memasuki rumah tatkala air matanya tidak bisa di ajak kompromi. Dia menangis, tangisan bahagia melihat adek nya yang tersenyum bahagia di depan sana.

Andra dan yang lainnya lebih dulu memberi selamat kepada gus Ali karena Rehan ada urusan di luar. Dia berjanji akak datang sebelum acara selesai.

"Wihh cantik banget istrinya gus Ali." celetuk Roni, salah satu teman Andra.

"Shtt diam, pawangnya ngelihatin lo dari tadi." ujar yang satunya lagi meminta Roni diam melihat gus Ali yang menatap tajam ke arah mereka. Roni menoleh menatap gus Ali yang ternyata menatap tajam dirinya, tidak bisa berbuat apa Roni menunjukkan deretan giginya dan mengucapkan kata maaf, lalu pergi begitu saja.

Hari mulai menjelang sore dan para santri pun sudah diperbolehkan untuk pulang ke asramanya masing-masing. Begitu juga dengan ketiga sahabatnya yang sudah pulang setelah lama berbincang-bincang. Aisyah meminta izin ke suaminya untuk pergi sebentar mengantar ketiga sahabatnya sampai perbatasan asrama.

Setelah kepergian Aisyah, disitulah Rehan tiba dan segera menghampiri gus Ali yang sedang berdiri bersama teman-temannya. Ali memberi selamat dan membawa bingkisan memberikannya pada gus Ali.

"Istrinya mana gus?" tanya Rehan tidak melihat keberadaan istri gus Ali.

"Istrinya geulis pisan bang," celetuk Tio yang berkaca mata bulat.

"Sudah di bilang jangan bicarakan ning Aisyah, nanti gus Ali marah loh." ujar Tomi mengingatkan, ia masih ingat tatapan tajam Ali tadi.

"Itu dia." tunjuk Ali dengan dagunya. Aisyah yang baru saja tiba berhenti melihat seseorang yang dulu pernah hampir melecehkannya. Trauma nya yang sempat hilang kembali setelah melihat lelaki itu lagi. Aisyah berjalan mundur dengan tatapan masih terus menatap lelaki itu yang dimana lelaki itu juga menatap Aisyah dalam.

Aisyah terus berjalan mundur tanpa menghiraukan sekitarnya lagi, tiba-tiba pandangannya memburam membuatnya ambruk begitu saja, untung Ali dengan cepat berlari menangkap Aisyah sebelum terjatuh. Bertepatan dengan teriakan Ali, Rafka muncul dan mendekat, hatinya memanas melihat lelaki itu muncul lagi. Rehan, ya dia orangnya. Rehan adalah orang yang membuat Aisyah trauma dan Rafka lah orang yang dulu pernah menghajar Rehan sampai masuk Rumah Sakit.

Melihat Aisyah yang sudah di bawa Ali, Rafka menatap Rehan dengan penuh permusuhan, ia menghajar Rehan tanpa penuh ampun menyalurkan emosinya, sehingga teman-teman Rehan tidak bisa menghentikannya. Setelah puas menghajar lelaki itu, Rafka menatap tajam Rehan yang sudah terkulai lemas, "Jangan pernah tunjukkin muko lo lagi dan jangan pernah temuin adek gue." ucapnya tegas lalu pergi begitu saja menyusul Aisyah. Keadaan adeknya lebih penting saat ini.

"Gue gak tau ternyata cewek yang hampir gue lecehkan waktu itu adalah istri gus Ali, orang yang selalu ngasih gue semangat untuk mencarinya dan bertanggung jawab." gumam Rehan di tengah kesadarannya, ia tertawa melihat nasib nya sendiri sebelum akhirnya ia tidak sadarkan diri. Andra dan teman-temannya segera membawa Rehan menuju Rumah Sakit, masalah gus Ali nanti mereka akan meminta maaf. Andra sendiri tidak tahu apa masalah mereka sebenarnya.

"Aisyah... Aisyah!" panggil Rafka memasuki rumah tanpa memberi salam. Semua orang menatapnya dan memberi jalan untuk menemui Aisyah yang terbaring lemah.

 Semua orang menatapnya dan memberi jalan untuk menemui Aisyah yang terbaring lemah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alhamdulillah part baru lagi!
Next?

Kamu Pilihanku [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang