HAPPY READING
"ARRRGHHHHHHH...KENAPA INI TERJADI...SEHARUSNYA YANG NIKAH SAMA DION ITU GW BUKAN JALANG MURAHAN ITU" Teriak Arin yang kini sudah berada di rumahnya.
PRANKK...
Arin mengibas kasar benda hias yang ada di meja kamar nya sehingga barang² tersebut pecah.
Niatnya sih tadi dia mau tinggal di mansion Kusuma tapi karna sebuah berita tadi dia pulang dengan emosi.
"ARIN...KAMU KENAPA NAK SEMUA BAIK-BAIK SAJA HAH?" Ucap mamih Arin di luar kamarnya.
"PERGILAH MAMIH ARIN SEDANG TIDAK MAU DIGANGGU" Teriaknya pada sang mamih.
"Hah ada apa dengan anak ini pulang-pulang jadi begini bukannya tadi dia bilang akan menemui dion" akhirnya mamih Arin pun meninggalkan kamar anaknya.
Dia akan membiarkan anaknya tenang dulu lalu dia akan perlahan bertanya apa yang sebenernya terjadi.
📍 Mansion Kusuma 📍
"Dion sepertinya Arin tidak menyukai ku" ucap asya pada Dion kini mereka sedang di kamar.
Tadi saat arin tau bahwa dion sudah menikah Arin dengan cepat membawa kopernya dan keluar dari mansion tanpa mengatakan sepatah katapun dan terlihat Arin menangis saat berlari keluar.
Bahkan Naran dan Hana pun ikut bingung kenapa arin seperti itu, ah mereka sepertinya memang benar² lupa dengan Arin yang menyukai Dion dan ucapan perjodohan mereka dulu.
"Tidak sayang dia hanya marah padaku mungkin karna aku tidak memberitahunya sejak awal tentang pernikahan kita" Jawab Dion.
"Tapi dari cara dia memelukmu sepertinya dia menyukaimu Dion" Asya ini memang orang nya peka jadi cukup lihat gerak gerik dan tatapan mata saja asya sudah tau bahwa orang itu menyukai Dion.
"Mana mungkin kami hanya teman masa kecil, sudahlah aku hanya mencintaimu, yang lain hanya ku anggap sebagai teman tak lebih hmm" Dion membawa asya kedalam pelukan hangatnya.
"Tapi Dion aku yakin bahwa Arin memiliki perasaan itu padamu makanya dia bersikap seperti itu saat tau bahwa kamu sudah menikah" kekeh asya.
"Aku tidak perduli mau dia memiliki perasaan apapun padaku yang jelas aku hanya mencintaimu sayang bukan dia"
"Terimakasih... tetaplah bersamaku Dion jangan berpaling ku mohon" asya semakin mengeratkan pelukannya.
"Tidak...aku tidak akan pernah melakukan hal bodoh dengan berpaling kelain hati" dion tak henti-hentinya menciumi pucuk kepala asya.
Malam pun tiba dan sekarang mereka tengah makan malam dengan nikmat.
Tingdong...
Tingdong...
Tingdong...
"Siapa yang bertamu malam-malam begini" Ucap Hana.
Hana yang hendak berdiri pun dihentikan oleh asya.
"Biar asya aja bunda"
Asya pun berjalan menuju pintu utama dan membuka siapa yang bertamu.
Terlihat dua pasangan yang terlihat seumuran dengan Naran dan juga Hana dan asya mempersilahkan mereka masuk.
"Hana sama Naran nya ada?"
"Kalian mencari Bunda Hana Dan Ayah Naran?" Tanya asya.
Sepasang suami istri itu saling bertatapan karna lelaki ini memanggil sahabat mereka dengan sebutan ayah dan bunda.
Padahal mereka tahu jelas bahwa Naran hanya memiliki anak satu-satunya yaitu Dion.
Lantas dia siapa?
"Iya kami sahabat sekaligus rekan bisnis mereka"
"Oh baik mohon tunggu sebentar"
Asya pun berjalan menuju dapur...
"Ayah, Bunda mereka ingin bertemu dengan kalian"
"Siapa?" Tanya Dion.
"Aku gak kenal mereka sebaiknya bunda sama ayah kedepan biar asya yang bikin minum dan cemilan untuk mereka"
"Baik terimakasih sayang"
Naran dan Hana pun berjalan menuju ruang tamu dan disana sudah ada orang yang tadi asya bilang.
"Naran...apa kabar" ucap lelaki yang seumuran dengan Naran.
"Ah kalian aku kira siapa, saya baik Jodi..kalian apa kabar"
"Kami baik Naran..." Ucap lelaki yang bernama Jodi itu.
"Jeng makin cantik aja nih setelah tinggal di eropa" ucap Hana.
"Ah jeng Hana bisa aja, kamu juga awet muda banget" Jawab Tina.
"Loh Arin tidak ikut jeng" tanya Hana.
"Enggak jeng, eh apa dia tadi kesini?"
"Iya tadi dia kesini jeng"
"Oh iya...emmm maaf jeng apa tadi terjadi sesuatu disini soalnya arin pulang-pulang langsung ngurung diri di kamar dan dia terlihat uring-uringan" Tanya Tina dengan sedikit berbisik.
"Ah itu jeng anu..."
Hana menceritakan semuanya kepada Tina dan juga Jodi.
"Maaf kan sikap anak kami jeng Hana" ucap Tina.
"Ah tidak apa-apa jeng saya mengerti dia pasti kaget dengan kabar ini"
"Dan kami juga minta maaf karna melupakan ucapan kita dulu Jodi" ucap Naran.
"Tidak apa-apa Naran, kami mengerti lupakan itu sudah masalalu dan apakah kau tidak ada niatan mengenalkan menantumu pada kami?"
"Tentu saja kami ingin sekali mengenalkannya pada kalian, sebentar"
Hana pergi ke ruang makan dan memanggil Dion dan asya supaya bergabung di ruang tamu.
"Om...Tante apa kabar?" Sapa Dion saat sudah tiba disana.
"Kami baik...wahhh Naran anak mu tumbuh menjadi anak yang tampan dan seksi" goda Jodi.
"Haha...om bisa aja"
"Jodi kenalkan ini Arrasya Pura Kusuma menantu kami" Ucap Naran.
"Om...Tante...salam kenal saya asya"
"Kamu yang tadi bukain pintu kan?"
"Ah iya Tante..."
"Ya ampun Dion kamu memang pandai mencari seorang istri dia sangat cantik dan baik" puji Tina.
"Jangan lupa Tina dia juga sebentar lagi akan menjadi seorang ayah" Ucap Hana.
"Hah benarkah Hana...wahhh selamat untuk kalian kami itu berbahagia"
"Berapa usia kandungan mu nak?" tanya Jodi.
"1 bulan lebih om" jawab asya.
"Ah masih sangat muda sekali, semoga ibu dan janinnya sehat selalu ya" Ucap Tina.
"Iya Tante makasih"
Merekapun berbincang sampai hampir larut malam dan akhirnya Jodi dan Tina pamit pulang.
Kini di dalam kamar sudah ada Naran dan juga Hana yang sedang duduk di sofa.
"Ayah apa Arin akan menerima pernikahan Dion dan asya, kita tau bukan bahwa Arin adalah anak yang keras kepala" ucap Hana khawatir.
"Iya bun ayah juga menghawatirkan sesuatu terjadi setelah Arin tau pernikahan Dion"
"Arin sangat mencintai Dion dan bunda takut karna rasa cinta itu membuat Arin nekat melakukan sesuatu hal yang mencelakai menantu dan cucu kita yah"
"Jangan khawatir bun, ayah akan membicarakan hal ini dengan Jodi nanti"
"Hah baiklah ayah semoga anak-anak kita selalu bahagia dan di jauhkan dari masalah dan malapetaka"
Naran memeluk Hana dan berusaha menenangkan istrinya.
Malam pun semakin larut kini kediaman Kusuma sudah sangat sepi yang artinya mereka sudah tertidur pulas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suami Muda||END✓
Teen Fiction"Gw tanya di jawab dong" "Saya gak kenal sama kamu ngapain harus jawab pertanyaan kamu" "Ya seenggaknya jawab lah kan orang mah baik udah nolongin Lo" "Lagian saya gak minta tolong sama kamu, saya sudah cape hidup dan kamu malah narik saya dari situ...