SEPULUH

18.3K 217 59
                                    

Suasana ruang makan besar ini benar-benar terhening tidak ada yang mengeluarkan suara sama sekali, dimana tatapan Soraya melihat kearah menantunya sembari menahan air matanya apa wanita itu sedang bertengkar dengan Darren, bahkan dilihat-lihat Darren hanya menikmati makan pagi ini tanpa memperhatikan Dania yang saat ini terlihat sedang menahan tangisannya, Soraya ingin mengeluarkan suaranya tapi kayanya suasana hening tidak mungkin ia keluarkan kecuali dirinya menunggu suaminya yang akan tiba sebentar lagi untuk bertemu dengan Dania dan Darren.

"Selamat pagi semuanya..."seketika mata mereka semua tertuju pada seseorang lelaki yang berdiri disamping Dania

Lelaki yang sudah dijadikan anak buah yang terbaik Darren, iya benar dia bernama Antoni yang sudah berkerja berapa tahun bersama Darren dan rasa kepercayaan dan yakinnya Darren untuknya dan Darren sudah menjadikan lelaki itu anak buah yang berguna, setiap masalah dia yang akan menyelesaikan ini, seperti saat ini Darren sudah mengetahui apa yang Dania lakukan, wanita itu mencurigai dirinya berhubungan dengan wanita lain, saat malam tadi dia menerima telfon dari Aura tentunya sikap dirinya sama sekali tidak terkejut tapi hanya dirinya memikirkan perasaan istri keduanya itu yang belum siap untuk memberitahu yang kebenarannya

"Maaf atas mengganggu makan pagi kalian semua, tapi disini saya berterimakasih kepada tuan Darren, karena ponsel saya yang hilang kemarin sudah di belikan oleh tuan Darren, dan saya juga minta maaf jika kekasih saya masih menelfon tuan Darren, mungkin kekasih saya mengira ponsel itu milik saya.."

Seketika mata Dania ataupun Soraya menatapnya, sedikit Dania terkejut mendengarnya dan malam tadi apa itu kekasih Antoni yang menelepon suaminya, dan wanita itu berfikir jika Darren adalah Antoni? Dania masih menatap suaminya yang terlihat menaiki alisnya lalu tidak lama Darren tersenyum kepada anak buahnya itu

"Tidak masalah, saya pun tidak tau jika kekasih kamu masih menelfon saya"kata Darren

Antoni tersenyum manis pada bos nya dan tidak lama matanya beralih menatap Dania

"Maaf, semalam mungkin nyonya yang mengangkat telfon nya bukan?"tanya Antoni

"Iya, dia kekasih kamu?"tanya Dania

Antoni tersenyum manis, ia mencoba meraih ponsel barunya dari saku celananya dan tidak lama nelepon seseorang hingga Antoni sengaja mengencangkan suara dari ponselnya itu, tidak selang berapa lama telfon itu terangkat

"Kenapa honey, kamu masih membahas semalam, iya aku minta maaf kesalahan aku, aku malah menelfon bos kamu itu, tapi sayangnya malam tadi bos kamu hanya diam, jika dia berbicara mungkin saja aku akan meminta maaf, karena aku menganggu nya malam hari..."

Dari balik telfon itu membuat Dania sedikit menaiki alisnya, memang benar suara itu sangat mirip dengan malam tadi, tapi kenapa malam tadi lebih jelas dia mendengar itu suara Aura, tapi suara ini memang sama dan tidak mirip dengan Aura, apa dirinya sudah memikirkan hal yang sudah kelewatan, dirinya tau Darren tidak mungkin melakukan itu bukan?

Ponsel itu dimatikan begitu saja dan Antoni menatap Dania yang saat ini hanya diam dan memperhatikan wajah suaminya

"Aku minta maaf..."maaf Dania pada Darren

Darren tersenyum menyentuh dua tangan istrinya lalu tidak lama dirinya mengelus wajah Dania, katakan saja dirinya ini brengsek tapi cinta itu masih ada pada Dania walaupun tidak sepenuhnya dirinya mencintai Aura.

"Lain kali aku butuh penjelasan kamu dari pada diaman kamu, aku takut kita jadi berantem hanya karena hal salah paham ini..."Kata Darren yang memeluk istrinya itu

Soraya hanya diam dan memperhatikan anaknya itu, kenapa Darren sangat berbeda baginya, Darren tidak seperti awal yang selalu terlihat romantis didepan dirinya tapi hari ini dimana Dania memperhatikan sikap putranya itu pada anaknya, apa benar Darren benar-benar sedang menyembunyikan sesuatu? Soraya menggelengkan kepalanya sembari mencoba untuk tidak berfikir hal yang buruk tentang putranya itu

OM DARREN (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang