#24

3.7K 216 1
                                    

HAPPY READING


Masih di tempat yang sama dan dengan orang yang sama, asya masih mau menikmati suasana taman dan melihat langit yang berwarna jingga, ya karna hari sudah sore.

Suasana taman juga sudah mulai sepi tapi asya masih betah di sana dan Dion dengan setia menemani sang istri.

"Sayang sudah sore apa mau pulang sekarang?" Tanya Dion.

"Emmm... sebaiknya pulang sekarang nanti bunda khawatir"

"Ayo..." Dion mengulurkan tangannya untuk membantu asya bangun dari duduknya.

Posisi mereka nongki tadi lumayan jauh dari area parkiran.

Saat di tengah-tengah asya mendengarkan suara tangisan seseorang.

"Di-dion apa kau mendengar nya?" Tanya asya sambil menghentikan jalan nya.

"Ya aku mendengar suara anak kecil menangis"

Mereka mendengar suara anak kecil nangis entah dimana, asya dan Dion mencari dari mana asal sumber suara itu dan saat suaranya semakin dekat Dion sedikit berlari.

Ternyata memang benar ada seorang anak kecil yang sedang menangis di belakang pohon, memang taman itu terdapat banyak sekali pepohonan.

"Sayang disini..." Ucap Dion.

"Ya ampun siapa yang meninggalkan anak sekecil ini di taman".

Asya langsung Jongkok dan mengelus surai anak kecil itu, kalau dilihat usianya sekitar 1 tahun memang masih sangat kecil dan dia perempuan dilihat dari pakaian dan wajah cantiknya serta kunciran yang mengikat rambut lurusnya.

"Huwaaa...mama...hiks...mama...hiks..."

Anak kecil itu merentangkan tangannya seolah ingin di gendong asya, dan asya segera menggendongnya.

"Mama...hiks...nen..mama...hiks"

"Sutttt...sayang...sudah jangan menangis ya"

Asya sedang berusaha menenangkan anak kecil itu dan menyelimutinya dengan dekapan hangat asya pasalnya tubuh anak itu sangat dingin seperti dia sudah lama berada disana.

Dion clingak clinguk melihat sekeliling apakah ada seseorang atau petunjuk apapun itu tentang anak kecil ini namun tak ada.

"Dion sebaiknya kita bawa ke mansion dulu, besok baru lapor polisi supaya mencari tahu siapa orangtua anak ini"

"Iya ayo...hari semakin dingin, lihat Dede nya juga haus dan lapar".

Asya dan Dion bergegas menuju mobil tadinya biar Dion aja yang gendong anak kecil itu tapi dianya gak mau alhasil asya lah yang menggendongnya.

"Dion sebaiknya kita mampir beli pakaian dan susu formula dulu, lihat bajunya kotor dan sedikit basah"

"Baiklah sayang..."

Anak itu terlihat nyaman berada di dekapan asya, dia sudah berhenti menangis meskipun masih terisak, dia sedang memainkan jari jemari nya sambil sesekali memasukkannya kedalam mulut.

"Jangan sayang itu kotor..." Asya dengan sigap menarik tangan anak kecil itu dari mulutnya.

"Kau lapar hmm...sebentar ya nanti kita beli susu untukmu oke...untuk sementara makan ini dulu..."

Asya memberikan biskuit pada balita itu dan balita itu menerimanya dengan senang hati.

Dion sangat senang dan bahagia melihat pemandangan di sampingnya dimana asya begitu hangat pada balita itu, dia jadi makin gak sabar buat menantikan kehadiran bayi kecil di dalam perut asya.

Jika nanti orangtua nya tidak ketemu atau orangtuanya tidak menginginkan balita itu maka sudah Dion putuskan untuk mengadopsinya karna balita tersebut juga terlihat nyaman bersama asya begitu juga dengan asya.

"Mama..nen...mama..." Ucap balita tersebut dengan lirih dan mata yang berkaca-kaca.

"Suttt iya iya sebentar lagi kita beli nen ya buat kamu"

Asya mengelus-elus surai balita tersebut supaya tak menangis dan tenang.

Setibanya di minimarket Dion memarkir mobilnya dulu lalu biar dia saja yang beli.

"Tunggu disini biar aku aja yang beli, diluar dingin"

"Iya, dan jangan lupa pakaian serta keperluan lainnya"

Dion mengangguk kebetulan di sebelah supermarket itu ada toko baju, semoga aja ada baju untuk ukuran balita 2 tahunan.

Oh iya soal keperluan si bayi udah asya catat jadi Dion tinggal nanya-nanya aja sama kasir atau pelayan di sana.

Asya tak henti-hentinya menciumi balita tersebut dan mengelus surainya yang lembut.

"Orangtua jahat mana yang tega meninggalkan mu di taman sendirian sayang" ucap asya dan mendekap balita tersebut.




Suami Muda||END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang