HAPPY READING
Keesokan harinya jam 14.00 lebih tepatnya di kediaman Kusuma.
"DIONN...BUNDA...KALIAN DIMANA" Teriak seorang wanita cantik yang berpakaian kurang bahan dari arah pintu utama.
"Nona anda ada di sini" Ucap bi Sani yang menghampiri wanita itu.
"Iya bi orang rumah mana ya ko sepi"
"Oh tuan dan nyonya besar sedang ada acara pertemuan bisnis sedangkan tuan muda Dion dia sekolah"
"Siapa bi?" Ucap asya yang berjalan dari arah tangga menghampiri mereka.
"Loh dia siapa bi?" Tanya wanita itu.
"Ah anu ini nyonya muda dia nona arin dan nona arin dia nyonya asya"
Ya dia adalah Karina Dila Ernesta sahabat kecil Dion dan ya harusnya Arin bersekolah ditempat yang sama dengan Dion namun saat masih duduk di bangku smp Arin harus pindah negara karena ayahnya yang akan membuka bisnis di negara itu.
Jadi mau tak mau arin harus berpisah dengan Dion dan ya sampai akhirnya ayahnya kembali kesini dan Arin akan dipindahkan ke sekolah yang sama dengan Dion.
Arin sudah memendam perasaan cinta pada Dion sudah sangat lama sekali, dulu mereka sangat dekat sekali sampai orang tua mereka berniat akan menjodohkan mereka suatu saat nanti.
Tapi sepertinya orangtua Dion seakan lupa pada ucapan antara kedua belah pihak keluarga dulu.
Saat sudah tiba di bandara Arin sangat bersemangat karna sebentar lagi dia akan bertemu bersama crush masa kecilnya dulu.
Dan saat arin sampai di depan mansion yang masih sama seperti dulu ia menghela nafas lega dan menghirup udara dengan antusias.
Arin masuk yang kebetulan pintu utama memang sedang terbuka dan ia berteriak memanggil nama yang selama ini ia rindukan.
Namun saat disana ia di kagetkan dengan kehadiran seseorang yang tak pernah ia kenali.
Ia berpikir siapa lelaki yang datang dari arah tangga mansion lantai dua milik sahabat kecilnya ini.
Bahkan Arin tau semua anggota keluarga Dion tapi tidak pernah dia melihat lelaki itu dulu jadi sudah di pastikan bahwa dia adalah orang asing bukan bagian keluarga Dion.
Atau mungkin dia adalah pelayan? Pikir arin.
"Hallo...saya asya salam kenal..." sapa asya dengan senyum manisnya.
"Lo siapanya Dion?" Bukannya menyapa balik arin malah bertanya dengan nada ketus pada asya.
"Saya is-..." Belum selesai asya mengucapkan kalimat nya arin sudah memotong nya.
"Ah udahlah gw cape tolong bawain koper² gw ya" ucap Arin memerintah asya.
"Biar saya aja nona" Jawab bi Sani.
"Enggak bi biar dia aja yang bawain Lo pelayan disini kan" ucap Arin dengan entengnya.
"A-anu nona dia-" jawab bi Sani yang kembali di potong oleh arin.
"Apa sih bi udah deh bawain jus buat gw buruan haus nih" ucap Arin dan tangan asya memegang tangan bi Sani seolah mengisyaratkan bahwa ia tidak apa-apa.
Bi Sani pun mengangguk dan segera berjalan menuju dapur sedangkan asya ia segera membawa koper Arin yang terletak di luar.
Arin sedang duduk di sofa sambil melihat-lihat sekeliling ternyata semuanya masih sama belum berubah itu pikiran arin.
"Maaf Arin ini kopernya di taruh dimana ya?" Tanya Asya saat sudah tiba di dalam.
"Apa Lo bilang...siapa yang ngasih Lo izin buat manggil nama gw hah...panggil gw nona gk sopan banget sih jadi pelayan" Protes Arin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suami Muda||END✓
Teen Fiction"Gw tanya di jawab dong" "Saya gak kenal sama kamu ngapain harus jawab pertanyaan kamu" "Ya seenggaknya jawab lah kan orang mah baik udah nolongin Lo" "Lagian saya gak minta tolong sama kamu, saya sudah cape hidup dan kamu malah narik saya dari situ...