Chapter 12

298 34 11
                                    

Sebelum mulai Jangan lupa Baca basmalah

بسم الله الرحمن الرحيم

°°°

ااَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ مُحَمَّدٍ.

Jangan lupa vote and komen 💙

Happy reading📖

Setiap pertemuan tiba-tiba itu akan selalu memiliki akhir yang lebih indah

-Ali Azhar Al Ghifari-

*****


Mendapat pandangan seperti itu Membuatnya mati kutu." Iya, nanti aku bakalan tinggal di sini sama kalian. Apa kalian mau terima aku disini dan jadi teman aku?" tanya Aisyah menatap kedua sahabat itu.

"Tentu dong, mana mungkin aku nolak teman seorang Ning." jawabnya bangga.

"Hutss gak boleh gitu Mita, jawaban kamu itu salah menerima teman itu bukan dari status tapi dari hati terdalam," koreksi Nisa cepat sebelum mendapat tanggapan lain.

"Hehe ... iya itu maksud aku, maaf Ning karna saking semangatnya itu," ucapnya dibarengi cengiran khasnya.

Hatinya tersentuh mendapat jawaban seperti itu karna selama ini ia memang tidak memiliki teman dengan pandangan seperti mereka, pandangan teduh dan semangat yang begitu membuatnya merasa diterima dengan mudah. "Aku gak boleh sedih aku harus kuat, ayo Ais kau harus kuat." gumamnya membatin.

"Karna sekarang kita teman kalian jangan panggil aku Ning, gak enak dengar nya kan aku juga sama seperti kalian. Panggil aja Aisyah itu lebih bagus."

"Oke kita panggil Ning dengan Aisyah," ucap mereka bersamaan. Mulai lah mereka berbincang-bincang dari hal yang berfaedah sampai non berfaedah.

"Oh iya, tadi aku lihat ada novel. Memang disini boleh bawa novel?" tanya Aisyah setelah beberapa saat. Belum selesai ia bicara Mita dengan cepat menutup mulut Aisyah dan melihat-lihat sekitar, "Aduh Ning maaf, sebenarnya emang gak boleh tapi kita simpannya di tempat yang aman jadi aku minta tolong yah jangan laporin ke Gus Ali kalo disini ada novel." mohon nya.

"Apa pernah ketahuan?"

"Sering malah, tapi emang ni anak gak pernah jera," jawab Nisa.

"Tenang aku gak bakalan bilang ke kak Al kok, lagian aku juga suka baca novel nanti boleh minjam?" balas Aisyah dengan senyuman manis.

•••••

"Shadaqallahul-adzim ..." Selepas mengakhiri tilawahnya dan mengembalikan semua ke tempat semula, Ali menghampiri sang istri yang sedang termenung sedari tadi. Entah apa yang istrinya pikirkan. Dengan perlahan ia ikut duduk di tempat Aisyah duduki dan itu pun tak berpengaruh tidak membuat Aisyah sadar dari keterlamunan nya. Ali berdehem untuk memulai itu juga tidak berpengaruh, akhirnya Ali pun menambah volumenya  mudah-mudahan sang istri mengetahui kehadirannya.

"ASTAGHFIRULLAH!" kejut Aisyah," kakak ih bikin kaget aja. Kenapa?" tanya Aisyah bingung ditatap seperti itu.

"Kamu yang kenapa, kenapa dari tadi melamun?"

Aisyah bangkit mensejajarkan dirinya untuk menghadap ke arah sang suami. Ali pun ikut bergeser dan menghadap ke arah Aisyah menunggu nya untuk berbicara, "Hm ... kak apa boleh aku tinggal di asrama sama yang lain?"

Kamu Pilihanku [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang