Chappter 9

25 7 0
                                    

Seminggu setelah Airin dipromosikan, perusahaan berhasil mendapat projek Queen group. Phase kerja dituntut cepat. Selain karena besarnya projek, mereka harus beriringan dengan projek yang kini tengah berjalan. Pekerjaan Airin kian menumpuk, ia juga harus cepat beradaptasi dengan jabatan barunya. Sementara itu Bian selalu mengingatkan  agar jangan terlalu kerjanya di forsir. Bahkan pagi tadi Bian sengaja menyempatkan membuat bekal sebelum pergi mempersiapkan event musik.

Waktu makan siang tiba. Beberapa karyawan biasa makan diluar, di warung tenda pinggir jalan atau ruko makan. Sisanya mereka yang didalam ruang kantor berkumpul makan bersama dengan bekal bawaan mereka.

"Masak sendiri ci?" Begitu Airin membuka kotak bekalnya, Joy teman baiknya di kantor. Jarang-jarang mendapati Airin membawa bekal.

Airin tersenyum malu, ah bangga mungkin. Mana ada laki-laki semanis Bian, begitu perhatian. "Ah, suami aku yang buat."

Jawaban Airin membuat rekan kerjanya iri terutama perempuan. "Laki gue sehari menu makannya harus beda-beda. Pusing! mana gue juga kerja dikira rumah makan." Gerutu salah seorang dari mereka.

Mereka tergelak tawa mendengar itu. Sementara Airin hanya tersenyum, ia bersyukur. Tidak terbanyang bagaimana merepotkannya kalau Bian tantrum tidak mau makan hanya karena menu makannya sama dengan makan siang.

"Yoel! sini gabung sama cewe-cewe." ajak Joy menyadari Yoel tidak ikut makan diluar bersama yang lain seperti biasa.

Mereka menggeser kursi memberi ruang untuk Yoel duduk. "Gabung ya gaes."

"Tumben bawa bekel. Dibekelin cewe lo?"

"Nyokap. Gue masih single, boleh kali dikenalin ketemen-temen kalian." Gurau Yoel.

"Siapa yang mau ngenalin buaya darat." tukas salah seorang dari mereka yang membuat gelak tawa.

"Eh, denger-denger co PM (project manager) Queen group temen kamu ya Yoel? temen ci Airin juga."

Sebelum menjawab sekilas Yoel melirik Airin yang tengah menatapannya serius. Keceplosan menjawab mantan dari suaminya Airin tamat sudah riwayatnya, bisa digantung! "Teman waktu kuliah."

"Kok bisa kenal? kalian bukannya enggak seangkatan?" Tanya Joy penasaran.

"Dulu Airin assiten dosen, wajar banyak yang kenal. Anak hits." lagi-lagi Yoel bergura pantas cocok berteman dengan Bian, setipe. Awas sampai ada yang percaya dengan perkataan Yoel.

Kesekian kalinya Airin mengusap keringat dari pelipisnya, pendingin udara seolah tidak lagi berfungsi. Walaupun kepedasan Airin tetap berusaha menyantap habis bekal makannya. Benar-benar Bian seperti ingin membunuhnya! Siang ini Airin terpaksa skip ngopi demi keselamatan lambungnya. Rutininas waktu istirahat, selesai makan biasanya mereka tidak langsung bubar meninggalkan meja. Dibuka sesi pergosipan atau cerita random. Airin kandang ikut nimbrung sebentar sekedar penasaran dengan pembahasan rekan kerjanya.

"Eh eh tahu ngga?" Pembuka topik pergibahan.

"Apa?

"Di project sebelah ada yang ke gap selingkuh!"

"Kok bisa ketahuan?" Tanya Joy penasaran, begitu antusias.

"Waktu user requirement kita kebetulan on site. Ada user, ibu muda gitu share screen ke projector. Ada sesi tanya jawab lanjut tim kita diskusi sebentar. Mungkin sambil nunggu si ibu buka whatsapp sebentar tapi lupa kalau lagi share screen. Kita ngga sengaja lihat chatnya yang terpampang jelas-"

"Terus? Terus? "

"Di whatsapp ada dua 'ayang'!"

"Positif thinking, siapa tahu lakinya punya dua nomor."

Elegi biru | BaekReneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang